ASUHAN PERSALINAN KALA I
KALA I
PendahuluanPersalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dan rahirn ibu. Bab ini akan memberikan gambaran mengenai kala satu persalinan dan asuhan bagi ibu selama waktu tersebut, dan juga mendefinisikan proses fisiologis persalinan normal. Juga dijelaskan bagaimana cara memberikan asuhan sayang ibu selama persalinan, melakukan anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik pada ibu dalam persalinan. Selain itu, dikaji pula tentang deteksi dini dan penatalaksanaan awal berbagai masalah dan penyulit, kapan dan bagaimana cara merujuk ibu.
Di sini juga akan dijelaskan tentang penggunaan partograf. Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan dan kewajiban untuk menggunakannya secara rutin pada setiap persalinan. Partograf dapat digunakan untuk deteksi dini masalah dan penyulit untuk sesegera mungkin menatalaksana masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Partograf tidak digunakan Selama fase laten persalinan, instrumen ini merupakan salah satu komponen dan pemantauan dan penatalaksanaan proses persalinan secara lengkap. Pada prinsipnya, setiap penolong persalinan diwajibkan untuk rnemantau dan mendokumentasikan secara seksama kesehatan dan kenyamanan ibu dan janin dan awal hingga akhir persalinan.
Tujuan
Pada akhir bab ini, penolong persalinan akan dapat :
- Menjelaskan batasan persalinan.
- Menjelaskan batasan kala satu persalinan.
- Membedakan apakah ibu sudah inpartu atau belum.
- Memahami langkah-Iangkah esensial untuk melakukan anamnesis rutin dan pemeriksaan fisik pada ibu yang sudah inpartu.
- Mengidentifikasi kapan ibu berada dalam fase aktif persalinan.
- Memberikan asuhan sayang ibu selama kala satu persalinan.
- Penggunaan partograf secara rutin dan tepat untuk mendokumentasikan dan memantau kernajuan persalinan serta keseliatan dan kenyarnanan ibu dan bayi, penuntun untuk membuat keputusan klinik dan deteksi dini rnasalah dan penyulit.
- Mengambil tindakan secara tepat sasaran dan waktu. Jika terjadi penyulit dan perlu dirujuk, dapat dilakukan dengan sesegera mungkin.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dan rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 rninggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks.
Tanda dan gejala inpartu termasuk :
Penipisan dan pembukaan serviks.
- Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
- Keluarnya lendir bercampur darah (‘show’) melalui vagina.
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan sehingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten persalinan :
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks Secara bertahap.
- Pembukaan serviks kurang dan 4 cm.
- Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam.
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus urnumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
- Serviks membuka dan 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm).
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Tujuan :
- Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi.
- Menyiapkan sernua perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat esensial.
- Menyiapkan rujukan.
- Memberikan asuhan sayang ibu selama persalinan.
- Melakukan upaya Pencegahan Infeksi (P1) yang direkomendasikan.
Persalinan dan kelahiran bayi mungkin tcrjadi di rumah (rumah ibu, rumah kerabat), di tempat bidan, di puskesmas, Polindes atau rumah sakit. Pastikan ketersediaan bahan-bahan dan sarana yang rncmadai dan upaya pencegahan infeksi dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Di manapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi, diperlukan hal-hal pokok seperti berikut ini :
- Ruangan yang hangat dan bersih, merniliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dan tiupan angin.
- Sumber air bersih yang mengalir untuk cuci tangan dan mandi ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
- Air disinfeksi tingkat tinggi (air yang dididihkan dan didinginkan) untuk membersih kan vulva dan perineum sebelurn periksa dalam selama persalinan dan membersihkan perineum ihu setelah bayi lahir.
- Air bersih dalarn jumlah yang cukup, kionin, dcterjen, kain pembersih, kain pel dan sarung tangan karet untuk rnernbersihkan ruangan, lantai, perabotan, dekontaminasi dan proses peralatan (lihat Bab 1).
- Karnar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalinan. Pastikan hahwa kamar kecil dan kamar mandi telah didekontaminasi dengan larutan kiorin 0,5%, dibersihkan dengan deterjen dan air sebelum persalinan dimulai (untuk melindungi ibu dan risiko infeksi), dan setelah bayi lahir (melindungi keluarga terhadap nisiko infeksi dan darah dan sekret tubuh ibu).
- Tempat yang lapang untuk ibu ber selama persalinan, melahirkan bayi dan memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan. Pastikan bahwa ibu mendapatkan privasi.
- Penerangan yang cukup, baik siang maupun malam.
- Tempat tidur yang bersih untuk ihu. Tutupi kasur dengan plastik atau lembaran yang mudah dibersihkan jika terkontarninasi selama persalinan atau kelahiran bayi.
- Tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir.
- Meja yang bersih atau tempat tertentu untuk menaruh peralatan persalinan.
Daftar perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk asuhan dasar persalinan dan kelahiran bayi diuraikan dalam Lampiran 5. Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan dan dalam keadaan siap pakai untuk setiap persalinan dan kelahiran. Jika tempat persalinan dan kelahiran bayi, jauh dan fasilitas kesehatan, bawalah semua keperluan yang dibutuhkan ke lokasi persalinan. Kegagalan untuk menyediakan semua perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat esensial pada saat asuhan diberikan, akan meningkatkan risiko terjadinya penyulit pada ibu dan bayi baru lahir yang dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka.
Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi :
- Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan. Ganti peralatan yang hilang atau rusak dengan segera.
- Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan sebelum dan setelah menolong ibu bersalin dan melahirkan. Segera ganti obat apapun yang telah digunakan atau hilang.
- Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan sudah bersih dan siap pakai. “Partus set”, “set jahit”, dan peralatan resusitasi bayi baru lahir sudah dalam kondisi disinfeksi tingkat tinggi atau steril (Bacalah pemrosesan peralatan di Bab 1).
Kaji ulang rencana rujukan (lihat Bab 1) bersama ibu dan keluarganya. Jika terjadi penyulit, keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai dapat, membahayakan jiwa ibu dan atau bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan dan perawatan dan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
Jika ibu datang untuk asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siap dengan rencana rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang keperluan rencana ru jukan. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan (lihat Bab 1).
Memberikan asuhan sayang ibu
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan keluarganya, malahan dapat pula menjadi saat yang menyakitkan dan rnenakutkan bagi ibu. Untuk meringankan kondisi tersebut, pastikan bahwa setiap ibu akan mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran.
Kaji prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu yang dijelaskan di Bab 1 secara khusus :
- Sapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak dengan tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi
- Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya.
- Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan dukungannya.
- Waspadai tanda penyulit selama persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan.
- Siap dengan rencana rujukan.
- Memberikan dukungan emosional.
- Membantu pengaturan posisi.
- Memberikan cairan dan nutrisi.
- Keleluasaan untuk ke kamar mandi secara teratur.
- Pencegahan infeksi.
Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu Selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk didampingi oleh teman atau saudara yang khusus (Enkiri, et al, 2000).
Bekerjasama dengan anggota keluarga untuk :
- Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu.
- Membantu ibu bernapas pada saat kontraksi.
- Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnya.
- Menyeka muka ibu dengan lembut, menggunakan kain yang dibasahi air hangat atau dingin.
- Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan pula suami dan pendamping laihnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan. berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau rnerangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan seringkali mempersingkat waktu persalinan. Bantu ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan. Jangan membuat ibu dalam posisi telentang, beritahukan agar ia tidak mengambil posisi tersebut.
Alasan: Jika ibu berbaring telentang, berat uterus dan isinya ‘janin, cairan ketuban, plasenta, dli) akan inenekan vena cava inferior Hal iizi inenyebabkan turunnya aliran darah dan sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini, akan menyebabkan hipoksia/ kekurangan oksigen pada janin. Posisi telentang juga akan memperlambat kemajuan persalinan (Enkiri, et aI, 2000).
Pemberian cairan dan nutrisi
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan rninum air) selama persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan, tapi setelah memasuki fase aktif, mereka hanya menginginkan cairan saja. Anjurkan anggota keluarga menawarkan ibu minum sesering mungkin dan makanan ringan selarna persalinan.
Alasan: Makanan ringan dan cairan yang cukup selaina persalinan akan niemberikan le bih banyak energi dan rnencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa meinperlambat kontraksi dan/atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif
Kamar mandi
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam, atau lebih sering jika terasa ingin berkemih atau jika kandung kemih dirasakan penuh. Periksa kandung kemih pada saat akan memeriksa denyut jantung janin (lihat/palpasi tepat di atas simfisis pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh). Anjurkan dan antarkan ibu untuk berkeniih di kamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan wadah penampung urin.
Alasan: Kandung kernih yang penuh akan :
- Memperlambat turunnya bagian terbawah janin dan mungkin menyebabkan partus macet.
- Menyebabkan ibu tidak nyanlan.
- Meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan yang disebabkan atonia uteri.
- Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu.
- Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan.
Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan jika kandung kemih penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri.
Alasan: Kateterisasi menimbulkan rasa sakit, meningkatkan risiko infeksi dan perlukan saluran kemih ibu.
Anjurkan ibu untuk buang air besar jika perlu. Jika ibu merasa ingin buang air besar saat persalinan aktif, lakukan periksa dalam untuk memastikan bahwa apa yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan kepala bayi pada rektum. Jika ibu belum siap melahirkan, perbolehkan ibu untuk ke kamar mandi.
Jangan melakukan klisma secara rutin selama persalinan. Klisma tidak akan memperpendek waktu persalinan, menurunkan angka infeksi bayi baru lahir atau infeksi luka pas capersalinan, malahan akan meningkatkan jumlah tinja yang keluar selama kala dua persalinan (Enkiri, et al, 2000).
Pencegahan infeksi
Menjaga lingkungan yang bersih merupakan hal penting dalam mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya (lihat Bab 1). Hal ini tergolong dalam unsur esensial asuhan sayang ibu. Kepatuhan dalam menjalankan praktek-praktek pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong persalinan dan keluarga ibu dan infeksi. Ikuti praktek-praktek pencegahan infeksi yang sudah ditetapkan, ketika mempersiapkan persalinan dan kelahiran. Anjurkan ibu untuk mandi pada awal persalinan dan pastikan bahwa ibu memakai pakaian yang bersih. Mencuci tangan sesering mungkin. menggunakan peralatan stenil atau disinfeksi tingkat tinggi dan sarung tangan pada saat diperlukan (lihat Bab 1). Anjurkan anggota keluarga untuk mencuci tangan mereka sebelum dan setelah melakukan kontak dengan ibu dan/atau bayi baru lahir.
Alasan: Pencegalian infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan keterampilan dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi yang baik, akan melindungi penolong persalinan terhadap risiko infeksi.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik rutin bagi ibu yang sedang bersalin
Asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama persalinan memerlukan: anamnesis dan pemeriksaan fisik secara seksama. Pertama, sapa ibu dan beritahukan apa yang akan anda lakukan. Jelaskan pada ibu tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu. Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik, perhatikan tanda-tanda penyulit atau gawat darurat dan segera lakukan tindakan yang sesuai bila diperlukan (Lihat Tabel 2-1 hal. 14) untuk memastikan persalinan yang aman. Catat semua temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara seksama dan Iengkap. Kemudian jelaskan hasil pemeriksaan dan kesimpulannya pada ibu dan keluarganya.
Anamnesis
Tujuan dan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan dan kehamilan. Informasi ini digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.
Tanyakan pada ibu :
- Nama, umur dan alarnat
- Gravida dan para
- Hari pertama haid terakhir
- Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
- Alergi obat-obatan
- Riwayat kehamilan yang sekarang:
- Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannya (misalnya perdarahan, hipertensi, dll)?
- Kapan mulai kontraksi?
- Apakah kontraksi teratur? Seberapa sering terjadi kontraksi?
- Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi?
- Apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, apa warna cairan ketuban? Apakah kental atau encer? Kapan selaput ketuban pecah? (Periksa perineum ibu dan lihat! air ketuban di pakaiannya.)
- Apakah keluar cairan bercampur darah dan vagina ibu? Apakali berupa bercak atau darah segar pervaginain? (Periksa perineum ibu dan lihat darah di pakaian nya.)
- Kapankah ibu terakhir kali makan atau minum?
- Apakah ibu men galami kesulitan untuk berkeinih?
- Riwayat kehamilan sebelumnya :
- Berapa berat badan bayi paling besar pernah ibu lahirkan?
- Apakah ibu mempunyai masalah dengan bayi-bayi sebelumnya?
- Riwayat medis lainnya (masalah pernapasan, hipertensi, gangguan jantung, berkemih dll).
- Masalah medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing atau nyeri epigastrium). Jika ada, periksa tekanan darahnya dan jika mungkin periksa protein dalam urin ibu.
- Pertanyaan tentang hal-hal lain yang belum jelas atau berbagai bentuk kekhawatiran lainnya.
Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kesehatan dan kenyamanan fisik ibu dan bayinya. Informasi yang dikumpulkan dan pemeriksaan fisik akan digunakan bersama dengan informasi dan hasil anamnesis untuk proses membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis serta mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai.
Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan dan jelaskan pula aiasannya. Anjurkan mereka untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga mereka memahami kepentingan pemeriksaan.
Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan fisik :
- Cuci tangan sebelum memulai pemeriksaan fisik.
- Bersikaplah lemah lembut dan sopan, tenteramkan hati ibu dan bantu ibu agar merasa nyaman. Jika ibu tegang atau gelisah, anjurkan untuk menarik napas perlahan dan dalam.
- Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya. (Jika perlu, periksa jumlah urin, protein dan aseton dalam urin).
- Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hatinya, tingkat kegelisahan atau nyeri, warna konjungtiva, kebersihan, status nutrisi dan kecukupan air tubuh.
- Nilai tanda-tanda vital ibu (tekanan darah, temperatur, nadi dan pernapasan). Agar su paya bisa menilai tekanan darah dan nadi ibu dengan akurat, lakukan pemeriksaan di antara dua kontraksi.
- Lakukan pemeriksaan abdomen (lihat hal. 2-9).
- Lakukan pemeriksaan dalam (lihat hal. 2-12).
Pemeriksaan abdomen digunakan untuk :
- Menentukan tinggi fundus
- Memantau kontraksi uterus
- Memantau denyut jantung janin
- Menentukan presentasi
- Menentukan penurunan bagian terbawah janin
- 1. Menentukan tinggi fundus
- 2. Memantau kontraksi uterus
- 3. Memantau denyut jantung janin
|
- 4. Menentukan presentasi
- Berdiri di samping ibu, menghadap ke arah kepalanya (pastikan lutut ihu ditekuk).
- Dengan ibu jari dan jari tengah dan satu taugan (hati-hati tapi mantap) pegang bagian bawah abdomen ibu, tepat di atas simfisis pubis. Bagian terbawah janin atau presentasi dapat diraba di antara ibu jari dan jari tengah.
- Jika bagian terbawah janin belum masuk ke dalam rongga panggul, bagian tersebut masih bisa digerakkan. Jika bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam panggul maka bagian tersebut tidak dapat digerakkan lagi.
- Untuk menentukan apakah presentasi adalah kepala atau bokong,
pertimbangkan bentuk, ukuran dan kepadatan bagian tersebut. Jika bulat,
keras dan mudah digerakkan
mungkin presentasi kepala, atau jika tidak beraturan, lebih besar, tidak keras dan sulit digerakkan mungkin bokong. Sungsang berarti terbalik dan ini diidentikkan dengan bokong sebagai kebalikan dan kepala. Jika presentasinya bukan kepala, lihat Tabel 2-1. - ·
- 5. Menentukan penurunan janin
Nilai penurunan kepala janin dengan hitungan per lima bagian kepala janin yang bisa di palpasi di atas simfisis pubis (ditentukan oleh jumlah jan yang bisa ditempatkan di bagian kepala di atas simfisis pubis, lihat Gambar 2-2).
Kepala janin adalah:
- 5/5 (lima per lima) jika keseluruhan kepala janin dapat diraba di atas simfisis pubis.
- 4/5 jika sebagian besar kepala janin berada di atas simfisis pubis.
- 3/5 jika hanya tiga dan lima jam bagian kepala janin teraba di atas simfisis pubis.
- 2/5 jika hanya dua dan lima jan bagian kepala janin berada di atas simfisis pubis. Berarti hampir seluruh kepala telah turun ke dalam saluran panggul (bulatnya kepala tidak dapat diraba dan kepala janin tidak dapat digerakkan).
- 1/5 jika hanya sebagian kecil kepala dapat diraba di atas simfisis pubis.
- 0/5 jika kepalajanin tidak teraba dan luar atau seluruhnya sudah melalui simfisis pubis.
Alasan: Kepala harus sudah mulai masuk ke dalam rongga panggui pada fase aktif kala satu persalinan. Bila kepala tidak dapat turun, mungkin diameternya lebih besar dibandingkan dengan rongga panggul ibu. Bila ada dugaan disproporsi kepala panggul (cefalo pelvic disproportion atau CPD), untuk mendapatkan keluaran yang optimal, sebaiknya ibu segera dirujuk kefasilitas kesehatan yang dapat melaksanakan tindakan seksio sesar. Bila kepalajanin tidak dapat turun, risiko untuk terjadi tali pusat menumbung akan lebih tinggi pada saat selaput ketuban pecah.
Pemeriksaan dalam
Sebelum melakukan pemeriksaan dalam, tangan dicuci dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan dengan handuk kering dan bersih’. Minta ibu untuk berkemih dan membasuh regio genitalia dengan sabun dan air bersih (jika ibu belum melakukannya). Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Tenteramkan dan anjurkan ibu untuk nicks. Pastikan privasi ibu terjaga selama pemeriksaan dilakukan.
Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan dalam termasuk :
- Tutupi badan ihu sebanyak mungkin dengan sarung atau selimut.
- Minta ibu berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan (mungkin akan membantu jika ibu menempelkan kedua telapak kakiriya satu sama lain).
- Menggunakan sarung tangan DTT atau steril pada saat melakukan pemeriksaan.
- Menggunakan kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT atau larutan antiseptik. Membasuh labia secara hati-hati, seka dan depan kebelakang untuk menghindarkan kontarninasi feses (tinja).
- Memeriksa genitalia eksterna, apakah terdapat luka atau massa (termasuk kon dilornata), varikositas vulva atau rektum, atau luka parut di perineum.
- Nilai cairan vagina dan tentukan apakah terdapat bercak darah, perdarahan pervaginam atau mekonium:
- Jika ada perdarahan per vaginam, jangan lakukan pemeriksaan dalam. Lihat Tabel 2-1.
- Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika
mekonium ditemukan, lihat apakah kental atau encer dan periksa DJJ
(lihat Tabel 2-1):
- Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ secara seksama menurut petunjuk pada partograf. Jika ada tanda-tanda akan terjadinya gawat janin, lihat Tabel 2-1 dan rujuk segera.
- Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk segera (lihat Tabel 2-1).
- Jika ban busuk, lihat Tabel 2-1. Ibu mungkin mengalami infeksi.
- Dengan hati-hati pisahkan labia dengan jari manis dan ibu jari tangan (gunakan sarung tangan pemeriksa). Masukkan jari telunjuk dengan hati-hati, diikuti oleh jari tengah. Pada saat kedua jari berada di dalam vagina, jangan mengeluarkannya sebelum pemeriksaan selesai. Jika ketuban belum pecah, jangan lakukan amniotomi (memecah kannya).
- Nilai vagina. Luka parut lama di vagina bisa memberikan indikasi luka atau episiotomi sebelumnya, hal ini mungkin menjadi informasi penting pada saat kelahiran bayi.
- Nilai pembukaan dan penipisan serviks.
11. Nilai penurunan janin dan tentukan apakah kepala sudah masuk ke dalam panggul. Bandingkan penurunan kepala dengan temuan-temuan dan pemeriksaan abdomen Untuk menentukan kemajuan persalinan.
12. Jika kepala dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitalis untuk menilai penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan apakah kepala janin Sesuai dengan diameter jalan lahir.
13. Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jan pemeriksa dengan hati-hati, celupkan sarung tangan ke dalam larutan dekontaminasi, lepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam larutan dekontaminasi selama 10 menit.
14. Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk bersih dan kering.
15. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
16. Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan pada ibu dan ke!uarganya.
Setelah melengkapi anamnesis dan pemeriksaan fisik
Ketika anamnesis dan pemeriksaan telah lengkap :
- Catat semua hasil anamnesis dan temuan pemeriksaan fisik secara teliti dan lengkap.
- Gunakan informasi yang terkumpul untuk menentukan apakah ibu sudah dalam persalinan (inpartu). Jika pembukaan serviks kurang dan 4 cm, berarti ibu masih dalam fase laten persalinan. Lakuikan penilaian ulang setelah 4 jam sejak pemeriksaan pertama. Jika pembukaan serviks 4 cm atau lebih, ibu telah masuk dalam fase aktif persalinan; mulailah mencatat kemajuan persalinan pada partograf (lihat bawah).
- Tentukan ada tidaknya masalah atau penyulit yang harus ditatalaksana secara khusus.
- Setiap kali selesai melakukan penilaian, analisis data yang terkumpul, buat diagnosis berdasarkan informasi tersebut. Susun rencana penatalaksanaan asuhan bagi ibu. Penatalaksanaan itu selalu berdasarkan pada hash temuan penilaian.
- Jelaskan semua temuan, diagnosis dan rencana penatalaksanaan kepada ibu dan keluar ganya sehingga mereka memahami asuhan yang akan diberikan.
Pada saat memberikan asuhan kepada ibu yang sedang bersalin, penolong harus selalu waspada terhadap masalah atau penyulit yang mungkin terjadi. Ingat bahwa menunda pemberian asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan risiko kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Selama anamnesis dan penieriksaan fisik, tetap waspada terhadap indikasi-indikasi seperti yang tertera pada Tabel 2-1 dan lakukan tindakan segera. Lakukan langkah dan tindakan yang scsuai untuk mernastikan proses persalinan yang aman bagi ibu dan keselamatan bagi bayi yang dilahirkan.
Tabel 2-1: Indikasi-indikasi untuk melakukan tindakan dan/atau rujukan segera selama kala satu persalinan
Temuan-temuan anamnesis dan/atau pemeriksaan | Rencana untuk asuhan atau perawatan |
Riwayat bedah sesar |
|
Perdarahan pervaginam selain dari lendir bercampur darah (show) | Jangan melakukan pemeriksaan dalam
|
Kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan) |
|
Temuan-temuan anamnesis dan/atau pemeriksaan |
Rencana untuk asuhan atau perawatan |
Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental |
|
Ketuban pecah bercampur dengan sedikit mekonium disertai tanda-tanda gawat janin |
|
Ketuban telah pecah (lebih dari 24 jam )atau Ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu) |
|
Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi:• temperatur tubuh > 38° c
• menggigil • nyeri abdomen • cairan ketuban yang berbau |
|
Tekanan darah lebih dari 160/ 110 dan/atau terdapat protein dalam urin (preeklampsia berat) |
|
Tinggi tundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramniosis, kehamilan ganda) |
|
Temuan-temuan anamnesis dan/atau pemeriksaan | Rencana untuk asuhan atau perawatan |
DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit pada dua kali penilaian dengan jarak 5 menit (gawat janin) |
|
Primipira dalam persalinan fase aktif dengan palpasi kepala janin masih 5/5 |
|
Presentasi bukan belakang kepala(sungsang, letak lintang, dll) |
|
Presentasi ganda (majemuk)(adanya bagian janin, seperti misalnya lengan atau tangan, bersamaan dengan presentasi belakang kepala) |
|
Tali pusat menumbung (jika tali pusat masih berdenyut) |
|
Temuan-temuan anamnesis dan/atau pemeriksaan | Rencana untuk asuhan atau perawatan |
Tanda dan gejala syok:
|
|
Tanda dan gejala persalinan dengan fase laten yang memanjang:
|
|
Tanda dan gejala belum inpartu:
|
|
Tanda dan gejala partus lama:
|
|
|
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan. Tujuan utama dan penggunaan partograf adalah untuk :
- Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
- Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
- Mencatat kemajuan persalinan.
- Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
- Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
- Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya nenvulit.
Partograf harus digunakan :
- Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun adan penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
- Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll).
- Secara rutin oleh sernua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteran).
Pencatatan selama fase laten persalinan
Seperti yang sudah dibahas di awal bab ini kala satu persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang clibatasi oleh pembukaan serviks :
- fase laten : pembukaan serviks kurang dan 4 cm
- fase aktif : pcrnbukaan serviks dan 4 sampai 10 cm
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :
- denyut jantung janin: setiap 1/2 jam
- frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap 1/2 jam
- nadi: setiap 1/2 jam
- pembukaan serviks: setiap 4 jam
- penurunan: setiap 4 jam
- tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam
- produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam
Pencatatan selama fase aktif persalinan: Partograf
Halaman depan partograf (lihat Gambar 2-3) mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, terrnasuk :
- A. Informasi tentang ibu:
- gravida, para, abortus (keguguran);
- nomor catatan medis/nomor puskesmas;
- tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu);
- waktu pecahnya selaput ketuban.
- B. Kondisi janin:
- warna dan adanya air ketuban;
- penyusupan (molase) kepala janin.
- C. Kemajuan persalinan:
- penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin;
- garis waspada dan garis bertindak.
- D. Jam dan waktu:
- waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
- E. Kontraksi uterus:
- F. Obat-obatan dan cairan yang diberikan:
- obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
- G. Kondisi ibu:
- H. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalarn kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan).
- A. Informasi tentang ibu
- B. Kesehatan dan kenyamanan janin
- 1. Denyut jantung janin
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka l dan 100. Tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160. Lihat Tabel 2-1 untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.
- 2. Warna dan adanya air ketuban
- U : ketuban utuh (belum pecah)
- J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
- M : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
- D : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
- K : ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (“kering”)
Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir (lihat tabel 2-1)
- 3. Molase (penyusupan kepala janin)
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat temuan dikotak yang sesuai (Gambar 2-6) di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan
3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
C. Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks (Gambar 2-6). Masing-masing angka mempunyai lajur dan kotak tersendiri. Setiap angka/kotak menunjukkan besarnya pembukaan serviks. Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur di atasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Masing-masing kotak di bagian ini menyatakan waktu 30 menit.
- 1. Pembukaan serviks
Contoh : Perhatikan contoh partograf untuk Ibu Rohati (Gambar 2-6) :
- Pada pukul 17.00, pembukaan serviks 5 cm dan ibu ada dalam fase aktif. Pembukaan serviks dicatat di garis waspada” dan waktu pemeriksaan dituliskan di bawahnya.
- 3. Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin
Pada persalinan normal, kemajuan pernbukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Tapi kadangkala, turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm.
Kata-kata “Turunnya kepala” dan garis tidak terputus dan 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda “S’ di nomor 4. Hubungkan tanda “0” dan setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
Contoh: Partograf untuk Ibu Rohati (Gambar 2-6) :
- Pada pukul 17.00 penurunan kepala 3/5
- Pada pukul 21.00 penurunan kepala 1/5
- 3. Garis waspada dan garis bertindak
D. Jam dan waktu
- 1. Waktu mulainya fase aktif persalinan
- 2. Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur kotak diatasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks di garis waspada. Kernudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukkan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda di garis waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya (kotak ketiga dan kiri).
E. Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai (Gambar 2-4). Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak.
Nyatakan Iamanya kontraksi dengan:
F. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV.
- 1. Oksitosin
- 2. Obat-obatan lain dan cairan IV
G. Kesehatan dan kenyamanan ibu
Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan ibu.
- 1. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
- Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktifpersalinan. (lebih seringjika dicurigai adanya penyulit). Ben tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (•).
- Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika dianggap akan adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai:
- Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih lebih jika meningkat, atau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
- 2. Volume urin, protein atau aseton
H. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf. atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinik mencakup :
- Jumlah cairan per oral yang diberikan
- Keluhan sakit kepala atau pengelihatan (pandangan) kabur
- Konsu dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum)
- Persiapan sebelum melakukan rujukan
- Upaya rujukan
|
Halaman belakang partograf (Gambar 2-5) merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala empat untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang dan bersih aman.
|
- Tanggal : ………………………………………………………………………………………….
- Nama bidan :……………………………………………………………………………………..
- Tempat Persalinan :
Polindes Rumah Sakit
Klinik Swasta Lainnya :…………………
- Alamat tempat persalinan :………………………………………………………………….
- Catatan: rujuk, Kala : I / II / III / IV
- Alasan merujuk :………………………………………………………………………………..
- Tempat rujukan :………………………………………………………………………………..
- Pendamping pada saat merujuk:
Suami Dukun
Keluarga Tidak ada
KALA I
- Partograf melewati garis waspada: Y/T
- Masalah lain, sebutkan:……………………………………………………………………..
- Penatalaksanaan masalah tsb:……………………………………………………………
- Hasilnya……………………………………………………………………………………………
- Episiotomi :
- Pendamping pada saat persalinan:
Keluarga Tidak ada
Teman
- Gawat janin:
a ………………………………………………………………………………………………
b ………………………………………………………………………………………………
c ………………………………………………………………………………………………
Tidak
- Distosia bahu
a ………………………………………………………………………………………………
b ………………………………………………………………………………………………
c ………………………………………………………………………………………………
Tidak
- Masalah lain, Sebutkan :…………………………………………………………………….
- Penatalaksanaan masalah tersebut:…………………………………………………….
- Hasilnya……………………………………………………………………………………………
- Lama kala III:…………………………………………………………………………. Menit
- Pemberian Oksitosin 10 U IM?
Tidak, alasan……………………………………………………………………………….
- Pemberian ulang Oksitosin (2x)?
Tidak
- Penegangan tali pusat terkendali?
Tidak, alasan:………………………………………………………………………………
- Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri?
Tidak, alasan:………………………………………………………………………………
- Plasenta lahir lengkap (intact) : Ya/Tidak
a. …………………………………………………………………………………………….
b. …………………………………………………………………………………………….
- Plasenta tidak lahir > 30 menit: Ya/Tidak
a. ……………………………………………………………………………………………..
b. ……………………………………………………………………………………………..
c. ……………………………………………………………………………………………..
- Laserasi:
Tidak
- Jika laserasi perineum, derajat : 1 / 2 / 3 / 4
Penjahitan, dengan/tanpa anestasi
Tidak dijahit, alasan:…………………………………………………………………….
- Atonia uteri:
a. ……………………………………………………………………………………………..
b. ……………………………………………………………………………………………..
c. ……………………………………………………………………………………………..
Tidak
- Jumlah perdarahan:……………………………………………………………………… ml
- Masalah lain, sebutkan………………………………………………………………………
- Penatalaksanaan masalah tersebut:…………………………………………………….
- Hasilnya:…………………………………………………………………………………………..
- Berat Badan ………………………………………………………………………….. garam
- Panjang…………………………………………………………………………………. cm
- Jenis kelamin : L/P
- Penilaian bayi baru lahir : baik / ada penyulit
- Bayi lahir:
mengeringkan
menghangatkan
rangsangan taktil
bungkus bayi dan tempatkan di sisi ibu
tindakan pencegahan infeksi mata
Asfiksia ringan/pucat/biru/lemas, tindakan:
mengeringkan menghangatkan
rangsangan taktil lain-lain, sebutkan:
bebaskan jalan napas ………………………………..
bungkus bayi dan tempatkan di sisi ibu
Cacat bawaan, sebutkan:………………………………………………………………
Hipotermia, tindakan:
a. …………………………………………………………………………………………
b. …………………………………………………………………………………………
c. …………………………………………………………………………………………
- Pemberian ASI
Tidak, alasan:………………………………………………………………………………
- Masalah lain, sebutkan:……………………………………………………………………..
PEMANTAUAN PERSALINAN KALA IV
Jam Ke | Waktu | Tekanan darah | Nadi | Temperatur | Tinggi fundus uteri | Kontraksi uterus | Kandung kemih | Perdarahan |
1 | ||||||||
2 | ||||||||
Penatalaksanaan yang dilakukan untuk masalah tersebut:……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Bagaimana hasilnya?……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Gambar 2-5 : Halaman belakang partograf
Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut :
- A. Data dasar
- B. Kala I
- C. Kala II
- D. Kala III
- E. Bayi baru lahir
- F. Kala IV
Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan, lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai. Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara lebih terinci disampaikan menurut unsur-unsurnya sebagai berikut.
- A. Data dasar
Data dasar yang perlu dipenuhi adalah sebagai berikut :
|
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut. Untuk pertanyaan nomor 9, lingkari jawaban yang sesuai. Pertanyaan lainnya hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalam persalinan.
Pertanyaan pada kala I adalah sebagai berikut :
|
Kala II terdiri dan episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda “ pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan nomor 13, jika jawabannya “Ya”, tulis indikasinya sedangkan untuk nomor 15 dan 16 jika jawabannya “Ya”, isi jenis tindakan yang telah dilakukan. Untuk pertanyaan nomor 14, jawaban bisa lebih dan 1. Sedangkan untuk ‘masalah lain’ hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada Kala II.
Pertanyaan-pertanyaan pada Kala II adalah sebagai berikut:
|
Kala III terdiri dan lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir Iengkap, plasenta tidak lahir> 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk nomor 25, 26 dan 28 lingkari jawaban yang benar.
Pertanyaan pada kala III adalah sebagai berikut:
|
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dan berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan nomor 36 dan 37, lingkari jawaban yang sesuai sedangkan untuk nomor 38, jawaban bisa lebih dari satu.
Pertanyaan mengenai Bayi Baru Lahir adalah sebagai berikut:
|
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan pascapersalinan. Pengisian peman tauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan. Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.
Catatkan semua temuan selama kala empat persalinan di bagian ini :
Jam ke | waktu | Tekanan darah | Nadi | Temper-atur | Tinggi fundus uteri | Kontraksi uterus | Kandung kemih | Perdarahan |
1 | ||||||||
2 | ||||||||
Penatalaksanaan masalah tersebut: …………………………………..
Hasilnya: …………………………………………………………………….
Contoh Partograf
Gambar 2-6 adalah contoh partograf yang sudah dilengkapi untuk kasus berikut :
Ibu Rohati adalah G1: P0: A0, berusia 23 tahun. Ia datang ke klinik bersalin bersama keluarganya untuk mendapatkan asuhan dan Bidan Ita di Rt 001/Rw 04, Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan pada tanggal 20 Maret 2002 pukul 13.00. Ia mengatakan kepada bidan penolong bahwa ia sudah merasakan adanya kontraksi sejak pukul 05.00.
Bidan Ita melakukan anamnesis secara seksama dan melakukan pemeriksaan fisik (lihat Bab 1). Ia menemukan :
- Kehamilan cukup bulan, presentasi belakang kepala (verteks), dengan penurunan kepala janin 4/5, kontraksi uterus tiga kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung 18 detik, dan DJJ 124 kali/menit.
- Pembukaan serviks 3 cm, tidak ada penyusupan dan selaput ketuban utuh.
- Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80, temperatur tubuh 36,8°C.
- Ibu berkemih 200 ml sebelum pemeriksaan dalam, tidak ditemui protein dan aseton dalam urin.
- Berdasarkan data yang dikumpulkan pada pukul 13.00, bidan Ita membuat diagnosis bahwa ibu Rohati adalah primigravida, dalam fase laten persalinan dengan DJJ normal, pembukaan serviks 3 cm, tiga kontraksi dalam 10 menit, setiap kontraksinya berlangsung kurang dan 20 detik. Bidan Ita menentramkan hati ibu Rohati dan menganjurkannya untuk berjalan-jalan ditemani oleh suaminya dan banyak minum. Bidan Ita menuliskan tanggal dan waktu serta mencatat semua temuan dan asuhannya pada catatan kemajuan persalinan.
- Pemeriksaan kedua dilakukan pukul 17.00. Ibu Rohati melaporkan bahwa kontraksinya terasa lebih kuat dan lebih nyeri. Bidan Ita melakukan pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan dalam yang kedua: Ibu Rohati mengalami 4 kontraksi dalam 10 menit, masing-masing lamanya antara 20 sampai 40 detik, DJJ 134 kali/menit, penurunan bagian terbawah janin 3/5, pembukaan serviks 5 cm, tidak ada penyusupan kepala janin dan selaput ketubannya masih utuh. Tekanan darah ibu Rohati 120/70 mm Hg, nadinya 88, dan temperatur tubuhnya 37°C. Ia berkemih 100 ml sebelum pemeriksaan di lakukan.
Lihat gambar partograf (Gambar 2-6)
Pada pukul 17.00, ibu Rohati berada dalam fase aktif persalinan dan bidan ita mulai mencatat pada partograf. Ia mencatatkan pernbukaan serviks pada garis waspada dan semua temuan lainnya di garis waktu yang sesuai. Bidan Ita mulai menilai DJJ, kontraksi uterus dan nadi ibu Rohati setiap 30 menit dan menilai temperatur tubuhnya setiap 2 jam. Semua temuan dicatat di partograf dengan tepat (Gambar 2-6):
- Pukul 17.30 DJJ 144/menit Kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik Nadi 80/menit.
- Pukul 18.00 DJJ 144/menit Kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik Nadi 88/menit.
- Pukul 18.30 DJJ 140/menit Kontraksi 4 kali dalarn 10 rnenit selama 45 detik Nadi 90/menit.
- Pukul 19.00 DJJ 134/menit Kontraksi 4 kali dalam 10 menitselama 45 detik: Nadi 97/menit Suhu 36,8°C Urin 150 ml.
- Pukul 19.30 DJJ 128/menit Kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik Nadi 88/menit.
- Pukul 20.00 DJJ 128/menit Kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45 detik Nadi 88/menit.
- Pukul 20.30 DJJ 128/menit Kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45 detik Nadi 90/menit Urin 80 ml
- Pada pukul 21.00, bidan Ita melakukan periksa ulang abdomen dan panggul. Hasilnya: DJJ 130 kali/menit, 5 kontraksi dalam 10 menit, rnasing-masing berlangsung lebih dari 45 detik penurunan kepalajanin 1/5. Pembukaan serviks 10cm, tidak ada penyusupan kepala janin, selaput ketuban pecah sesaat sebelum pemeriksaan jam 20.45, dan cairan ketuban jernih. Tekanan darah ibu 120/70mm Hg, temperatur tubuh 37°C, dan nadinya 80 kali/menit.
- Pada pukul 21.30, lahir seorang bayi perempuan, berat badan 3000 gram dan panjang 48 cm. Bayi menangis spontan. Dilakukan penatalaksanaan aktif kala tiga dan plasenta lahir 5 menit setelah bayi lahir. Tidak dilakukan episiotomi dan tidak terjadi laserasi. Perkiraan kehilangan darah kurang lebih 150 ml.
- Tidak ada penyulit terjadi pada 15 menit pertama kala empat (sampai pukul 21.45). Bi dan Ita menjlai keadaan umum dan kondisi kesehatan ibu Rohati setiap 15 menit Selama jam pertama setelah lahirnya plasenta. Temuan-temuannya adalah sebagai berikut (Gambar 2-7):
- 21.50: TD 120/70, nadi 80, temperatur tubuh 37,2°C, tinggi fundus 3 jam di bawah pusat, tonus uterus baik (keras), kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam dalam batas normal.
- 22.05: TD 120/70, nadi 76, tinggi fundus 3 jan di bawah pusat, tonus uterus baik (keras), kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam dalam batas normal.
- 22.20: TD 110/70, nadi 76, tinggi fundus 3 jam di bawah pusat, tonus uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam dalam batas normal.
- 22.35: TD 110/70, nadi 76, tinggi fundus 3 jan di bawah pusat, tonus uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam dalam batas normal.
- Selama jam kedua kala empat persalinan, bidan Ita menilai ibu Rohati setiap 30 menit. Temuannya adalah sebagai berikut (Gambar 2-7) :
- 23.05: TD 110/70, nadi 80, temperatur tubuh 37° C, tinggi fundus dua jan di bawah pusat, tonus uterus baik, ibu Rohati berkemih dan produksi urin berjumlah 250 ml, perdarahan pervaginam dalam batas normal.
- 23.35: TD 110/70, nadi 80, tinggi fundus dua jari di bawah pusat, tonus uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam dalam batas normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar