A. Pengkajian
I. Identitas Keluarga
a. Nama kepala keluarga : Tn “S”
b. Umur : 35 thn
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Pendidikan : SMP
e. Pekerjaan : Buruh harian
f. Agama : Islam
g. Suku : Makassar
h. Alamat : Jl. A. Tondro Lr.2 RT 02 RW 10
i. Komposisi kelurga
No
|
Nama
|
Umur
|
JK
|
Hubungan
|
Pekerjaan
|
Pendidikan
|
£1
2
3
4
|
Ny “B”
An “S”
An “S”
An ”Z”
|
35
14
10
5 thn 1bln
|
P
L
P
L
|
Istri
Anak
Anak
Anak
|
IRT
Tidak ada
Sekolah
BS
|
SMP
SD
SD
_
|
Genogram
j. Tipe keluarga
Keluarga Tn “S” merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 3 orang anak.
k. Latar belakang keluarga
Suku
keluarga Tn “S” adalah suku Makassar, dimana keluarga tinggal dalam
suatu lingkungan yang sifatnya heterogen artinya lingkungan tempat
tinggal keluarga Tn “S” terdiri dari berbagai macam jenis pekerjaan,
agama, suku dan budaya. Keluarga Tn “S” mengatakan apabila ada anggota
keluarganya yang sakit keluarga membawanya ke Puskesmas atau rumah
sakit.
l. Agama
Agama
yang dianut oleh keluarga Tn “S” adalah agama Islam, keluarga
mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan dan keluarga juga
mengatakan tidak ada nilai-nilai agama yang dapat mempengaruhi
kesehatannya.
m. Status sosial
Yang mencari nafkah dalam keluarga adalah Tn “S” yang bekerja sebagai buruh harian yang berpenghasilan +Rp. 450.000 – Rp. 500.000 perbulan.
n. Rekreasi
Kegiatan waktu luang keluarga adalah nonton TV bersama.
II. Riwayat Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga Tn ” S ” saat ini
Keluarga Tn “S” saat ini menghadapi tahap perkembangan anak usia sekolah.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Tahap memenuhi kebutuhan keluarga, membantu anak bersosialisasi dan tahap pengaturan penggunaan penghasilan keluarga.
b. Riwayat kesehatan keluarga inti
Keluarga
Tn “S” terbentuk kurang lebih 16 tahun yang lalu dan telah dikaruniai
oleh 3 orang anak, anggota keluarga Tn “S” yang mengalami gangguan
kesehatan saat ini adalah An.”Z” yang menderita penyakit Infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA)
c. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Kedua
orang tua tidak pernah mengalami gangguan atau masalah kesehatan yang
mengganggu aktivitas sehari –hari. Dan tiap bulan An.”Z”menderita
penyakit ISPA dengan gejala seperti batuk,pilek, dan demam..
III. Lingkungan
a. Jenis bangunan rumah Tn “S” adalah semi permanen dengan luas bangunan 3
m x 4 m. Lantai rumah terbuat dari semen, status pemilikan rumah
kontrakan, atap rumah seng, ventilasi rumah tidak ada, penerangan rumah
menggunakan listrik.
b. Kebersihan rumah
Ruang
tamu dan kamar tidur nampak pakaian yang bergantungan, banyak sampah
yang berserakan di ruang dapur, dapur nampak kurang bersih, keluarga
mengatakan tidak mengetahui kondisi lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan.
c. Pemakaian air
Sumber
air yang digunakan oleh keluarga Tn “S” adalah air PAM dimana air PAM
digunakan untuk keperluan sehari-hari, keadaan fisik air tidak berwarna,
tidak berbau dan berasa.
d. Pembuangan air limbah keluarga
Keluarga
mempunyai sarana pembuangan air limbah yang mengalir langsung ke
selokan, dimana selokan tersebut banyak terdapat sampah plastik dan
airnya tidak mengalir, keluarga mempunyai jamban jenis angsa latring
yang berjarak + 3 meter dari air PAM.
e. Pembuangan sampah terakhir keluarga
Sampah keluarga ditampung dikantong plastik lalu dibuang dibelakang rumah.dan kemudian di bakar.
f. Kandang ternak
Keluarga Tn “S” tidak mempunyai hewan ternak.
g. Pencemaran lingkungan
Jenis
pencemaran lingkungan yaitu pembuagan limbah rumah tangga langsung ke
SPAL terbuka dengan keadaan airnya warna hitam dan berbau.
h. Denah rumah
Keterangan :
1.
Ruang tamu
|
|
2.
Ruang tidur
|
|
3.
Dapur
|
4. Wc
5. Kamar mandi
IV. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Proses
komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka. Penerimaan pesan
baik, bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Makassar
dan kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia.
b. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu Tn “S” selaku kepala keluarga.
c. Struktur peran
Tn
“S” sebagai kepala keluarga berperan sebagai mencari nafkah sedangkan
Ny “B” sebagai pengasuh anak dan mensosialisasikan anak, serta sebagai
ibu rumah tangga.
d. Nilai dan norma keluarga
Tidak ada nilai-nilai keluarga yang dianut oleh keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan.
V. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga
b. Fungsi biologis
Keluarga selalu mengatakan makan makanan yang bergizi seperti tempe,telur, ikan dan sayur mayur .
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga
selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin mencari bantuan
pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan
d. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan sikap dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya
e. Fungsi ekonomi
Kepala keluarga yaitu Tn ”S” bekerja sebagai buruh harian dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga
f. Fungsi reproduksi
Tn
”S” berusia 35 tahun dan Ny “ B “ berusia 35 tahun merupakan usia
produktif, saat ini Ny “ B“ menggunakan alat kontrasepsi suntik
VI. Koping Keluarga
a. Stres jangka panjang yang dihadapi keluarga adalah cemas dengan kondisi An.”Z”
yang menderita penyakit Infeksi Saluran pernafasan atas dan masa depan
anak-anaknya. Sedangkan stres jangka pendek yang dihadapi keluarga
adalah keluarga tidak mempu mengenal dan merawat penyakit An.”Z”
b. Usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk menanggulangi stres yakni keluarga membawa An.”Z” ke Puskesmas.
c. Batas
kemampuan keluarga dalam menghadapi stres yakni keluarga masih dapat
mengerti tentang masalah yang dihadapi dan terus berusaha agar masalah
kesehatan dapat diatasi.
VII. Pengkajian Fisik Anggota Keluarga
a. Riwayat kesehatan medis anggota keluarga
1. Keluhan yang dirasakan anggota keluarga pada saat ini
An.”Z”
menderita penyakit infeksi saluran pernafasan atas dengan gejala
seperti deman, batuk, dan pilek yang dirasakan kurang lebih 5 hari yang
lalu. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi keluhan adalah dengan
memeriksakan kesehatan anaknya ke puskesmas dan minum obat paracetamol
dan istirahat yang cukup
b. Keluarga berencana
Ny “B” memakai alat kontrasepsi suntikan, Ny “B” mengatakan tidak ada keluhan.
c. Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga yang bermasalah (An.”Z”)
1. Tanda-tanda vital An.”Z”
2. TD : 90/60 mmHg
N : 100x/i
S : 38,5 0C
P : 30x/i
3. BB : 15kg
TB : 98cm
4. Kebersihan rambut dan kepala
Rambut
berwarna hitam, rambut pendek dan kulit kepala nampak bersih, frekuensi
mencuci rambut 2 x seminggu, tidak ada nyeri tekan.
5. Keadaan kulit
Warna kulit kuning langsat , kulit nampak bersih .
6. Kesehatan mata
Konjungtiva tidak anemis, simentris kiri dan kanan, pergerakan bola mata kanan dan kiri normal, sklera tidak ikterus.
7. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada epistaksis, tidak ada nyeri tekan dan ada sekret yang menghalangi penciuman.
8. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen yang menghalangi pendengaran, klien tidak ada gangguan pendengaran
9. Kebersihan gigi dan mulut
Gigi tampak bersih frekuensi mennggosok gigi 2 x /sehari
Bibir klien nampak lembab,tidak ada stomatitis,tidak ada gangguan menelan
10. Pemeriksaan thoraks
a. Jantung
Bunyi jantung S1 lup di dengarkan pada interkosta 2dan 3 dan bunyi jantung S2 dup terdengar pada interkosta 4dan 5 murni tidak ada suara tambahan.
b. Dada/paru
Dada nampak simetris kiri dan kanan pergerakan mengikuti pola napas, frekuensi pernapasan 30x/i bunyi nafas ronchi
11. Pemeriksaan abdomen
Tidak ada nyeri tekan, perut tidak kembung
12. Struktur dan bentuk tulang belakang normal, tidak ada kelainan bentuk tulang belakang seperti lordosis, kiposis, dan skoliosis
13. ekstremitas
atas dapat berfungsi dengan baik,tidak ada oedema pada tangan,
sedangkan ekstremitas bawah juga dapat berfungsi dengan baik,klien mampu
berjalan,tadak ada oedema(pembengkakan) pada kaki dan lutut.
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Masalah Kesehatan
|
Masalah Keperawatan
|
1
2.
|
DS :
- Ibu An. “Z” mengatakan anaknya demam sejak 5 hari yang lalu
- Ibu klien mengatakan anaknya batuk-batuk dan suka menangis
- Ibu An.”Z” mengatakan anaknya pilek
DO :
- Klien nampak rewel
- badan An.”Z” teraba panas
-nampak ada pengeluaran sekret cair
tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmHg
N : 100x/i P:30x/i
S : 38,5 oC
DS:
- Keluarga mengatakan tidak mengerti tentag syarat – syarat rumah sehat
DO:
- jenis SPAL terbuka
- selokan kotor
- Ventilasi tidak ada
- Rumah nampak kotor
- nampak ruang dapur kotor dan perabotan tidak tertata dengan rapi
|
ISPA pada An.”Z”
keluarga Tn.”S”
Sanitasi lingkungan
yang tidak memenuhi syarat pada keluarga Tn.”S”
|
1. Hipertermia pada An.”Z” keluarga Tn.”S”berhubungan dengan :
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah ISPA
2. Resiko
Terjadinya
berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid) pada
keluarga Tn. “S” berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal
sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
|
SKALA PRIORIHTAS MASALAH
Dx. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada An.”Z” keluarga Tn. “S” b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
No.
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
1.
2.
3.
4.
|
Sifat masalah
Tidak / kurang sehat
Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah
Potencial masalah umntuk cegah
Tinggi
Menonjolnya masalah
Madalah besar harus segera ditangani
|
3/3 x 1
2/2 x 2
3/3 x 1
2/2 x 1
|
1
2
1
1
|
| |
Total
|
5
|
Dx.
Resiko terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan
Thypoid) pada keluarga Tn. “S” b/d sanitasi lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan
No.
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
1.
2.
3.
4.
|
Sifat masalah
Ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah
Potencial masalah untuk cegah
Tinggi
Menonjolnya masalah
Masalah besar harus ditangani
|
2/3 x 1
2/2 x 2
3/3 x 1
2/2 x 1
|
2/2
2
1
1
|
| |
Total
|
3 2/3
|
PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan hasil pembahasan diatas :
Maka urutan prioritas masalah :
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada An.”Z” keluarga Tn. “S” b/d ketadak mampuan keluarga mengenal masalah ISPA skor (5).
2. Resiko
terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid)
pada keluarga Tn. “S” b/d sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan skor (3 2/3).
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No
|
Masalah Kesehatan
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria
|
Standar
|
Rencana tindakan
|
Rasional
| |
Umum
|
Khusus
| |||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
1.
2.
|
ISPA pada An. “Z” Keluarga Tn. “S”
Sanitasi lingkungan pada keluarga Tn. “S”
|
Hipertermia pada An.”Z” keluarga Tn. “S” berhubungan dengan :
- ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
Resiko terjadinya penyakit menular (DHF, diare, dan Thypoind) pada keluarga Tn. ”S” berhubungan dengan :
Ketidak mampuan keluarga mengenal pentingnya kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
|
Setelah melakukan intervensi keperawatan keluarga An. ”Z” tidak mengalami ISPA.
Setelah melakukan intevensi keperawatan keluarga Tn. ”S” di harapkan tidak terjadi penyakit menular
|
Setelah melakukan intervensi keluarga di harapkan :
1. keluarga mampu mengenal masalah penyakit ISPA.
2. Keluarga mampu mengambil keputusan
3. Keluarga mampu m
4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan rumah yang sehat
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Setelah melakukan intervensi keperawatan keluarga di harapkan :
1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang terkait dengan kesehatan lingkungan
2. Keluarga mampu menganbil keputusan yang tepat mengenai lingkungan yang memenuhi syarat kesehatn
3. Keluarga mampu merawat lingkungan rukmah yang memenuhi syarat kesehatan
4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan rumah yang bersih
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah
|
Respon verbal
Respon verbal
|
Masalah kesehatan yang terkait dengan ISPA :
1.Hipertermi
2. Gangguan pola nafas
Masalah kesehatan yang terkait dengan kesehatan lingkuangan :
1. Dampak yang timbul dari sanitasi lingkungan yang tidak memenui syarat kesehatan
|
1.1 Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA
1.2 Beri penjelasan tentang ISPA
2.1 Motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa An.”Z” ke posyandu atau
ke puskesmas
3.1. Anjurkan orang tua klien untuk memberikan kompreks air hangat
3.2.Anjurkan untuk minum air hangat bila ada sekret
3.3 Anjurkan klien untuk banyak istirahat
4.1. Motivasi keluarga untuk menciptakan lingkungn rumah yang bersih suasana rumah yang tenang dan nyaman
5.1. Motivasi keluarga untuk mengontrol kesehatan An. ”Z” ketempat pelayanan kesehatan terdekat
5.2. Anjurkan kepada lekuarga untuk memeriksakan kesehatan kepuskesmas minimal sebulan 1x
1.1 Kaji pngetahuan klien tentang pengertian sanitasi linkungan
.1.2.Beri penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan syarat –syarat rumah sehat
2.1.Motivasi keluarga untuk membersihkan SPALnya
2.2 .Motivasi keluarga untuk menutup SPALnya yang terbuka
3.1.Motivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.
3.2.Motivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik
4.1. Motivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan anjurkan agar tidak membuang sampah disembarang tempat
5.1 Motivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya
5.2 Anjurkan keluarga untuk membuat lubang tempat penampungan sampah.
|
1.1 Untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga
1.2 Untuk menambah tingkat pengetahuan keluarga tentang ISPA dan cara perawatannya serta pencegahannya
2.1 Agar keluarga mampu mengambil keputusan untuk meningkatkan derajat kesehatannya
3.1. Kompres hangat dapat membantu evaporasi,karena terjadi vasodilatasi pembuluh darah
3.2. Air hangat dapat membantu mengencerkan sekret
3.3. Istirat yang cukup dapat membantu mempercepat proses penyembuhan
4.1.
Lingkungan yang bersih dan suasana rumah yang nyaman dapat memberikan
kedamaian dan tidak menjadi tempat berkembangnya kuman penyakit
5.1. Untuk meningkatkan derajat /tarap kesehatannya
5.2. Memberi motivasi kepada keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada
1.1 sebagai dasar untuk menentukan intervensi selanjutnya
1.2. untuk menanbah pengetahuan klien tentang pentingnya sanitasi lingkungan
2.1. SPAL yang bersih tidak menjadi tempat berkembangnya nyamuk.
2.2. SPAL yang tertutup tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
3.1. Lingkungan rumah yang bersih tidak menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit dan rumah nampak indah dan rapi
3.2. Perabotan dapur yang tidak tertata rapi dapat mengganggu keindahan rumah
4.1. Agar keluarga mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan keluarga merasa nyaman tinggal di rumah
5.1 Agar sampah tidak berserakan di lingkungan sekitar dan menjadi tempat berkembangnya kuman penyakit
5.2
Agar sampah berkumpul pada satu tempat dan tidak menyebar yang bisa
menimbulksn suatu penyakit dan pencemaran lingkungan.
|
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
|
Tgl/Hari
|
No DX
|
Tujuan khusus
|
Imlementasi
|
Evaluasi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Sabtu /14 06 2008
Minggu 15-06-2008
Senin
16-06-2008
Selasa
17-06-2008
Kamis 19-06-2008
|
1.
NDX .1
NDX. 1
NDX. 2
NDX. 2
NDX. 2
|
1. Keluarga mampu mengenal masalah tentang ISPA
2. Keluarga mampu mengambil keputusan
3. Keluarga mampu merawat An. “Z” yang menderita penyakit ISPA
3.. Keluarga mampu merawat An. “Z” yang menderita penyakit ISPA
4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan bersih dan suasana rumah yang nyaman
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada
4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan nyaman
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
1. Keluarga mampu mengenal tentang pentingnya kesehatan lingjkungan yang memenuhi syarat kesehatan lingkuangan
3. Keluarga mampu merawat lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang mamanuhi syarat kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada
2. Keluarga mampu mengambil keputusan
3. Keluarga mampu merawat lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang mamanuhi syarat kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada
2. Keluarga mampu mengambil keputusan
3. Keluarga mampu merawat lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang mamanuhi syarat kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada
|
1.1 Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA
1.2 Memberi
penjelasan tenteng ISPA:
a.
Pengertian ISPA adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
dan hanya mengenai saluran pernapasan atas termasuk rongga hidung,
faring danlaring
b.
Penyebab ISPA sebagian besar disebabkan oleh virus walaupun bakteri
juga terlibat. ISPA juga bisa disebabkan karena kelelahan lingkungan
yang kotor dan perubahan cuaca
.2.1 Memotivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa An.”Z” ke posyandu atau ke puskesmas
3.1 Menganjurkan orang tua klien untuk memberikan kompreks air hangat
3.2 Menganjurkan untuk minum air hangat bila ada sekret
3.3 Menganjurkan klien untuk banyak istirahat
3.1 Menganjurkan orang tua klien untuk memberikan kompres air hangat
3.2 Menganjurkan untuk minum air hangat bila ada sekret
3.3. Menganjurkan klien untuk banyak istirahat
4.1 Memotivasi keluarga untuk menciptakan lingkungn rumah yang bersih suasana rumah yang tenang dan nyaman
5. Memotivasi keluarga untuk mengontrol kesehatan An. ”Z” ketempat pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas tau posyandu)
4.1 Memotivasi keluarga untuk menciptakan lingkungn rumah yang bersih suasana rumah yang tenang dan nyaman
5. Memotivasi keluarga untuk mengontrol kesehatan An. ”Z” ketempat pelayanan kesehatan terdekat (peskesmas atau posyandu)
1.1 Mengkaji pengetahuan klien tentang pengertian sanitasi lingkungan
.1.2.Memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan syarat –syarat rumah sehat
a. Kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal
sehingga berpengruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimal pula
b.
Cara pengolahan sampah yaitu dengan mengumpukan sampah di tempat
sampah di rumah kemudian di buang ke tempat penampung sementara sampah
dapat di timbun atau di bakar
c.
Syarat-syarat air limbah adalah tidak mencemari air minum permukaan
tanah dan tidak menjadi tempat berkembangbiakannya nyamuk dan lalat.
d.
Syarat-syarat rumah yang sehat tersedianya air bersih adanya
pembuangan air limbah jamban keluarga dan tempat sampah serta
ventilasi
3.1.Memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat
3.2. Memotivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik
4. Memotivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan menganjurkan agar tidak membuang sampah disembarang tempat
5. Memotivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya
2.1.Memotivasi keluarga untuk membersihkan SPALnya
2.2 .Memotivasi keluarga untuk menutup SPALnya yang terbuka
3.1.Memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat
3.2.Memotivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik
4.1. Memotivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan anjurkan agar tidak membuang sampah disembarang tempat
4.2.Motivasi keluarga untuk menata perabotan dapur
5. Memotivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya
2.1 Memotivasi keluarga untukm membersihkan SPALnya
2.2 .Memotivasi keluarga untuk menutup SPALnya yang terbuka
3.1.Memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat
3.2.Memotivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik
4. Memotivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan anjurkan agar tidak membuang sampah disembarang tempat
5.1. Memotivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya
5.2.Menganjurkan kepada keluarga untuk membuat lubang tempat penampungan.
|
Tanggal 14-06-2008
Jam 10:00
S : Keluarga mengatakan belum mengerti tentang penyakit ISPA
Keluarga mengatakan mengompres anaknya jika demam
O : Badan An. ”Z” teraba panas
An. “Z” masih batuk-batuk
An. “Z” masih rewel
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
N. 100 x /menit
S : 38,5 C
P :30 x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi (3.1,3.2,3.3,4dan5)
Tanggal 15-06-2008
Jam 08 :00
S : Keluarga mengatakan anaknya sudah tidak demam lagi
Keluarga mengatakan selalu memberikan kompres air hangat
Keluarga mengatakan anaknya diberikan obat hupagrif sirup 3x1 sendok/ hari
O : Badan klien tidak teraba panas lagi
An. “Z” masih batuk
Tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmHg
N : 96x/i
S : 37 C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 4 dan 5.
Tanggal 16-06-2008
Jam 16:30
S : Keluarga mengatakan membawa anaknya ke puskesmas
O : An. “Z” tidak nampak rewel lagi
A : Masalah teratasi
P :-
Tanggal 17-06-2008
Jam 08 : 00
S : Keluarga mengatakan belum mengetahui tentang kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
O : Rumah nampak kotor perabotan dapur tidak tertata rapi, selokan nampak tergenang dan banyak plastik serta sampah-sampah berserahkan.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2.1, 2.2, 3.1, 3.2, 4 dan 5
Tanggal 19-06-2008
Jam 17 : 00
S : Keluarga mengatakan sudah membersikan selokan dan membuang sampah pada tempatnya
O : Selokan tidak tergenang lagi dan nampak bersih
SPAL masih terbuka, perabot rumah nampak tertata rapi
A : Masalah teratasi sebagian
P : -
|
RESUME KASUS
Tn”S” berumur
35 tahun mempunyai anggota keluarga 4 orang terdiri dari 3 orang anak
dan seorang istri myang merupakan keluarga inti yang tinggal serumah
dilingkungan heterogen, keluarga Tn”S” adalah suku Makassar yang
menganut agama Islam. Dalam pelayanan kesehatan, keluarga memanfaatkan
sarana kesehatan terdekat yaitu puskesmas.
Tahap
perkembangan keluarga yaitu berada pada tahap anak sekolah, dimana
orang tua membantu anak untuk bersosialisasi baik dengan tetangga maupun
di sekolah serta memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin
meningkat.
Jenis bangunan rumah Tn “S” adalah semi permanen dengan luas bangunan 3
m x 4 m. Lantai rumah terbuat dari semen, status pemilikan rumah
kontrakan, atap rumah seng, dapur nampak kotor, ventilasi rumah tidak
ada, penerangan rumah menggunakan listrik.
Keadaan
lingkungan rumah kurang memenuhi syarat dimana halaman nampak kotor,
selokan nampak kotor, dan SPAL terbuka.klien menampung sampahnya di
kantong plastik dan kemudian di buang di tanah kosong disamping rumah
dan jika sudah bertumpuk kemudian dibakar.
Pengkajian
fisik pada anggota keluarga yang bermasalah yaitu An.”Z” dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Atas dengan TTV : TD : 90/60 mmHg, N : 100 x/I, S :
38,5°C, Ibu klien mengatakan anaknya demam, batuk-batuk, ingusan, dan suka menangis.
Rendahnya
tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan sehingga keluarga tidak
mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi sehingga tidak mampu
mencegah dan mengatasi masalah yang ada.
Adapun diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, serta evaluasi yang dilakukan yaitu :
1. Hipertimia b/d ketidak mampuan mengenal masalah penyakit ISPA.
Intervensi :
a. Beri penjelasan tentang ISPA
b. Anjurkan kepada orang tua klien untuk memberikan kompres air hangat..
c. Anjurkan minum air hangat bila ada sekret.
d. Ajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak.
e. Anjurkan untuk istirahat yang cukup.
Implementasi yang dilakukan :
a) Memberi penjelasan kepada keluarga tentang penyakit ISPA
b) Menganjurkan ibu klien untuk memberi minum air hangat bila masih ada sekret.
c) Mengajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak.
d) Menganjurkan untuk beristirat yang cukup.
Evaluasi :
Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang manfaat memberikan kompres air hangat.
Resiko
terjadinya penyakit menular (DHF, Diare, Thypoid pada keluarga Tn”S”
b/d ketidakmampuan keluarga mengenal sanitasi lingkungan syarat
kesehatan.
Intervensi:
a. Beri
penjelasan (HE) tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan
penyakit yang ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak memenuhi syarat
kesehatan
b. Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang ada hubungannya dengan lingkungan yang kurang bersih,terutama penyakit menular.
c. Motivasi dan anjurkan keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari.
d. Anjurkan dan motivasi untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.
Implementasi yang dilakukan :
a) Memberikan
penjelasan tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan
penyakit yang ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak memenuhi syarat
kesehatan.
b) Memotivasi keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari.
c) Menganjurkan dan memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.
Evaluasi :
Setelah
melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang
sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan, dan mengatakan akan
membersihkan rumahnya setiap hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar