ASKEP DISLOKASI PANGGUL KONGENITAL
1. Definisi
Dislokasi panggul kongenital adalah deformitas ortopedik yang didapat segera sebelum atau pada saat kelahiran. Kondisi ini bervariasi dari pergeseran minimal ke lateral sampai dislokasi komplet dari kaput femoris keluar asetabulum.
Ada tiga pola yang terlihat : (1) subluxation, kaput femoris berada di asetabulum dan dapat mengalami dislokasi parsial saat pemeriksaan; (2) dislocatable, pinggul dapat dislokasi seluruhnya dengan manipulasi tetapi berada pada lokasi normal pada saat bayi istirahat ; (3) dislocated, pinggul berada dalam posisi dislokasi (paling parah)
2. Etiologi
Etiologinya tak diketahui, faktor penyebab yang diduga berupa tekanan intrauterine abnormal terhadap ekstremitas, presentasi bokong dan laksitas ligamentosa
3. Insiden
Dislokasi panggul congenital terdapat satu antara 1000 kelahiran
Rasio perempuan laki-laki 7 : 1
Insiden meningkat pada kelahiran sungsang
Peningkatan insiden terdapat pula pada saudara kandung dari anak yang terkena
Pinggul kiri lebih sering terkena daripada pinggul kanan
Sering kali berhubungan dengan kondisi lain, seperti dengan spina bifida
Peningkatan insiden terdapat pada Eskimo Kanada dan kelompok Indian Amerika yang menidurkan anak mereka pada ayunan selama bulan-bulan pertama kehidupan
4. Manifestasi klinis
Bayi
Mungkin tanpa gejala yang nyata karena pergeseran femur pada bayi mungkin minimal
Lipatan gluteal asimetris (posisi telungkup)
Panjang kaki yang terkena lebih pendek dari kakinya yang normal
Abduksi pinggul terbatas pada sisi yang sakit
Tanda Galeazzi positif
Manuver Barlow positif
Manuver ortolani positif
Toddler atau anak yang lebih besar
Gaya berjalan seperti bebek (dislokasi bilateral dari pinggul)
Condong ke sisi badan yang menahan beban
Peningkatan lordosis lumbal pada saat berdiri (dislokasi bilateral pada pinggul)
Kaki yang sakit lebih pendek dari kaki yang sehat
Tanda Trendelenburg
5. Komplikasi
Displasia persisten
Dislokasi kambuhan
Nekrosis avaskular latrogenik pada kaput femoris
6. Penatalaksanaan medis
Pengobatan bervariasi berdasarkan beratnya manifestasi klinis dan usia anak. Jika dislokasi dapat dikoreksi dalam beberapa hari sampai minggu pertama kehidupan, displasia ini akan reversibel dengan sempurna dan akan terbentuk pinggul yang normal. Selama periode neonatal mengembalikan dan mempertahankan pinggul pada posisi fleksi dan abduksi didapat dengan menggunakan alat pengoreksi. Pada usia 2 bulan dan 12 sampai 18 bulan, traksi dilanjutkan dengan reduksi terbuka atau tertutup (tergantung pada terjadi tidaknya kontraktur pada otot-otot aduktor dan pergesaran kaput femoris) dan digunakan gips spica.
II. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Kaji tanda-tanda iritasi kulit
Kaji respon anak terhadap traksi dan imobilisasi dalam balutan gips
Saat pascaoperasi, kaji tanda-tanda vital dan tanda-tanda drainase luka
Kali tingkat perkembangan anak
Kaji kesiapan orangtua untuk melakukan perawatan di rumah pada gips tersebut
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko kerusakan mobilitas fisik b/d pemasangan traksi/gips
Resiko tinggi cedera b/d pemasangan alat pengoreksi
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d pemasangan traksi/gips
Kurang pengetahuan b/d pemasangan gips
3. Intervensi Keperawatan
Resiko kerusakan mobilitas fisik b/d pemasangan traksi/gips
KE : - Mempertahankan tingkat mobilitas pada tingkat yang memungkinkan
- Mempertahankan posisi fungsional
- Pinggul bayi anak tetap pada posisi yang diinginkan
Intervensi :
Pantau respon anak terhadap pemasangan traksi/gips
R/ : Anak mungkin merasa tidak nyaman dengan pemasangan alat koreksi ini
Pantau respon anak terhadap immobilisasi dengan gips
R/ : Anak mungkin dibatasi oleh pandangan tentang keterbatasan fisik, memerlukan informasi/intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan
Dorong anak untuk tetap melakukan aktivitas sehari-harinya
R/ : Dengan dilakukannya aktivitas sehari-hari memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali perhatian dan meningkatkan rasa kontrol
Instruksikan orang tua untuk memberikan aktivitas perangsang sesuai usia
R/ : Menjaga anak untuk tetap bergerak dan menggunakan otot-ototnya
Berikan posisi yang nyaman pada saat anak istirahat
R/ : Berguna untuk memeprtahankan posisi fungsional dan mencegaj komplikasi
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d pemasangan traksi/gips
KE : Kulit anak/bayi tetap utuh tanpa kemerahan atau luka
Intervensi :
Lakukan perawatan kulit
R/ : Menjaga kulit anak/bayi tetap bersih dan nyaman dan mencegah iritasi
Pantau adanya tanda-tanda iritasi kulit
R/ : Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin disebabkan pemasangan gips yang membutuhkan intervensi lebih lanjut
Ganti popok sesering mungkin
R/ : Untuk mencegah kerusakan kulit dan agar mempertahankan kebersihan brace
Jaga agar kulit di bawah gips tetap bersih dan kering setiap hari
R/ : Mencegah terjadinya iritasi atau lecet akibat pemasangan gips
Periksa adanya tanda-tanda infeksi dan tekanan
R/ : Mencegah terjadinya edema atau komplikasi lainnya yang disebabkan pemasangan gips
Kurang pengetahuan b/d pemasangan gips
KE : orangtua mendemonstrasikan aktivitas perawatan untuk menyesuaikan diri dengan alat korektif atau gips yang dipakai bayi
Intervensi :
Ajarkan orangtua tentang cara-cara memelihara dan merawat alat korektif
R/ : Pengetahuan mengenai pemeliharaan alat-alat korektif dapat menjaga anak dari resiko injury dan dapat memberikan kenyamanan pemakain alat korektif pada anak.
Ajarkan orangtua tentang perawatan gips
R/ : Pada pemakaian gips perlu dimonitor setiap saat karena mencegah terjadinya iritasi dan komplikasi akibat pemakain gips ini.
Ajarkan orangtua untuk perlunya modifikasi tempat duduk
R/ : menjaga anak agar tetap mendapatkan posisi yang nyaman walaupun dalam pemakain alat pengoreksi
Instruksikan orangtua agar tetap mempertahankan aktivitas anak
R/ : menjaga aktivitas otot yang dipasangi alat pengoreksi agar tetap bekerja dan mencegah terjadinya imobilitas
Resiko tinggi cedera b/d pemasangan alat pengoreksi
KE : tidak terjadi injury pada anak
Intervensi :
Diskusikan secara proaktif cara-cara keamanan dan keselamatan anak
R/ : Mengetahui kemampuan orangtua untuk dapat menjaga anaknya dan mendapat kan cara penanganan anak dengan baik
Kaji dan identifikasi strategi untuk memindahkan anak secara aman dan nyaman, yang terdiri dari cara menggunakan roda dorong dan menempatkan ekstremitas anak yang dipasangi alat
R/ : mencegah terjadinya cedera pada anak atau terjadinya nyeri/ketidaknyamanan pada anak pada saat anak dipindahtempatkan
Ajarkan orangtua cara-cara mengoreksi alat serta tekankan pentingnya penggunan alat pada anak
R/ : memberi pengetahuan pada orangtua tentang cara mengoreksi alat dengan baik dan mencegah terjadinya cedera
Ajarkan orangtua tentang tanda-tanda infeksi, kelainan neurovaskuler
R/ : mengetahui terjadinya infeksi atau komplikasi lebih dini dan dapat diberikan penanganannya
Jadwalkan follow up setelah anak meninggalkan rumah sakit
R/ : mengetahui perkembangan kesehatan anak setelah penggunaan alat pengoreksi
DAFTAR PUSTAKA
Aston, J N. 1999. Kapita selekta traumatologik dan ortopedik. EGC. Jakarta.
Behrman, Richard E. 1992. Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Jakarta.
Betz, Cecily l. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatric. Egc. Jakarta.
Merenstein, Gerald B. 2001. Buku Pegangan Pediatrik. Widya Medika. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar