Sahabatku pUnkmore

Sahabatku pUnkmore
saHabat untuk sLamanya

Rabu, 18 Januari 2012

TINJAUAN TEORI

KONSEP DASAR KEHAMILAN
  • Definisi
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana seorang wanita berhenti menstruasi karena terjadi konsepsi (pertemuan sel telur dengan sperma) dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Abdul Bari Saifuddin, 1999:125)
  • Proses Terjadinya Kehamilan
Pada saat terjadi ovulasi, ada sel telur yang masuk keluar dari ovarium (sel telur berumur 1 hari), saat itu terjadi Cohabitasi dalam pancaran ejakulasi normal (200-300 juta) sperma berkumpul di fornix posterior vagina, cairan ini kurang lebih 3-5 cc, tapi tidak semua sperma bisa masuk ke dalam Canalis Cervicalis terus ke cavum uteri dan menuju ke tuba sampai di ampula tuba. Saat ini ampula tuba terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur, tetapi hanya satu sperma yang bisa menembus sel telur.
Perjalanan sperma + satu jam, paling lama 4-6 jam. Sperma ini menentukan jenis kelamin dan membawa bagian bakat keturunan ayah, sel sperma ada 2 macam.
­   Sperma Y menghasilkan bayi laki-laki
­   Sperma X menghasilkan bayi perempuan
Beberapa jam setelah pembuahan, mulai terjadi pembelahan zigot (mitosis). Setelah pembelahan terjadi terus menerus dalam waktu 3 hari, terbentuk statu kelompok menjadi 16 sel (morulla)  yang masuk ke cavum uteri.
Dalam rahim kelompok sel akan melekat dan membenamkan diri dalam Endometrium (nidasi). Pada sat ini endometrium akan menjadi suatu jaringan yang kaya makanan dan berkembang terus selama kehamilan untuk menjadi kehidupan janin. Waktu kelompok sel (morulla) dalam rahim menjadi lebih banyak dan ukurannya lebih besar serta didalamnya berongga yang berisi cairan, ini di sebutkan blastula atau Blastocyst, yang berjumlah 16-64 sel. Blastocyst siap mengadakan Implantasi (nidasi). (Abdul Bari Saifuddin, 1999: 126)
  • Lama Kehamilan
Lama kehamilan dibagi menjadi 3 Triwulan, yaitu:
­   Triwulan I       : antara   0 – 12 minggu
­   Triwulan II      : antara 12 – 28 minggu
­   Triwulan III     : antara 28 – 40 minggu
(Abdul Bari Saifuddin, 1999:125)
  • Pertumbuhan Janin
Didalam rahim janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang secara bertahap. Tapan pertumbuhan janin hingga masa kelahiran janin adalah:
  • 0 – 2 minggu        Setalah fertilisasi sebesar kacang tanah
  • 3 – 5 minggu        Disebut embrio, pembentukan alat-alat badan dalam bentuk dasar sudah terjadi
  • 5 minggu              Disebut foetus (janin). Sudah mempunyai bentuk manusia, badan bayi, sangat melengkung. Panjang 7,5 – 10 mm. kepalanya 1/3 dari seluruh embrio
  • 8 minggu              Muka sudah jelas (muka manusia), sudah mempunyai lengan dan tangkai dengan jari tangan dan kaki.
  • 12 minggu            Sudah ada Pusat pertulangan, kaki sudah ada, jenis kelamin sudah dapat ditentukan Namun masih belum jelas. Janin sudah bergerak tapi belum bisa dirasakan oleh ibu. Ginjal sudah membentuk sedikit urine. Panjang + 7 – 9 cm
  • 16 minggu            Genetalia externa sudah dapat membentuk jenisnya kulit ditumbuhi rambut yang halus (lanugo). Pergerakan anak mungkin sudah dapat dirasakan oleh ibu.. Panjang + 10 – 17 cm. berat 100 gram.
  • 20 minggu            Panjang + 18 – 27cm. berat 300 gram, bunyi jantung sudah dapat didengar
  • 24 minggu            Panjang 24 – 28 cm, beat 600 gram, kulit keriput, lemak mulai ditimbun dibawah kulit, kulit tertutup oleh vernix (caseosa), kelompok mata terpisah, alis dan bulu mata ada.
  • 28 minggu            Panjang 35 – 38 cm. berat 1000 gram. Kalau lahir dapat hidup di dunia luar, kalau menangis suaranya lemah.
  • 32 minggu            Panjang 42 cm. berat 1700 gram. Permukaan kulit masih merah dan keriput
  • 36 minggu            Panjang 46 cm. berat 2500 gram, karena sudah ada lapisan lemak di bawah kulit.
  • 40 minggu            Panjang 50 cm. berat 3000 gram, bayi sudah aterm (matur)
(IBG Manuaba, 1998)
  • Tanda-tanda Kehamilan
1)      Tanda tidak pasti/presumtif
­   Amenore (tidak dapat haid)
­   Nausea (mual/enek) dengan atau tanpa Vomitus (muntah), biasanya sering terjadi pagi hari, yang disebut morning sickness.
­   Mengidam (menginginkan makanan/minuman tertentu)
­   Konstipasi/obstipasi, disebabkan penurunan peristaltic usus oleh hormon steroid
­   Sering kencing
­   Pingsan dan mudah lelah
­   Tidak ada selera makan (anorexia)
­   Lelah (fatigue)
­   Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri.dipengaruhi estrogen dan progesteron yang merangsang ductus dan alveoli payudara.
­   Pigmentasi kulit pengaruh hormon kortiko steroid placenta yang di jumpai di muka (cloasma gravidarum), areola mamae, dan dinding perut (linea nigra/alba, strie albican/livide)
­   Pemekaran vena-vena (varices) pada kaki, betis dan vulva
2)      Tanda Kemungkinan Hamil
­   Peut membesar
­   Uterus membesar
­   Tanda Hegar : segmen bawah uterus lembek pada perabaan
­   Tanda chadwick: perubahan warna pada servis dan vagina menjadi kebiru-biruan.
­   Tanda piscaeseck: uterus membesar ke salah satu jurusan
­   Tanda braxton hicks : adanya kontraksi dan retraksi pada alat-alat uterus
­   Reaksi dari gali mamini : yaitu dengan menggunakan kodok bufo melanostictus. Lakukan pemeriksaan dahulu dalam air kencing ada spermanya atau tidak. Jika sudah diketahui kalau kodok tersebut sudah tidak ada spermanya, kemudian 5cc air kencing pertama pagi hari disuntikkan ke dalam ruangan limfe di bawah kulit perut. Bila positif akan ditemukan dalam air kencing kodok itu sel-sel spermatozoa setelah 3 jam penyuntikan.
­   Teraba ballottement : pada kehamilan kurang dari 2 bulan, pada pemeriksaan palpasi akan didapatkan besar perut yang masih sangat kecil.
3)      Tanda pasti hamil
­   Terdengar DJJ
­   Terada bagian-bagian anak
­   Pergerakan anak
­   Dengan USG/scanning dapat dilihat gambaran janin
­   Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka jamin tidak dilakukan lagi sekarang, karena dampak radiasi terhadap janin.
(Arif Mansjoer, 2001: 253-254)
  • Hormon Yang Mempengaruhi Kehamilan
­   Somatomammotropin
­   Estrogen
­   Progesterone
  • Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ibu Hamil
  1. Perubahan Sistem Endokrin
  • Kelenjar Hipofise
Akan membesar selama kehamilan + 13,6% dibanding dengan tidak hamil.
a)      Prolaktin
Selama berlangsungnya kehamilan terjadi peningkatan kadar prolaktin di dalam plasma ibu dan janin. Stimulasi estrogen meningkatkan jumlah Laktotrof Hipofisis anterior (sel-sel penghasil prolaktin).
Fungsi utama prolaktin adalah menjaga kelangsungan laktasi, meningkatkan jumlah receptor estrogen, dll.
b)      Adrenocorticotopic Hormone
c)      Tyrotropic hormone
d)      Melanocyte stimulating hormon
  • Hormon placenta
Setalah terbentuk placenta, maka korpus Luteum diambil alih oleh plasenta, plasenta memproduksi hormon:
a)      HPL (Human Plasental Lactogen) membantu metabolisme
b)      HCG (Hormone chorionic gonadothropin) merangsang aktivitas korpus luteum
c)      Estrogen => Pertumbuhan, penebalan endometrium, hiperterofi dinding uterus, dll
d)      Progesteron => meningkatkan sekresi, penebalan endometrium, dll.
  • Kelenjar tyroid
Selama hamil terjadi pembesaran tyroid yang disebabkan oleh hiperplasia jaringan kelenjar dan bertambahnya vaskularisasi.
  • Kelenjar Adrenalin
Pada kehamilan normal, kemungkinan terdapat perubahan morfologis yang sangat kecil pada kelenjar adrenal ibu.
­   Kortisol            => mempertahankan homeostatis
­   Aldosteron       => memberikan perlindungan melawan efek natriuretik progesteron
  1. Perubahan Sistem Reproduksi
  • Uterus
Uterus membesar pada bulan pertama karena estogen dan progesteron yang meningkat akibat hipertropi otot polos uterus, serabut-serabut kologen.
Berat uterus normal + 30 gr, pada akhir kehamilan (40 minggu) beratnya adalah 1000 gr, bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat, kemudian membesar seperti telur bebek, dan pada akhir kehamilan kembali seperti semula.
  • Servik uteri
Mengalami perubahan kalau hormon estrogen meningkat dan terjadi hipervaskularisasi sehingga konsistensi servik menjadi lunak.
  • Ø Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah sehingga pengaruh estrogen akan tampak makin merah dan kebiruan (Tanda Chadwicks).
  • Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidarum sampai terbentuknya placenta + 16 minggu, setelah placenta terbentuk korpus luteum mengecil, placenta akan mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron, khorionik genadotropin somatomammotropin.
  1. Perubahan sistem Muskuloskeletal
Selama kehamilan uterus semakin bertambah besar sesuai umur kehamilan, sehingga lordosis merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan normal. Hal ini merupakan kompensasi posisi anterior uterus yang terus membesar. Lordosis menggeser pusat gravitasi kebelakang pada tungkai bawah. Pada akhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa dan lemah sering dialami pada anggota badan atas yang disebabkan oleh lordosis.
  1. Perubahan sistem kardiovaskuler
Volume darah itu pada kehamilan bertambah 25% dengan puncak pada kehamilan 32 minggu diikuti cardiac out put yang meninggi kira-kira 30%. Akibat hemodilusi yang timbal pada kehamilan 16 minggu, ibu yang sakit jantung dapat mengalami dekompenisasi kordis.
  1. Perubahan sistem pernapasan
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk memenuhi kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam + 20 – 25 % dari biasanya.
  1. Perubahan sistem persyarafan
Tidak ada perubahan yang berarti dalam susunan syarat pusat yang berhubungan dengan kehamilan. Tidak ada berbedaan dengan wanita yang tidak hamil. Kalaupun ada, sifatnya hanya berupa gerakan sakit kepala akibat ketegangan spasme otot, keletihan, pengaruh hormon yang menyebabkan kongesti hidung, dinamika ciaran syaraf yang berubah.
  1. Perubahan sistem pencernaan
Pengaruh estrogen akibat pengeluaran asam lambung meningkat, sehingga menyebabkan:
­   Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)
­   Daerah lambung terasa panas
­   Terjadi mual dan sakit kepala (pusing) terutama pagi hari
­   Muntah.
Selain itu, karena pengaruh progesteron tonus otot-otot traktus digestivus menurun, maka motilitas usus berkurang, makanan lebih lama berada di dalam lambung yang telah dicerna akan lebih lama berada di usus, ini mungkin untuk reabsorpsi, akan tetapi menimbulkan obstipasi.
  1. Perubahan sistem perkemihan (traktus urinarius)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar sehingga sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan, karena uterus garfidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah PAP, keluhan sering kencing akan timbul lagi.
  1. Payudara
­   Payudara menjadi lebih besar disebabkan hipertrofi dari alveoli
­   Areola payudara makin hiper pigmetasi
­   Glandula montgomery makin tampak
­   Puting susu makin menonjol
­   Pada kehamilan 12 minggu ke atas keluar carian berwarna putih jernih (kolostrum, agak kental dan warnanya agak kuning)
10.  Metabolisme
Basal Metabolic Rate (BMR) meningkat + 15% – 20%, sistem endokrin juga meningkat, glondula tiroidea tampak lebih jelas.
­   Kalori                    :  2500
­   Protein                   :     85
­   Calcium                 :    1,5
­   Verrum                  :     15
­   Vit. A                    :  6000
­   Vit. B                    :    1,8
­   Vit. C                    :    100
­   Riboflavin             :    2,5
­   AS. Nicotin           :     18
­   Vit. D                    : 400-80
  • Perubahan Psikologi
  • Trimester I
  1. Segera setelah konsepsi hormon estrogen dan progesterone dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringnya membenci kehamilan. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedian,. Seringnya, biasanya pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil.
  2. Pada trimester I seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Kalau perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain dirahasiakannya.
  3. Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita trimester I berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini. Kurang ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.
  4. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran.
Merupakan bagian normal dan proses kehamilan pada trimester I.
  • Trimester II
  1. Trimester II adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar adalah belum dirasakan sebagai beban.
  2. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.
  3. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya, ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dan rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman yang dirasakannya pada trimester I dan merasakan meningkatnya libido.
  • Trimester III
  1. Trimester III adalah periode menunggu dan waspada sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan meningkatnya kewaspadaanya akan timbulnya tanda-tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
  2. Ibu sering kali merasa khawatir/takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang/benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya.
  3. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
  4. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ini dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih kalau akan berpisah dan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil,
  5. Pada trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
  6. Trimester III adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan sudah dipilih.
  • Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Ibu Hamil TM. I. II. III
(Ketidaknyamanan saat terjadinya dalam masa kehamilan)
TM I :       -    Diarrhea
­   Frekuensi kemih meningkat/nocturia
­   Gatal-getal
­   Hidung tersumbat/berdarah
­   Ingin makan (mengidam)
­   Kelelahan
­   Kemerahan di telapk tangan
­   Keputihan
­   Keringat bertambah
­   Ludah berlebihan
­   Rasa mula/muntah
­   Sakit kepala
TM II:       -    Cloasma/perubahan warna areola
­   Diarrhea                            -  Kram pada kaki
­   Edema dependen               -  Varikositas pada kaki/vulua
­   Garis-garis diperut -  Nafas sesak/hyperventilasi
­   Gatal-gatal                         -  Nyeri ligamentum bunder
­   Gusi berdarah                    -  Palipitasi jantung
­   Hemoroid (bawasir)          -  Panas dalam
­   Insomnia (sulit tidur)         -  ludah berlebihan
­   Keputihan                          -  Sakit kepala
­   Keringat bertambah
­   Konstipasi (sembelit)
­   Perut kembung
­   Pusing/hilang kesadaran
TM III:     -    Diarrhea
­   Edema dependen
­   Frekuensi kami meningkat/Noctruia
­   Garis-garis diperut
­   Gatal-gatal
­   Hemoroid (bawasir)
­   Keputihan
­   Keringat bertambah
­   Konstipasi (sembelit)
­   Mati rasa dan rasa geli (gelanyar) pada jari tangan dan kaki
­   Nafas sesak/hyperventilasi
­   Nyeri ligamentum bundar
­   Peru kembung
­   Ludah berlebihan
­   Pusing/hilang kesadaran
­   Sakit kepala
­   Varicositas pada kaki/vulva
­   Sakit punggung atas dan bawah
  • Diagnosa Banding Kehamilan
Status kehamilan kadang pula harus dibedakan dengan keadaan/penyakit, yaitu:
­   Hamil palsu
­   Mioma uteri
­   Kista ovarii
­   Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urine
­   Hematometra
­   Mola Hidatidosa
­   KET
  • Asuhan/Pelayanan Standart Ibu Hamil
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu:
­   Trimester I       : 1x
­   Trimester II      : 1x
­   Trimester III    : 2x
Dalam pemeriksaan tersebut, ibu harus melalui pemeriksaan yang sering disebut dengan 7T, yaitu:
1)      Timbang berat badan
2)      Ukur takaran darah
3)      Mengukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
4)      Pemberian imunisasi TT lengkap
5)      Pemberian tablet zat besi/Fe
6)      Tes terhadap IMS/PMS
7)      Temu wicana
  • Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
  • Nutrisi
Kebutuhan gizi selam hamil sangat meningkat makanan ibu hamil itu diperhatikan dari pada ibu yang hamil, karena untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan, pertumbuhan janin, luka-luka persalinan cepat sembuh dalam masa nifas, cadangan dalam masa laktasi. Oleh karena itu, makanan hendaknya beraneka ragam, jangan makan menu yang sama.
  • Pakaian
­   Pakaian yang langgar, mudah dipakai dan kehilangan menarik
­   Jangan memakai pakaian yang menekan, karena dapat membuat bendungan pada vena varices
­   Pakai Bh yang lebih besar dan cukup menunjang
­   Hindari sepatu/atas kaki dengan tumit tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pinggang
­   Pakaian yang terbuat dari katun.
  • Eliminasi
Pada bumil sering terjadi obstipasi. Oleh karena itu usaha untuk melancarkan BAB antara lain:
­   Minum banyak
­   Gerak badan yang cukup
­   Makanan yang mengandung serat (sayur dan buah-buahan)
  • Personal Hygiene
­   Beritahu ibu bahwa kebersihan badan dapat mengurangi kemungkinan infeksi
­   Pakaian dalam harus sering diganti
­   Perawatan dan pemeliharaan buah dada
­   Rambut harus sering dicuci
­   Perawatan gigi
­   Kebersihan vulva
­   Kebersihan kuku
­   Kebersihan kulit
  • Seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual, berhenti berhubungan seks total hanya alasan medis merupakan suatu kesalahan karena bagian penting dari dukungan satu sama lain adalah dalam cara berhubungan seksual, hubungan seksual dirasakan untuk dihentikan bila:
­   Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan yang disertasi rasa nyeri/panas
­   Terjadi pendarahan saat hubungan seksual
­   Tedapat pengeluaran cairan/air yang mendadak
­   Hentikan hubungan seksual pada meraka yang sering mengalami obortus, persalinan sebelum waktunya, IUFD, sekitar 2 minggu menjelang persalinan.
  • Mobilisasi
Bumil dilarang melakukan pekerjaan yang berat, meloncat/melonjak, bepergian jauh dengan menggunakan kendaraan yang banyak bergerak. Akan tetapi pergerakan yang dianjurkan antara lain:
­   Berjalan-jalan waktu pagi hari untuk keterangan dan mendapatkan udara segar
­   Melakukan pergerakan yang dapat mempengaruhi otot panggul
­   Latihan-latihan sebelum melahirkan/senam hamil.
  • Istirahat/tidur
Ini diperlukan sekali pada wanita hamil, karena wanita yang sedang hamil daya tahan tubuhnya turun, kesehatan umumnya juga akan turun. Boleh dikatakan ia dalam keadaan tidak stabil/labil. Oleh karena itu bila kurang istirahat, dengan mudah daya tahan wanita itu akan turun dan akan jatuh sakit. Istirahat dan tidur teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin.
  • Imunisasi
Veksinasi dengan TT dianjurkan untuk dapat menurunkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi dilakukan 2x selama hamil.
  • Travelling
Wanita hamil harus berhati-hati dalam membuat rencana perjalanan yang cenderung lama atau melelahkan. Duduk atau diam dalam waktu yang dalam dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi dan oedema pada tungkai yang tergantung.
  • Pekerjaan
Wanita hamil tidak harus berhenti dari pekerjaannya, asal tidak terlalu lelah dan perutnya yang membesar tidak mengganggu pekerjaannya.
  • Tujuan Ante Natal Care (ANC)
  1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
  2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik mental dan sosial ibu dan bayi
  3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, terutama riwayat penyakit secara umum.
  4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
  5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
  6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(Abdul Bari Saifuddin, 2001:90)
  • Tanda-tanda Bahaya Dalam Kehamilan
1)      Perdarahan pervaginam
2)      Sakit kepala yang hebat, menetap, yang tidak hilang-hilang
3)      Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun remaja)
4)      Nyeri abdomen yang hebat
5)      Bengkak pada muka dan tangan
6)      Bayi kuning bergerak sepeti biasa
7)      Keluaran cairan pervaginam
8)      Hiperemesis gravidarum
9)      Hipertensi dalam kehamilan.
  • Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Usia Kehamilan TFU
  • 12 minggu
  • 16 minggu
  • 20 minggu
  • 24 minggu
  • 28 minggu
  • 32 minggu
  • 36 minggu
  • 40 minggu
1-2 jari di atas symphisis Pertengahan antara symphisis-pusat
3 jari di bawah pusat
Setinggi pusat
3          jari di atas pusat
pertengahan processus xyphoideus-pusat
arcus costarum/3 jari di bawah processus xyphoideus
pertengahan antara processus xyphoideus-pusat

Konsep Dasar Persalinan
v  Pengertian Persalinan
  • Persalinan adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit (Asuhan Kebidanan Normal 2002)
  • Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono, 2002)
  • Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Sarwono, 2002)
v  Etiologi Persalinan (Mochtar, 1998)
Sebab-sebab terjadinya persalinan belum diketahui benar yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks, antara lain :
  1. Teori Penurunan Hormon
Progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus, 1 sampai 2 minggu sebelum partus dimulai, terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dan minggu ke-15 sampai aterm meningkat, terutama pada waktu partus, sehingga menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his.
  1. Teori Plasenta Menjadi Tua
Dengan tuanya kehamilan, villi korealis mengalami perubahan sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun. Menyebabkan kekejangan pembuluh darah dan timbul his.
  1. Teori Distensi Rahim
Keadaan uterus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot uterus, sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta dan plasenta mengalami degenerasi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.
  1. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis dari fleksus frakenhouser. Bila ganglion ini ditekan dan digeser, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
  1. Induksi Partus
Persalinan dapat ditimbulkan melalui induksi partus seperti : merangsang fleksus frakenhouser dengan memasukkan beberapa gagang laminaria dalam kanalis servikalis, pemecahan ketuban (amniotomi), menyuntikkan oksitosin (oksitosin drip) yaitu dengan pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan (Manuaba, 1999)
    • Power
Power (tenaga) meliputi kekuatan dan refleks meneran, faktor lain yang berpengaruh dalam persalinan :
  1. Otot-otot rahim yang dominan di daerah fundus uteri dan semakin berkurang ke arah serviks diikuti dengan meningkatnya jaringan ikat
  2. Susunan otot rahim terdiri dari lapisan luar, lapisan dalam dan lapisan tengah
  3. Ligamentum rotundum (Ligamentum uteri)
Merupakan jaringan otot yang pada saat hamil mengalami hipertropi dan hiperflasi. Fungsinya adalah untuk menahan uterus agar tetap berada dalam posisi antefleksi.
  1. Refleks Mengejan
Timbul akibat perangsangan fleksus frakenhouser (fleksus ini terletak di sekitar serviks uteri). Terjadi kontraksi pada diafragma, pelvis yang berguna untuk mempercepat pembukaan serviks dan melebarkan bagian bawah vagina pada saat mengejan anus tampak terbuka.
  • Passage
Jalan lahir yang paling penting dalam menentukan proses persalinan adalah pelvis minor, yang terdiri dari susunan tulang yang kokoh dihubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang kuat. Pelvis minor (panggul kecil) ini terdiri atas :
  1. Pintu atas panggul
Batas atas panggul kecil dibentuk oleh promontorium, sayap sakrum, linea inominata, ramus superior os pubis dan sympisis pubis
  1. Bidang terluas panggul
Merupakan bidang terluas dalam ruangan panggul kecil, bidang ini membentang dari pertengahan sympisis, pertengahan asetabulum dan pertemuan sakral II dan III, ukuran depan belakang 12,75 cm dan ukuran melintangnya 12,5 cm
  1. Bidang sempit panggul
Bidang ini membentang melalui tepi bawah sympisis menuju ke spina isciadika dan memotong ujung atas sacrum
  1. Pintu bawah panggul
Terdiri dari dua segitiga dengan dasar garis pembatas tuber isciadikum dengan jarak 10,5 cm. Tinggi segitiga belakang 7,5 cm. Segitiga depan dibatasi oleh askus pubis ukuran depan belakang pintu bawah panggul 11,5 cm.
  1. Untuk menilai penurunan bagian terendah janin, ditentukan dengan bidang Hodge, yaitu :
Hodge I       : sejajar dengan pintu atas panggul
Hodge II      : sejajar dengan Hodge I, melalui tepi bawah sympisis
Hodge III    : sejajar dengan Hodge II, melalui spina iscladika
Hodge IV    : sejajar dengan Hodge III, melalui ujung os koksigeus
  • Pasanger
Merupakan janin dan placenta, terdiri dari janin dengan ukuran dan Moulage, sikap fetus, letak janin, presentasi fetus dan posisi fetus
  • Posisi
Ganti posisi secara teratur kala II persalinan karena dapat mempercepat kemajuan persalinan. Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman sesuai dengan keinginannya (APN, 2004)
  1. Posisi ½ duduk
Keuntungan    : Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan lebih mudah dalam mensupport perineum
  1. Posisi merangkak
Keuntungan    : Baik untuk persalinan bagi klien dengan punggung yang sakit dan peregangan minimal pada perineum
  1. Posisi jongkok atau berdiri
Keuntungan    : Membantu penurunan kepala janin dan membesar dorongan untuk meneran
  1. Berbaring miring ke kiri
Keuntungan    : Memberi rasa santai bagi ibu, memberi oksigenasi yang baik dan membantu mencegah terjadinya Paserasi
  • Tanda-tanda Permulaan Persalinan (Hellen, 2003)
    • Tanda permulaan persalinan
  1. Terjadi Lightening
Menjelang minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala sudah masuk pintu atas panggul disebabkan kontraksi Braxton Hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum dan gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah. Masuknya kepala ke pintu atas  panggul dirasakan ibu hamil yang ditandai dengan terasa ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang bawah terasa sesak, terjadi kesulitan saat berjalan dan sering miksi.
  1. Terjadi his permulaan
Dengan makin tuanya kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron berkurang dan memberi kesempatan oksitosin untuk menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu yang sifatnya rasa nyeri ringan di bagian bawah. Datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan serviks atau pembawa tanda durasinya dan tidak bertambah bila beraktifitas.
  • Tanda inpartu
  1. Terjadi his persalinan yang mempunyai sifat pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan. Sifatnya teratur dan interval makin pendek serta kekuatannya bertambah, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks dan makin beraktifitas kekuatan makin bertambah.
  2. Pengeluaran lendir dan darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan serviks, pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis serviks keluar, terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
  1. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam pada pemeriksaan dalam dapat dipastikan bahwa telah ada pendataran dan pembukaan serviks
  • Kala Dalam Persalinan
    • Kala I persalinan
  1. Diagnosis
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). (APN, 2004) kala I persalinan terbagi dalam 2 tahap yaitu fase laten dan fase aktif. Adapun perbedaan fase laten dengan fase aktif adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Perbedaan Fase Laten dengan Fase Aktif

Pembukaan Waktu
Fase laten Fase aktif
-       Fase akselerasi
-       Dilatasi maksimal
-       Deselerasi
0 – 3 cm 3 – 10 cm
3 – 4 cm
4 – 9 cm
9 – 10 cm
± 6 – 7 jam 6 jam
2 jam
2 jam
2 jam
Sumber    : Sinopsis Obstetri
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 – 13 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1cm/ 2jam dan multigravida 2cm/ 1jam. Dengan perhitungan tersebut diperkirakan.
  1. Menyiapkan Kelahiran
    1. Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi
Persalinan dan kelahiran bayi mungkin terjadi di rumah, tempat bidan, di puskesmas, polindes, atau rumah sakit. Pastikan persediaan bahan-bahan dan sarana yang memadai dan  upaya pencegahan infeksi dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Hal-hal pokok yang diperlukan : ruangan hangat dan bersih, sirkulasi udara yang baik, sumber air bersih yang mengalir, air DTT, air bersih, clorin, kain pembersih, kain pel dan sarung tangan karet, kamar mandi yang bersih, tempat yang lapang. Untuk ibu berjalan-jalan selama persalinan, melahirkan bayi dan memberikan  asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan penerangan yang cukup baik siang maupun malam, tempat tidur yang bersih untuk ibu, tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir dan meja yang bersih atau tempat tertentu untuk menaruh peralatan persalinan
  1. Menyiapkan semua perlengkapan, bahan dan obat-obat essensial
  1. Menyiapkan rujukan
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya jika terjadi penyulit keterlambatan. Untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai
  1. Memberikan asuhan sayang ibu
Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk :
a)      Memberikan dukungan emosional
b)      Membantu pengaturan posisi
c)      Pemberian cairan dan nutrisi
d)      Keleluasaan untuk ke kamar mandi secara teratur
e)      Pencegahan infeksi
  1. Pemantauan
Frekuensi minimal penilaian dan intervensi adalah sebagai berikut
Tabel 2.2 Frekuensi Minimal Penilaian dan Intervensi dalam Persalinan Normal

Fase Laten Fase Aktif
Tekanan darah Suhu badan
Nadi
DJJ
His
Pembukaan serviks
Penurunan
4 jam 4 jam
30 menit
1 jam
1 jam
4 jam
4 jam
4 jam 2 jam
30 menit
30 menit
30 menit
4 jam
4 jam
Sumber    : Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
  1. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam sekali selama kala I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal sebagai berikut:
  1. Warna cairan amnion
  2. Dilatasi serviks
  3. Penurunan kepala
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosa inpartu kala belum dapat ditegakkan. Jika terdapat kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4 jam. Untuk melihat perubahan serviks. Pada tahap ini,  jika serviks terasa tipis dan membuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu jika tidak terdapat perubahan maka didiagnosis persalinan palsu.
  • Kala II Persalinan
  1. Diagnosis
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal sebagai kala pengeluaran. Lamanya kala II untuk primigravida 1,5 jam – 2 jam dan untuk multigravida ½ – 1 jam.
  1. Tanda dan gejala kala II persalinan
    1. Ibu merasakan ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi
    2. Ibu merasakan makin meningkatnya pada rektum dan vaginanya
    3. Perineum terlihat menonjol
    4. Vulva dan vagina serta sfingterani terlihat terbuka
    5. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
  1. Persiapan penolong persalinan
    1. Sarung tangan
    2. Perlengkapan pelindung pribadi
    3. Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan
    4. Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
    5. Persiapan ibu dan keluarga
    6. Amniotomi : jika selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan telah lengkap, lakukan amniotomi penolong harus memperhatikan warna air ketuban saat dilakukan amniotomi
    7. Penatalaksanaan fisiologi kala II persalinan
      1. Mulai meneran
Bila sudah didapatkan tanda pasti kala II persalinan, tunggu sampai ibu merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran
  1. Mendiagnosis kala II persalinan dan memulai persalinan
a)      Cuci tangan dengan sabun dan dengan air bersih yang mengalir
b)      Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan dalam
c)      Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan dalam
d)      Lakukan pemeriksaan dalam secara hati-hati untuk memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap (10cm)
e)      Jika pembukaan belum lengkap, tentramkan ibu dan bantu ibu mendapatkan posisi yang lebih nyaman atau memperbolehkan ibu untuk berjalan-jalan
f)       Jika ibu merasa ingin meneran tapi pembukaan serviks belum lengkap, berikan semangat dan anjurkan ibu untuk bernafas dalam atau bernafas panjang dalam setiap kontraksi
g)      Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman untuk meneran
h)      Jika ibu tidak merasa ingin meneran setelah pembukaan lengkap selama 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada saat puncak setiap kontraksi
i)        Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit berikutnya atau jika kelahiran bayi tidak akan segera terjadi, segera rujuk ke fasilitas rujukan
  1. Memantau selama penatalaksanaan kala II persalinan. Periksa dan catat :
    1. Nadi ibu setiap 30 menit
    2. Frekuensi dan lama kontraksi tiap 30 menit
    3. DJJ setiap selesai meneran
    4. Penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau kalau ada indikasi
    5. Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah
    6. Apakah ada presentasi majemuk
    7. Putar paksi luar segera setelah kepala lahir
    8. Adanya kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelumnya
    9. Semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada catatan persalinan
    10. Posisi ibu saat meneran
Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman, ibu dapat berganti posisi secara teratur selama kala II persalinan.
  1. Kelahiran bayi
    1. Posisi ibu  saat melahirkan
Memperbolehkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman baginya dan tidak menganjurkan ibu untuk mengambil posisi berbaring terlentang
  1. Pencegahan Laserasi
Laserasi spontan pada vagina/ perineum dapat terjadi saat bayinya dilahirkan, kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali, jalin kerja sama dengan ibu selama persalinan.
  1. Melahirkan Kepala
Saat kepala bayi mendorong atau membuka Vulva sekitar 5–6 cm, letakkan kain/ handuk bersih di atas perut ibu, untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir. Letakkan kain bersih dan kering yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. Lindungi perineum dengan satu tangan (di bawah kain bersih dan kering) dengan meletakkan ibu jari dan 4 jari tangan tersebut dilipat paha pada kedua sisi perineum dan meletakkan tangan yang lain pada kepala bayi. Berikan tekanan yang lembut dan tidak keras pada kepala bayi dengan menggunakan tangan lainnya dan biarkan kepala bayi keluar secara bertahap di bawah tangan tersebut.
  1. Periksa Tali Pusat pada Leher
Setelah kepala bayi lahir, raba leher bayi apakah ada lilitan tali pusat jika ada lilitan tali pusat longgarkan di leher bayi. Lepaskan melewati kepala bayi, jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, klem di dua tempat dan potong tali pusat diantara 2 klem tersebut.
  1. Melahirkan Bahu
    1. Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih, memeriksa adanya lilitan tali pusat sambil menunggu kepala bayi melakukan rotasi eksternal secara spontan.
    2. Setelah rotasi eksternal, letakkan satu tangan pada masing-masing sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu untuk meneran pada kontraksi berikutnya
    3. Lakukan tarikan ke arah bawah hingga bahu anterior tampak di bawah askus pubis
    4. Kemudian tarik ke arah atas dan luar untuk melahirkan bahu posterior bayi
    5. Melahirkan Sisi Tubuh Bayi
      1. Saat bahu posterior lahir, selipkan tangan pada bagian bawah (posterior) kepala bayi ke arah perineum dan biarkan bahu dan bagian tangan bayi lahir ke tangan yang lain
      2. Gunakan jari-jari tangan yang sama untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan pada sisi posterior bayi pada saat melewati perineum
      3. Gunakan tangan yang berada di belakang (posterior) untuk menahan tubuh bayi saat lahir
      4. Gunakan tangan bagian depan untuk melahirkan bahu anterior dan untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan anterior bayi
      5. Setelah kelahiran tubuh dan lengan, sisipkan tangan bagian depan dipunggung bayi ke arah bokong dan kaki bayi untuk menahan laju kelahiran bayi saat kaki lahir
      6. Siapkan jari telunjuk dari tangan yang sama diantara kaki bayi, pegang dengan mantap bagian mata kaki dan lahirkan kakinya secara hati-hati
      7. Baringkan bayi di atas kanan atau handuk yang terletak di perut ibu sehingga kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya
      8. Mengeringkan dan Merangsang Bayi
        1. Segera mengeringkan dan merangsang bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik
        2. Memotong tali pusat
        3. Dengan menggunakan klem DTT atau steril klem tali pusat 3 cm dari pusat bayi lakukan pengurutan pada tali pusat di klem ke arah ibu dan kemudian dipasang klem kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut untuk melindungi bayi. Gunakan tangan lain untuk memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut. Dengan menggunakan gunting DTT/ steril. Setelah memotong tali pusat, ganti handuk yang telah basah dan selimut bayi dengan selimut atau kain bersih dan kering. Pastikan bahwa kepala bayi terselimuti dengan baik.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY.A
PENGKAJIAN
Pengkajian diambil tanggal     : 15 Nopember 2010
Jam                                          : 10.00 WIB
Ruangan                                  : Poli Hamil RSU Haji Surabaya
Diagnosa Masuk                     : GI P00000 Kehamilan Fisiologi Inpartu
I. IDENTITAS
  1. Nama pasien                  : Ny.A
  2. Umur                             : 26 tahun
  3. Agama                           : Islam
  4. Suku Bangsa                  : Jawa
  5. Pendidikan                     : SMA
  6. Pekerjaan                       : IRT
  7. Alamat                           : Semampir Tengah 26 Surabaya
  8. Status Perkawinan         : Kawin
  9. Nama Suami                  : Tn. A
  10. Umur                           : 30 tahun
  11. Suku bangsa                : Jawa
  12. Agama                         : Islam
  13. Pekerjaan                    : Swasta
  14. Alamat                         : Semampir Tengah 26 Surabaya
  15. No. RM                       : 535344
  1. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
  2. Alasan kunjungan rumah sakit            :
Pasien datang ke Poli Hamil RSU Haji Surabaya dengan diantarkan suaminya untuk memeriksakan kehamilannya (kontrol), dan usia kehamilannya sudah 40-41 minggu, mendekati masa persalinan.
  1. Keluhan utama saat pengkajian:
Pasien mengatakan perutnya kontraksi (kenceng) sehingga terasa nyeri.
  1. Diagnosa medis: GI P00000 kehamilan fisiologi inpartu.
III.RIWAYAT KEPERAWATAN
  1. Riwayat Obstetri
v  Riwayat Menstruasi
Menarche                : usia 12 tahun
Lama menstruasi     : 5 hari
HPHT                     : 02 Pebruari 2010
v  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Pasien belum mempunyai riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu karena kehamilan ini merupakan primigravida bagi pasien.
  1. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Pasien tidak melakukan KB.
  1. Riwayat Kesehatan
Pasien tidak memiliki penyakit penyerta terhadap kehamilannya sekarang ini. Keluarga pasien juga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti diabetes melitus, hipertensi, dll.  Selain itu, keluarga pasien juga tidak ada yang mempunyai penyakit menular seperti HIV/AIDS dan TBC, dll.
  1. Riwayat Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal pasien bersih, jauh dari polusi udara yaitu jauh dari asap kendaraan bermotor. Lingkungan rumah aman bagi wanita hamil, artinya lantainya tidak licin.
  1. Aspek Psikologis
Pasien mengatakan cemas terhadap kehamilan pertamanya ini. Pasien belum begitu mengerti hal-hal yang perlu disiapkan untuk proses persalinan. Harapan pasien bayinya dapat lahir dengan normal dan selamat, serta tanpa ada halangan. Pasien sering bertanya tentang keadaannya dan bayi yang ada dalam kandungannya.
  1. Kebutuhan Dasar Khusus
v  Pola nutrisi
Pasien mengatakan makan 3x sehari, nafsu makan baik. Jenis makanan yang biasa dikonsumsi yaitu nasi, lauk pauk (berupa ikan, telur, tempe, tahu, ayam), sayur (bayam, kubis, wortel, kentang, sawi), buah-buahan (pisang dan pepaya), dan minum susu 2 gelas tiap hari.
v  Pola Eliminasi
-          Buang air besar
Frekuensi         : 1-2x/hari
Warna              : kuning kecoklatan
Bau                  : amoniak
Konsistensi      : padat, lembek
Keluhan           : tidak ada
-          Buang air kecil
Frekuensi         : 8-10x/hari
Warna              : kuning, jernih
Keluhan           : tidak ada keluhan
v  Pola personal hygiene
-          Mandi              : 2x sehari
-          Oral Hygiene   : 2x sehari
-          Cuci rambut     : 2 hari sekali
v  Pola istirahat tidur
-          Lama tidur       :8-10 jam/hari
-          Kebiasaan sebelum tidur: mencuci tangan dan kaki sebelum tidur
-          Keluhan/kesulitan tidur: tidak ada
v  Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga dan melaksanakan pekerjaan rumah tangga yang ringan dan aman untuk kehamilannya.
v  Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
-          Merokok                      : tidak
-          Minuman keras            : tidak
-          Ketergantungan obat   : tidak
  1. Pemeriksaan Fisik
  • Tanda-tanda vital
-          Tekanan darah : 110/70 mmHg
-          Nadi                : 84x/menit
-          Suhu                : 36,5 derajat C
-          RR                   : 20x/menit
  • Kesadaran                   : composmentis
  • Keadaan umum           : baik
  • Kepala                         : bentuk bulat, tidak ada keluhan, wajah tampak menyeringai
  • Mata
-          Keadaan umum           : baik
-          Konjungtiva                : merah muda
-          Sklera                          : putih
-          Pupil                            : isokhor
  • Hidung
-          Reaksi alergi                : baik
-          Sinus                           : merah muda
-          Kelainan                      : tidak terdapat polip hidung dan tidak ada pernapasan cuping hidung
  • Mulut dan tenggorokan
-          Gigi geligi                   : baik, jumlah gigi 32 buah dan tidak ada caries gigi
-          Kesulitan menelan       : tidak ada
  • Pernapasan
-          Jalan nafas                   : bebas
-          Suara nafas                  : vesikuler
-          Menggunakan otot bantu pernafasan: tidak
-          Suara nafas tambahan  : tidak ada
  • Sirkulasi jantung
-          Nadi                : 84x/menit
-          Irama               : sinus
-          Kelainan bunyi jantung: tidak ada, s1 s2 tunggal
-          Nyeri dada       : tidak ada
  • Abdomen
-          Perut terlihat membesar
-          Tidak terdapat striae gravidarum
-          Sering terjadi kontraksi (kenceng)
  • Ekstremitas (integumen/muskuloskeletal):
-          Turgor kulit baik
-          Warna kulit sawo matang
-          Tidak ada kontraktur pada persendian ekstremitas
  1. Pemeriksaan Kebidanan
  • Inspeksi
-          Keadaan umum: baik
-          Muka               : tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
-          Mata                : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterus
-          Hidung                        : bersih, tidak ada polip hidung, tidak ada sekret
-          Gilut                : mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, mulut dan gigi bersih
-          Telinga                        : bersih dan tidak ada serumen
-          Leher               : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
-          Payudara         : simetris, bersih, puting susu menonjol, hyperpigmentasi areola mammae
-          Abdomen        : membesar, tidak ada luka bekas operasi, ada striae gravidarum
-          Ekstremitas bawah: tidak ada oedema dan tidak ada varises
  • Palpasi
-          TFU    : 33 cm
-          Pemeriksaan Leopold
  • Leopold I
TFU teraba 33 cm, teraba bagian besar, keras, bulat (kepala)
  • Leopold II
Teraba bagian datar, panjang dan keras seperti papan disebelah kiri perut ibu (punggung kiri), sebelah kanan teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
  • Leopold III
Kepala janin sudah masuk ke PAP
  • Leopold IV
Kepala janin sudah masuk 2/5 bagian
-          Pemeriksaan panggul luar
  1. Distantia spinarum  : 24 cm
  2. Distantia cristarum  : 26 cm
  3. Conjugata eksterna : 20 cm
  4. Ukuran lingkar panggul      : 90 cm
-          Vagina toucher (VT)
  • Pembukaan 3 cm
  • Effacement 50%
  • Perkusi
Refleks patella (+)
  • Auskultasi
    • DJJ      : 140x/menit teratur
    • Tempat: di sebelah kiri bawah pusat perut ibu
Pemeriksaan penunjang
  • Rontgen
USG    : ada (+)
ANALISA DATA
Nama               : Ny. A
Dx. Medis       : GI P00000
No. Pengelompokan data Kemungkinan penyebab Masalah
1. 2. DS: pasien mengatakan perutnya kontraksi (kenceng) sehingga terasa nyeri DO:
  • Keadaan umum baik
  • Tanda-tanda vital
-          Tekanan darah: 110/70 mmHg
-          Nadi: 84x/menit
-          RR: 20x/menit
-          Suhu: 36, 5 derajat C
  • Kesadaran: composmentis
  • Wajah tampak menyeringai
  • Skala nyeri 1-2 (nyeri ringan)
  • Uk: 40-41minggu
  • TFU: 33 cm (pertengahan antara processus xyphoideus – pusat)
  • DJJ: (+) 140x/menit teratur
  • Pembukaan: 3 cm
  • Effacement: 50%
DS: pasien mengatakan cemas terhadap kehamilan pertamanya ini
DO:
  • Pasien belum mengerti tentang keadaannya
  • Pasien sering bertanya kepada petugas kesehatan
  • Pasien terlihat gelisah
Adanya kontraksi Kurang pengetahuan Gangguan rasa nyaman nyeri Cemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi ditandai dengan :
DS: pasien mengatakan perutnya kontraksi (kenceng) sehingga terasa nyeri
DO:
  • Keadaan umum baik
  • Tanda-tanda vital
-          Tekanan darah: 110/70 mmHg
-          Nadi: 84x/menit
-          RR: 20x/menit
-          Suhu: 36, 5 derajat C
  • Kesadaran: composmentis
  • Wajah tampak menyeringai
  • Skala nyeri 1-2 (nyeri ringan)
  • Uk: 40-41minggu
  • TFU: 33 cm (pertengahan antara processus xyphoideus – pusat)
  • DJJ: (+) 140x/menit teratur
  • Pembukaan: 3 cm
  • Effacement: 50%
  1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan :
DS: pasien mengatakan cemas terhadap kehamilan pertamanya ini
DO:
  • Pasien belum mengerti tentang keadaannya
  • Pasien sering bertanya kepada petugas kesehatan
  • Pasien terlihat gelisah
TINJAUAN TEORI

KONSEP DASAR KEHAMILAN
  • Definisi
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana seorang wanita berhenti menstruasi karena terjadi konsepsi (pertemuan sel telur dengan sperma) dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Abdul Bari Saifuddin, 1999:125)
  • Proses Terjadinya Kehamilan
Pada saat terjadi ovulasi, ada sel telur yang masuk keluar dari ovarium (sel telur berumur 1 hari), saat itu terjadi Cohabitasi dalam pancaran ejakulasi normal (200-300 juta) sperma berkumpul di fornix posterior vagina, cairan ini kurang lebih 3-5 cc, tapi tidak semua sperma bisa masuk ke dalam Canalis Cervicalis terus ke cavum uteri dan menuju ke tuba sampai di ampula tuba. Saat ini ampula tuba terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur, tetapi hanya satu sperma yang bisa menembus sel telur.
Perjalanan sperma + satu jam, paling lama 4-6 jam. Sperma ini menentukan jenis kelamin dan membawa bagian bakat keturunan ayah, sel sperma ada 2 macam.
­   Sperma Y menghasilkan bayi laki-laki
­   Sperma X menghasilkan bayi perempuan
Beberapa jam setelah pembuahan, mulai terjadi pembelahan zigot (mitosis). Setelah pembelahan terjadi terus menerus dalam waktu 3 hari, terbentuk statu kelompok menjadi 16 sel (morulla)  yang masuk ke cavum uteri.
Dalam rahim kelompok sel akan melekat dan membenamkan diri dalam Endometrium (nidasi). Pada sat ini endometrium akan menjadi suatu jaringan yang kaya makanan dan berkembang terus selama kehamilan untuk menjadi kehidupan janin. Waktu kelompok sel (morulla) dalam rahim menjadi lebih banyak dan ukurannya lebih besar serta didalamnya berongga yang berisi cairan, ini di sebutkan blastula atau Blastocyst, yang berjumlah 16-64 sel. Blastocyst siap mengadakan Implantasi (nidasi). (Abdul Bari Saifuddin, 1999: 126)
  • Lama Kehamilan
Lama kehamilan dibagi menjadi 3 Triwulan, yaitu:
­   Triwulan I       : antara   0 – 12 minggu
­   Triwulan II      : antara 12 – 28 minggu
­   Triwulan III     : antara 28 – 40 minggu
(Abdul Bari Saifuddin, 1999:125)
  • Pertumbuhan Janin
Didalam rahim janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang secara bertahap. Tapan pertumbuhan janin hingga masa kelahiran janin adalah:
  • 0 – 2 minggu        Setalah fertilisasi sebesar kacang tanah
  • 3 – 5 minggu        Disebut embrio, pembentukan alat-alat badan dalam bentuk dasar sudah terjadi
  • 5 minggu              Disebut foetus (janin). Sudah mempunyai bentuk manusia, badan bayi, sangat melengkung. Panjang 7,5 – 10 mm. kepalanya 1/3 dari seluruh embrio
  • 8 minggu              Muka sudah jelas (muka manusia), sudah mempunyai lengan dan tangkai dengan jari tangan dan kaki.
  • 12 minggu            Sudah ada Pusat pertulangan, kaki sudah ada, jenis kelamin sudah dapat ditentukan Namun masih belum jelas. Janin sudah bergerak tapi belum bisa dirasakan oleh ibu. Ginjal sudah membentuk sedikit urine. Panjang + 7 – 9 cm
  • 16 minggu            Genetalia externa sudah dapat membentuk jenisnya kulit ditumbuhi rambut yang halus (lanugo). Pergerakan anak mungkin sudah dapat dirasakan oleh ibu.. Panjang + 10 – 17 cm. berat 100 gram.
  • 20 minggu            Panjang + 18 – 27cm. berat 300 gram, bunyi jantung sudah dapat didengar
  • 24 minggu            Panjang 24 – 28 cm, beat 600 gram, kulit keriput, lemak mulai ditimbun dibawah kulit, kulit tertutup oleh vernix (caseosa), kelompok mata terpisah, alis dan bulu mata ada.
  • 28 minggu            Panjang 35 – 38 cm. berat 1000 gram. Kalau lahir dapat hidup di dunia luar, kalau menangis suaranya lemah.
  • 32 minggu            Panjang 42 cm. berat 1700 gram. Permukaan kulit masih merah dan keriput
  • 36 minggu            Panjang 46 cm. berat 2500 gram, karena sudah ada lapisan lemak di bawah kulit.
  • 40 minggu            Panjang 50 cm. berat 3000 gram, bayi sudah aterm (matur)
(IBG Manuaba, 1998)
  • Tanda-tanda Kehamilan
1)      Tanda tidak pasti/presumtif
­   Amenore (tidak dapat haid)
­   Nausea (mual/enek) dengan atau tanpa Vomitus (muntah), biasanya sering terjadi pagi hari, yang disebut morning sickness.
­   Mengidam (menginginkan makanan/minuman tertentu)
­   Konstipasi/obstipasi, disebabkan penurunan peristaltic usus oleh hormon steroid
­   Sering kencing
­   Pingsan dan mudah lelah
­   Tidak ada selera makan (anorexia)
­   Lelah (fatigue)
­   Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri.dipengaruhi estrogen dan progesteron yang merangsang ductus dan alveoli payudara.
­   Pigmentasi kulit pengaruh hormon kortiko steroid placenta yang di jumpai di muka (cloasma gravidarum), areola mamae, dan dinding perut (linea nigra/alba, strie albican/livide)
­   Pemekaran vena-vena (varices) pada kaki, betis dan vulva
2)      Tanda Kemungkinan Hamil
­   Peut membesar
­   Uterus membesar
­   Tanda Hegar : segmen bawah uterus lembek pada perabaan
­   Tanda chadwick: perubahan warna pada servis dan vagina menjadi kebiru-biruan.
­   Tanda piscaeseck: uterus membesar ke salah satu jurusan
­   Tanda braxton hicks : adanya kontraksi dan retraksi pada alat-alat uterus
­   Reaksi dari gali mamini : yaitu dengan menggunakan kodok bufo melanostictus. Lakukan pemeriksaan dahulu dalam air kencing ada spermanya atau tidak. Jika sudah diketahui kalau kodok tersebut sudah tidak ada spermanya, kemudian 5cc air kencing pertama pagi hari disuntikkan ke dalam ruangan limfe di bawah kulit perut. Bila positif akan ditemukan dalam air kencing kodok itu sel-sel spermatozoa setelah 3 jam penyuntikan.
­   Teraba ballottement : pada kehamilan kurang dari 2 bulan, pada pemeriksaan palpasi akan didapatkan besar perut yang masih sangat kecil.
3)      Tanda pasti hamil
­   Terdengar DJJ
­   Terada bagian-bagian anak
­   Pergerakan anak
­   Dengan USG/scanning dapat dilihat gambaran janin
­   Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka jamin tidak dilakukan lagi sekarang, karena dampak radiasi terhadap janin.
(Arif Mansjoer, 2001: 253-254)
  • Hormon Yang Mempengaruhi Kehamilan
­   Somatomammotropin
­   Estrogen
­   Progesterone
  • Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ibu Hamil
  1. Perubahan Sistem Endokrin
  • Kelenjar Hipofise
Akan membesar selama kehamilan + 13,6% dibanding dengan tidak hamil.
a)      Prolaktin
Selama berlangsungnya kehamilan terjadi peningkatan kadar prolaktin di dalam plasma ibu dan janin. Stimulasi estrogen meningkatkan jumlah Laktotrof Hipofisis anterior (sel-sel penghasil prolaktin).
Fungsi utama prolaktin adalah menjaga kelangsungan laktasi, meningkatkan jumlah receptor estrogen, dll.
b)      Adrenocorticotopic Hormone
c)      Tyrotropic hormone
d)      Melanocyte stimulating hormon
  • Hormon placenta
Setalah terbentuk placenta, maka korpus Luteum diambil alih oleh plasenta, plasenta memproduksi hormon:
a)      HPL (Human Plasental Lactogen) membantu metabolisme
b)      HCG (Hormone chorionic gonadothropin) merangsang aktivitas korpus luteum
c)      Estrogen => Pertumbuhan, penebalan endometrium, hiperterofi dinding uterus, dll
d)      Progesteron => meningkatkan sekresi, penebalan endometrium, dll.
  • Kelenjar tyroid
Selama hamil terjadi pembesaran tyroid yang disebabkan oleh hiperplasia jaringan kelenjar dan bertambahnya vaskularisasi.
  • Kelenjar Adrenalin
Pada kehamilan normal, kemungkinan terdapat perubahan morfologis yang sangat kecil pada kelenjar adrenal ibu.
­   Kortisol            => mempertahankan homeostatis
­   Aldosteron       => memberikan perlindungan melawan efek natriuretik progesteron
  1. Perubahan Sistem Reproduksi
  • Uterus
Uterus membesar pada bulan pertama karena estogen dan progesteron yang meningkat akibat hipertropi otot polos uterus, serabut-serabut kologen.
Berat uterus normal + 30 gr, pada akhir kehamilan (40 minggu) beratnya adalah 1000 gr, bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat, kemudian membesar seperti telur bebek, dan pada akhir kehamilan kembali seperti semula.
  • Servik uteri
Mengalami perubahan kalau hormon estrogen meningkat dan terjadi hipervaskularisasi sehingga konsistensi servik menjadi lunak.
  • Ø Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah sehingga pengaruh estrogen akan tampak makin merah dan kebiruan (Tanda Chadwicks).
  • Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidarum sampai terbentuknya placenta + 16 minggu, setelah placenta terbentuk korpus luteum mengecil, placenta akan mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron, khorionik genadotropin somatomammotropin.
  1. Perubahan sistem Muskuloskeletal
Selama kehamilan uterus semakin bertambah besar sesuai umur kehamilan, sehingga lordosis merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan normal. Hal ini merupakan kompensasi posisi anterior uterus yang terus membesar. Lordosis menggeser pusat gravitasi kebelakang pada tungkai bawah. Pada akhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa dan lemah sering dialami pada anggota badan atas yang disebabkan oleh lordosis.
  1. Perubahan sistem kardiovaskuler
Volume darah itu pada kehamilan bertambah 25% dengan puncak pada kehamilan 32 minggu diikuti cardiac out put yang meninggi kira-kira 30%. Akibat hemodilusi yang timbal pada kehamilan 16 minggu, ibu yang sakit jantung dapat mengalami dekompenisasi kordis.
  1. Perubahan sistem pernapasan
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk memenuhi kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam + 20 – 25 % dari biasanya.
  1. Perubahan sistem persyarafan
Tidak ada perubahan yang berarti dalam susunan syarat pusat yang berhubungan dengan kehamilan. Tidak ada berbedaan dengan wanita yang tidak hamil. Kalaupun ada, sifatnya hanya berupa gerakan sakit kepala akibat ketegangan spasme otot, keletihan, pengaruh hormon yang menyebabkan kongesti hidung, dinamika ciaran syaraf yang berubah.
  1. Perubahan sistem pencernaan
Pengaruh estrogen akibat pengeluaran asam lambung meningkat, sehingga menyebabkan:
­   Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)
­   Daerah lambung terasa panas
­   Terjadi mual dan sakit kepala (pusing) terutama pagi hari
­   Muntah.
Selain itu, karena pengaruh progesteron tonus otot-otot traktus digestivus menurun, maka motilitas usus berkurang, makanan lebih lama berada di dalam lambung yang telah dicerna akan lebih lama berada di usus, ini mungkin untuk reabsorpsi, akan tetapi menimbulkan obstipasi.
  1. Perubahan sistem perkemihan (traktus urinarius)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar sehingga sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan, karena uterus garfidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah PAP, keluhan sering kencing akan timbul lagi.
  1. Payudara
­   Payudara menjadi lebih besar disebabkan hipertrofi dari alveoli
­   Areola payudara makin hiper pigmetasi
­   Glandula montgomery makin tampak
­   Puting susu makin menonjol
­   Pada kehamilan 12 minggu ke atas keluar carian berwarna putih jernih (kolostrum, agak kental dan warnanya agak kuning)
10.  Metabolisme
Basal Metabolic Rate (BMR) meningkat + 15% – 20%, sistem endokrin juga meningkat, glondula tiroidea tampak lebih jelas.
­   Kalori                    :  2500
­   Protein                   :     85
­   Calcium                 :    1,5
­   Verrum                  :     15
­   Vit. A                    :  6000
­   Vit. B                    :    1,8
­   Vit. C                    :    100
­   Riboflavin             :    2,5
­   AS. Nicotin           :     18
­   Vit. D                    : 400-80
  • Perubahan Psikologi
  • Trimester I
  1. Segera setelah konsepsi hormon estrogen dan progesterone dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringnya membenci kehamilan. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedian,. Seringnya, biasanya pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil.
  2. Pada trimester I seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Kalau perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain dirahasiakannya.
  3. Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita trimester I berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini. Kurang ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.
  4. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran.
Merupakan bagian normal dan proses kehamilan pada trimester I.
  • Trimester II
  1. Trimester II adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar adalah belum dirasakan sebagai beban.
  2. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.
  3. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya, ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dan rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman yang dirasakannya pada trimester I dan merasakan meningkatnya libido.
  • Trimester III
  1. Trimester III adalah periode menunggu dan waspada sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan meningkatnya kewaspadaanya akan timbulnya tanda-tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
  2. Ibu sering kali merasa khawatir/takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang/benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya.
  3. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
  4. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ini dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih kalau akan berpisah dan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil,
  5. Pada trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
  6. Trimester III adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan sudah dipilih.
  • Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Ibu Hamil TM. I. II. III
(Ketidaknyamanan saat terjadinya dalam masa kehamilan)
TM I :       -    Diarrhea
­   Frekuensi kemih meningkat/nocturia
­   Gatal-getal
­   Hidung tersumbat/berdarah
­   Ingin makan (mengidam)
­   Kelelahan
­   Kemerahan di telapk tangan
­   Keputihan
­   Keringat bertambah
­   Ludah berlebihan
­   Rasa mula/muntah
­   Sakit kepala
TM II:       -    Cloasma/perubahan warna areola
­   Diarrhea                            -  Kram pada kaki
­   Edema dependen               -  Varikositas pada kaki/vulua
­   Garis-garis diperut -  Nafas sesak/hyperventilasi
­   Gatal-gatal                         -  Nyeri ligamentum bunder
­   Gusi berdarah                    -  Palipitasi jantung
­   Hemoroid (bawasir)          -  Panas dalam
­   Insomnia (sulit tidur)         -  ludah berlebihan
­   Keputihan                          -  Sakit kepala
­   Keringat bertambah
­   Konstipasi (sembelit)
­   Perut kembung
­   Pusing/hilang kesadaran
TM III:     -    Diarrhea
­   Edema dependen
­   Frekuensi kami meningkat/Noctruia
­   Garis-garis diperut
­   Gatal-gatal
­   Hemoroid (bawasir)
­   Keputihan
­   Keringat bertambah
­   Konstipasi (sembelit)
­   Mati rasa dan rasa geli (gelanyar) pada jari tangan dan kaki
­   Nafas sesak/hyperventilasi
­   Nyeri ligamentum bundar
­   Peru kembung
­   Ludah berlebihan
­   Pusing/hilang kesadaran
­   Sakit kepala
­   Varicositas pada kaki/vulva
­   Sakit punggung atas dan bawah
  • Diagnosa Banding Kehamilan
Status kehamilan kadang pula harus dibedakan dengan keadaan/penyakit, yaitu:
­   Hamil palsu
­   Mioma uteri
­   Kista ovarii
­   Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urine
­   Hematometra
­   Mola Hidatidosa
­   KET
  • Asuhan/Pelayanan Standart Ibu Hamil
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu:
­   Trimester I       : 1x
­   Trimester II      : 1x
­   Trimester III    : 2x
Dalam pemeriksaan tersebut, ibu harus melalui pemeriksaan yang sering disebut dengan 7T, yaitu:
1)      Timbang berat badan
2)      Ukur takaran darah
3)      Mengukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
4)      Pemberian imunisasi TT lengkap
5)      Pemberian tablet zat besi/Fe
6)      Tes terhadap IMS/PMS
7)      Temu wicana
  • Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
  • Nutrisi
Kebutuhan gizi selam hamil sangat meningkat makanan ibu hamil itu diperhatikan dari pada ibu yang hamil, karena untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan, pertumbuhan janin, luka-luka persalinan cepat sembuh dalam masa nifas, cadangan dalam masa laktasi. Oleh karena itu, makanan hendaknya beraneka ragam, jangan makan menu yang sama.
  • Pakaian
­   Pakaian yang langgar, mudah dipakai dan kehilangan menarik
­   Jangan memakai pakaian yang menekan, karena dapat membuat bendungan pada vena varices
­   Pakai Bh yang lebih besar dan cukup menunjang
­   Hindari sepatu/atas kaki dengan tumit tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pinggang
­   Pakaian yang terbuat dari katun.
  • Eliminasi
Pada bumil sering terjadi obstipasi. Oleh karena itu usaha untuk melancarkan BAB antara lain:
­   Minum banyak
­   Gerak badan yang cukup
­   Makanan yang mengandung serat (sayur dan buah-buahan)
  • Personal Hygiene
­   Beritahu ibu bahwa kebersihan badan dapat mengurangi kemungkinan infeksi
­   Pakaian dalam harus sering diganti
­   Perawatan dan pemeliharaan buah dada
­   Rambut harus sering dicuci
­   Perawatan gigi
­   Kebersihan vulva
­   Kebersihan kuku
­   Kebersihan kulit
  • Seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual, berhenti berhubungan seks total hanya alasan medis merupakan suatu kesalahan karena bagian penting dari dukungan satu sama lain adalah dalam cara berhubungan seksual, hubungan seksual dirasakan untuk dihentikan bila:
­   Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan yang disertasi rasa nyeri/panas
­   Terjadi pendarahan saat hubungan seksual
­   Tedapat pengeluaran cairan/air yang mendadak
­   Hentikan hubungan seksual pada meraka yang sering mengalami obortus, persalinan sebelum waktunya, IUFD, sekitar 2 minggu menjelang persalinan.
  • Mobilisasi
Bumil dilarang melakukan pekerjaan yang berat, meloncat/melonjak, bepergian jauh dengan menggunakan kendaraan yang banyak bergerak. Akan tetapi pergerakan yang dianjurkan antara lain:
­   Berjalan-jalan waktu pagi hari untuk keterangan dan mendapatkan udara segar
­   Melakukan pergerakan yang dapat mempengaruhi otot panggul
­   Latihan-latihan sebelum melahirkan/senam hamil.
  • Istirahat/tidur
Ini diperlukan sekali pada wanita hamil, karena wanita yang sedang hamil daya tahan tubuhnya turun, kesehatan umumnya juga akan turun. Boleh dikatakan ia dalam keadaan tidak stabil/labil. Oleh karena itu bila kurang istirahat, dengan mudah daya tahan wanita itu akan turun dan akan jatuh sakit. Istirahat dan tidur teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin.
  • Imunisasi
Veksinasi dengan TT dianjurkan untuk dapat menurunkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi dilakukan 2x selama hamil.
  • Travelling
Wanita hamil harus berhati-hati dalam membuat rencana perjalanan yang cenderung lama atau melelahkan. Duduk atau diam dalam waktu yang dalam dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi dan oedema pada tungkai yang tergantung.
  • Pekerjaan
Wanita hamil tidak harus berhenti dari pekerjaannya, asal tidak terlalu lelah dan perutnya yang membesar tidak mengganggu pekerjaannya.
  • Tujuan Ante Natal Care (ANC)
  1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
  2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik mental dan sosial ibu dan bayi
  3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, terutama riwayat penyakit secara umum.
  4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
  5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
  6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(Abdul Bari Saifuddin, 2001:90)
  • Tanda-tanda Bahaya Dalam Kehamilan
1)      Perdarahan pervaginam
2)      Sakit kepala yang hebat, menetap, yang tidak hilang-hilang
3)      Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun remaja)
4)      Nyeri abdomen yang hebat
5)      Bengkak pada muka dan tangan
6)      Bayi kuning bergerak sepeti biasa
7)      Keluaran cairan pervaginam
8)      Hiperemesis gravidarum
9)      Hipertensi dalam kehamilan.
  • Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Usia Kehamilan TFU
  • 12 minggu
  • 16 minggu
  • 20 minggu
  • 24 minggu
  • 28 minggu
  • 32 minggu
  • 36 minggu
  • 40 minggu
1-2 jari di atas symphisis Pertengahan antara symphisis-pusat
3 jari di bawah pusat
Setinggi pusat
3          jari di atas pusat
pertengahan processus xyphoideus-pusat
arcus costarum/3 jari di bawah processus xyphoideus
pertengahan antara processus xyphoideus-pusat

Konsep Dasar Persalinan
v  Pengertian Persalinan
  • Persalinan adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit (Asuhan Kebidanan Normal 2002)
  • Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono, 2002)
  • Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Sarwono, 2002)
v  Etiologi Persalinan (Mochtar, 1998)
Sebab-sebab terjadinya persalinan belum diketahui benar yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks, antara lain :
  1. Teori Penurunan Hormon
Progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus, 1 sampai 2 minggu sebelum partus dimulai, terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dan minggu ke-15 sampai aterm meningkat, terutama pada waktu partus, sehingga menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his.
  1. Teori Plasenta Menjadi Tua
Dengan tuanya kehamilan, villi korealis mengalami perubahan sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun. Menyebabkan kekejangan pembuluh darah dan timbul his.
  1. Teori Distensi Rahim
Keadaan uterus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot uterus, sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta dan plasenta mengalami degenerasi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.
  1. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis dari fleksus frakenhouser. Bila ganglion ini ditekan dan digeser, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
  1. Induksi Partus
Persalinan dapat ditimbulkan melalui induksi partus seperti : merangsang fleksus frakenhouser dengan memasukkan beberapa gagang laminaria dalam kanalis servikalis, pemecahan ketuban (amniotomi), menyuntikkan oksitosin (oksitosin drip) yaitu dengan pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan (Manuaba, 1999)
    • Power
Power (tenaga) meliputi kekuatan dan refleks meneran, faktor lain yang berpengaruh dalam persalinan :
  1. Otot-otot rahim yang dominan di daerah fundus uteri dan semakin berkurang ke arah serviks diikuti dengan meningkatnya jaringan ikat
  2. Susunan otot rahim terdiri dari lapisan luar, lapisan dalam dan lapisan tengah
  3. Ligamentum rotundum (Ligamentum uteri)
Merupakan jaringan otot yang pada saat hamil mengalami hipertropi dan hiperflasi. Fungsinya adalah untuk menahan uterus agar tetap berada dalam posisi antefleksi.
  1. Refleks Mengejan
Timbul akibat perangsangan fleksus frakenhouser (fleksus ini terletak di sekitar serviks uteri). Terjadi kontraksi pada diafragma, pelvis yang berguna untuk mempercepat pembukaan serviks dan melebarkan bagian bawah vagina pada saat mengejan anus tampak terbuka.
  • Passage
Jalan lahir yang paling penting dalam menentukan proses persalinan adalah pelvis minor, yang terdiri dari susunan tulang yang kokoh dihubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang kuat. Pelvis minor (panggul kecil) ini terdiri atas :
  1. Pintu atas panggul
Batas atas panggul kecil dibentuk oleh promontorium, sayap sakrum, linea inominata, ramus superior os pubis dan sympisis pubis
  1. Bidang terluas panggul
Merupakan bidang terluas dalam ruangan panggul kecil, bidang ini membentang dari pertengahan sympisis, pertengahan asetabulum dan pertemuan sakral II dan III, ukuran depan belakang 12,75 cm dan ukuran melintangnya 12,5 cm
  1. Bidang sempit panggul
Bidang ini membentang melalui tepi bawah sympisis menuju ke spina isciadika dan memotong ujung atas sacrum
  1. Pintu bawah panggul
Terdiri dari dua segitiga dengan dasar garis pembatas tuber isciadikum dengan jarak 10,5 cm. Tinggi segitiga belakang 7,5 cm. Segitiga depan dibatasi oleh askus pubis ukuran depan belakang pintu bawah panggul 11,5 cm.
  1. Untuk menilai penurunan bagian terendah janin, ditentukan dengan bidang Hodge, yaitu :
Hodge I       : sejajar dengan pintu atas panggul
Hodge II      : sejajar dengan Hodge I, melalui tepi bawah sympisis
Hodge III    : sejajar dengan Hodge II, melalui spina iscladika
Hodge IV    : sejajar dengan Hodge III, melalui ujung os koksigeus
  • Pasanger
Merupakan janin dan placenta, terdiri dari janin dengan ukuran dan Moulage, sikap fetus, letak janin, presentasi fetus dan posisi fetus
  • Posisi
Ganti posisi secara teratur kala II persalinan karena dapat mempercepat kemajuan persalinan. Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman sesuai dengan keinginannya (APN, 2004)
  1. Posisi ½ duduk
Keuntungan    : Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan lebih mudah dalam mensupport perineum
  1. Posisi merangkak
Keuntungan    : Baik untuk persalinan bagi klien dengan punggung yang sakit dan peregangan minimal pada perineum
  1. Posisi jongkok atau berdiri
Keuntungan    : Membantu penurunan kepala janin dan membesar dorongan untuk meneran
  1. Berbaring miring ke kiri
Keuntungan    : Memberi rasa santai bagi ibu, memberi oksigenasi yang baik dan membantu mencegah terjadinya Paserasi
  • Tanda-tanda Permulaan Persalinan (Hellen, 2003)
    • Tanda permulaan persalinan
  1. Terjadi Lightening
Menjelang minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala sudah masuk pintu atas panggul disebabkan kontraksi Braxton Hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum dan gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah. Masuknya kepala ke pintu atas  panggul dirasakan ibu hamil yang ditandai dengan terasa ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang bawah terasa sesak, terjadi kesulitan saat berjalan dan sering miksi.
  1. Terjadi his permulaan
Dengan makin tuanya kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron berkurang dan memberi kesempatan oksitosin untuk menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu yang sifatnya rasa nyeri ringan di bagian bawah. Datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan serviks atau pembawa tanda durasinya dan tidak bertambah bila beraktifitas.
  • Tanda inpartu
  1. Terjadi his persalinan yang mempunyai sifat pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan. Sifatnya teratur dan interval makin pendek serta kekuatannya bertambah, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks dan makin beraktifitas kekuatan makin bertambah.
  2. Pengeluaran lendir dan darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan serviks, pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis serviks keluar, terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
  1. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam pada pemeriksaan dalam dapat dipastikan bahwa telah ada pendataran dan pembukaan serviks
  • Kala Dalam Persalinan
    • Kala I persalinan
  1. Diagnosis
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). (APN, 2004) kala I persalinan terbagi dalam 2 tahap yaitu fase laten dan fase aktif. Adapun perbedaan fase laten dengan fase aktif adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Perbedaan Fase Laten dengan Fase Aktif

Pembukaan Waktu
Fase laten Fase aktif
-       Fase akselerasi
-       Dilatasi maksimal
-       Deselerasi
0 – 3 cm 3 – 10 cm
3 – 4 cm
4 – 9 cm
9 – 10 cm
± 6 – 7 jam 6 jam
2 jam
2 jam
2 jam
Sumber    : Sinopsis Obstetri
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 – 13 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1cm/ 2jam dan multigravida 2cm/ 1jam. Dengan perhitungan tersebut diperkirakan.
  1. Menyiapkan Kelahiran
    1. Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi
Persalinan dan kelahiran bayi mungkin terjadi di rumah, tempat bidan, di puskesmas, polindes, atau rumah sakit. Pastikan persediaan bahan-bahan dan sarana yang memadai dan  upaya pencegahan infeksi dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Hal-hal pokok yang diperlukan : ruangan hangat dan bersih, sirkulasi udara yang baik, sumber air bersih yang mengalir, air DTT, air bersih, clorin, kain pembersih, kain pel dan sarung tangan karet, kamar mandi yang bersih, tempat yang lapang. Untuk ibu berjalan-jalan selama persalinan, melahirkan bayi dan memberikan  asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan penerangan yang cukup baik siang maupun malam, tempat tidur yang bersih untuk ibu, tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir dan meja yang bersih atau tempat tertentu untuk menaruh peralatan persalinan
  1. Menyiapkan semua perlengkapan, bahan dan obat-obat essensial
  1. Menyiapkan rujukan
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya jika terjadi penyulit keterlambatan. Untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai
  1. Memberikan asuhan sayang ibu
Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk :
a)      Memberikan dukungan emosional
b)      Membantu pengaturan posisi
c)      Pemberian cairan dan nutrisi
d)      Keleluasaan untuk ke kamar mandi secara teratur
e)      Pencegahan infeksi
  1. Pemantauan
Frekuensi minimal penilaian dan intervensi adalah sebagai berikut
Tabel 2.2 Frekuensi Minimal Penilaian dan Intervensi dalam Persalinan Normal

Fase Laten Fase Aktif
Tekanan darah Suhu badan
Nadi
DJJ
His
Pembukaan serviks
Penurunan
4 jam 4 jam
30 menit
1 jam
1 jam
4 jam
4 jam
4 jam 2 jam
30 menit
30 menit
30 menit
4 jam
4 jam
Sumber    : Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
  1. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam sekali selama kala I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal sebagai berikut:
  1. Warna cairan amnion
  2. Dilatasi serviks
  3. Penurunan kepala
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosa inpartu kala belum dapat ditegakkan. Jika terdapat kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4 jam. Untuk melihat perubahan serviks. Pada tahap ini,  jika serviks terasa tipis dan membuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu jika tidak terdapat perubahan maka didiagnosis persalinan palsu.
  • Kala II Persalinan
  1. Diagnosis
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal sebagai kala pengeluaran. Lamanya kala II untuk primigravida 1,5 jam – 2 jam dan untuk multigravida ½ – 1 jam.
  1. Tanda dan gejala kala II persalinan
    1. Ibu merasakan ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi
    2. Ibu merasakan makin meningkatnya pada rektum dan vaginanya
    3. Perineum terlihat menonjol
    4. Vulva dan vagina serta sfingterani terlihat terbuka
    5. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
  1. Persiapan penolong persalinan
    1. Sarung tangan
    2. Perlengkapan pelindung pribadi
    3. Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan
    4. Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
    5. Persiapan ibu dan keluarga
    6. Amniotomi : jika selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan telah lengkap, lakukan amniotomi penolong harus memperhatikan warna air ketuban saat dilakukan amniotomi
    7. Penatalaksanaan fisiologi kala II persalinan
      1. Mulai meneran
Bila sudah didapatkan tanda pasti kala II persalinan, tunggu sampai ibu merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran
  1. Mendiagnosis kala II persalinan dan memulai persalinan
a)      Cuci tangan dengan sabun dan dengan air bersih yang mengalir
b)      Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan dalam
c)      Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan dalam
d)      Lakukan pemeriksaan dalam secara hati-hati untuk memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap (10cm)
e)      Jika pembukaan belum lengkap, tentramkan ibu dan bantu ibu mendapatkan posisi yang lebih nyaman atau memperbolehkan ibu untuk berjalan-jalan
f)       Jika ibu merasa ingin meneran tapi pembukaan serviks belum lengkap, berikan semangat dan anjurkan ibu untuk bernafas dalam atau bernafas panjang dalam setiap kontraksi
g)      Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman untuk meneran
h)      Jika ibu tidak merasa ingin meneran setelah pembukaan lengkap selama 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada saat puncak setiap kontraksi
i)        Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit berikutnya atau jika kelahiran bayi tidak akan segera terjadi, segera rujuk ke fasilitas rujukan
  1. Memantau selama penatalaksanaan kala II persalinan. Periksa dan catat :
    1. Nadi ibu setiap 30 menit
    2. Frekuensi dan lama kontraksi tiap 30 menit
    3. DJJ setiap selesai meneran
    4. Penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau kalau ada indikasi
    5. Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah
    6. Apakah ada presentasi majemuk
    7. Putar paksi luar segera setelah kepala lahir
    8. Adanya kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelumnya
    9. Semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada catatan persalinan
    10. Posisi ibu saat meneran
Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman, ibu dapat berganti posisi secara teratur selama kala II persalinan.
  1. Kelahiran bayi
    1. Posisi ibu  saat melahirkan
Memperbolehkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman baginya dan tidak menganjurkan ibu untuk mengambil posisi berbaring terlentang
  1. Pencegahan Laserasi
Laserasi spontan pada vagina/ perineum dapat terjadi saat bayinya dilahirkan, kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali, jalin kerja sama dengan ibu selama persalinan.
  1. Melahirkan Kepala
Saat kepala bayi mendorong atau membuka Vulva sekitar 5–6 cm, letakkan kain/ handuk bersih di atas perut ibu, untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir. Letakkan kain bersih dan kering yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. Lindungi perineum dengan satu tangan (di bawah kain bersih dan kering) dengan meletakkan ibu jari dan 4 jari tangan tersebut dilipat paha pada kedua sisi perineum dan meletakkan tangan yang lain pada kepala bayi. Berikan tekanan yang lembut dan tidak keras pada kepala bayi dengan menggunakan tangan lainnya dan biarkan kepala bayi keluar secara bertahap di bawah tangan tersebut.
  1. Periksa Tali Pusat pada Leher
Setelah kepala bayi lahir, raba leher bayi apakah ada lilitan tali pusat jika ada lilitan tali pusat longgarkan di leher bayi. Lepaskan melewati kepala bayi, jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, klem di dua tempat dan potong tali pusat diantara 2 klem tersebut.
  1. Melahirkan Bahu
    1. Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih, memeriksa adanya lilitan tali pusat sambil menunggu kepala bayi melakukan rotasi eksternal secara spontan.
    2. Setelah rotasi eksternal, letakkan satu tangan pada masing-masing sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu untuk meneran pada kontraksi berikutnya
    3. Lakukan tarikan ke arah bawah hingga bahu anterior tampak di bawah askus pubis
    4. Kemudian tarik ke arah atas dan luar untuk melahirkan bahu posterior bayi
    5. Melahirkan Sisi Tubuh Bayi
      1. Saat bahu posterior lahir, selipkan tangan pada bagian bawah (posterior) kepala bayi ke arah perineum dan biarkan bahu dan bagian tangan bayi lahir ke tangan yang lain
      2. Gunakan jari-jari tangan yang sama untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan pada sisi posterior bayi pada saat melewati perineum
      3. Gunakan tangan yang berada di belakang (posterior) untuk menahan tubuh bayi saat lahir
      4. Gunakan tangan bagian depan untuk melahirkan bahu anterior dan untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan anterior bayi
      5. Setelah kelahiran tubuh dan lengan, sisipkan tangan bagian depan dipunggung bayi ke arah bokong dan kaki bayi untuk menahan laju kelahiran bayi saat kaki lahir
      6. Siapkan jari telunjuk dari tangan yang sama diantara kaki bayi, pegang dengan mantap bagian mata kaki dan lahirkan kakinya secara hati-hati
      7. Baringkan bayi di atas kanan atau handuk yang terletak di perut ibu sehingga kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya
      8. Mengeringkan dan Merangsang Bayi
        1. Segera mengeringkan dan merangsang bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik
        2. Memotong tali pusat
        3. Dengan menggunakan klem DTT atau steril klem tali pusat 3 cm dari pusat bayi lakukan pengurutan pada tali pusat di klem ke arah ibu dan kemudian dipasang klem kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut untuk melindungi bayi. Gunakan tangan lain untuk memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut. Dengan menggunakan gunting DTT/ steril. Setelah memotong tali pusat, ganti handuk yang telah basah dan selimut bayi dengan selimut atau kain bersih dan kering. Pastikan bahwa kepala bayi terselimuti dengan baik.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY.A
PENGKAJIAN
Pengkajian diambil tanggal     : 15 Nopember 2010
Jam                                          : 10.00 WIB
Ruangan                                  : Poli Hamil RSU Haji Surabaya
Diagnosa Masuk                     : GI P00000 Kehamilan Fisiologi Inpartu
I. IDENTITAS
  1. Nama pasien                  : Ny.A
  2. Umur                             : 26 tahun
  3. Agama                           : Islam
  4. Suku Bangsa                  : Jawa
  5. Pendidikan                     : SMA
  6. Pekerjaan                       : IRT
  7. Alamat                           : Semampir Tengah 26 Surabaya
  8. Status Perkawinan         : Kawin
  9. Nama Suami                  : Tn. A
  10. Umur                           : 30 tahun
  11. Suku bangsa                : Jawa
  12. Agama                         : Islam
  13. Pekerjaan                    : Swasta
  14. Alamat                         : Semampir Tengah 26 Surabaya
  15. No. RM                       : 535344
  1. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
  2. Alasan kunjungan rumah sakit            :
Pasien datang ke Poli Hamil RSU Haji Surabaya dengan diantarkan suaminya untuk memeriksakan kehamilannya (kontrol), dan usia kehamilannya sudah 40-41 minggu, mendekati masa persalinan.
  1. Keluhan utama saat pengkajian:
Pasien mengatakan perutnya kontraksi (kenceng) sehingga terasa nyeri.
  1. Diagnosa medis: GI P00000 kehamilan fisiologi inpartu.
III.RIWAYAT KEPERAWATAN
  1. Riwayat Obstetri
v  Riwayat Menstruasi
Menarche                : usia 12 tahun
Lama menstruasi     : 5 hari
HPHT                     : 02 Pebruari 2010
v  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Pasien belum mempunyai riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu karena kehamilan ini merupakan primigravida bagi pasien.
  1. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Pasien tidak melakukan KB.
  1. Riwayat Kesehatan
Pasien tidak memiliki penyakit penyerta terhadap kehamilannya sekarang ini. Keluarga pasien juga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti diabetes melitus, hipertensi, dll.  Selain itu, keluarga pasien juga tidak ada yang mempunyai penyakit menular seperti HIV/AIDS dan TBC, dll.
  1. Riwayat Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal pasien bersih, jauh dari polusi udara yaitu jauh dari asap kendaraan bermotor. Lingkungan rumah aman bagi wanita hamil, artinya lantainya tidak licin.
  1. Aspek Psikologis
Pasien mengatakan cemas terhadap kehamilan pertamanya ini. Pasien belum begitu mengerti hal-hal yang perlu disiapkan untuk proses persalinan. Harapan pasien bayinya dapat lahir dengan normal dan selamat, serta tanpa ada halangan. Pasien sering bertanya tentang keadaannya dan bayi yang ada dalam kandungannya.
  1. Kebutuhan Dasar Khusus
v  Pola nutrisi
Pasien mengatakan makan 3x sehari, nafsu makan baik. Jenis makanan yang biasa dikonsumsi yaitu nasi, lauk pauk (berupa ikan, telur, tempe, tahu, ayam), sayur (bayam, kubis, wortel, kentang, sawi), buah-buahan (pisang dan pepaya), dan minum susu 2 gelas tiap hari.
v  Pola Eliminasi
-          Buang air besar
Frekuensi         : 1-2x/hari
Warna              : kuning kecoklatan
Bau                  : amoniak
Konsistensi      : padat, lembek
Keluhan           : tidak ada
-          Buang air kecil
Frekuensi         : 8-10x/hari
Warna              : kuning, jernih
Keluhan           : tidak ada keluhan
v  Pola personal hygiene
-          Mandi              : 2x sehari
-          Oral Hygiene   : 2x sehari
-          Cuci rambut     : 2 hari sekali
v  Pola istirahat tidur
-          Lama tidur       :8-10 jam/hari
-          Kebiasaan sebelum tidur: mencuci tangan dan kaki sebelum tidur
-          Keluhan/kesulitan tidur: tidak ada
v  Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga dan melaksanakan pekerjaan rumah tangga yang ringan dan aman untuk kehamilannya.
v  Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
-          Merokok                      : tidak
-          Minuman keras            : tidak
-          Ketergantungan obat   : tidak
  1. Pemeriksaan Fisik
  • Tanda-tanda vital
-          Tekanan darah : 110/70 mmHg
-          Nadi                : 84x/menit
-          Suhu                : 36,5 derajat C
-          RR                   : 20x/menit
  • Kesadaran                   : composmentis
  • Keadaan umum           : baik
  • Kepala                         : bentuk bulat, tidak ada keluhan, wajah tampak menyeringai
  • Mata
-          Keadaan umum           : baik
-          Konjungtiva                : merah muda
-          Sklera                          : putih
-          Pupil                            : isokhor
  • Hidung
-          Reaksi alergi                : baik
-          Sinus                           : merah muda
-          Kelainan                      : tidak terdapat polip hidung dan tidak ada pernapasan cuping hidung
  • Mulut dan tenggorokan
-          Gigi geligi                   : baik, jumlah gigi 32 buah dan tidak ada caries gigi
-          Kesulitan menelan       : tidak ada
  • Pernapasan
-          Jalan nafas                   : bebas
-          Suara nafas                  : vesikuler
-          Menggunakan otot bantu pernafasan: tidak
-          Suara nafas tambahan  : tidak ada
  • Sirkulasi jantung
-          Nadi                : 84x/menit
-          Irama               : sinus
-          Kelainan bunyi jantung: tidak ada, s1 s2 tunggal
-          Nyeri dada       : tidak ada
  • Abdomen
-          Perut terlihat membesar
-          Tidak terdapat striae gravidarum
-          Sering terjadi kontraksi (kenceng)
  • Ekstremitas (integumen/muskuloskeletal):
-          Turgor kulit baik
-          Warna kulit sawo matang
-          Tidak ada kontraktur pada persendian ekstremitas
  1. Pemeriksaan Kebidanan
  • Inspeksi
-          Keadaan umum: baik
-          Muka               : tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
-          Mata                : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterus
-          Hidung                        : bersih, tidak ada polip hidung, tidak ada sekret
-          Gilut                : mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, mulut dan gigi bersih
-          Telinga                        : bersih dan tidak ada serumen
-          Leher               : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
-          Payudara         : simetris, bersih, puting susu menonjol, hyperpigmentasi areola mammae
-          Abdomen        : membesar, tidak ada luka bekas operasi, ada striae gravidarum
-          Ekstremitas bawah: tidak ada oedema dan tidak ada varises
  • Palpasi
-          TFU    : 33 cm
-          Pemeriksaan Leopold
  • Leopold I
TFU teraba 33 cm, teraba bagian besar, keras, bulat (kepala)
  • Leopold II
Teraba bagian datar, panjang dan keras seperti papan disebelah kiri perut ibu (punggung kiri), sebelah kanan teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
  • Leopold III
Kepala janin sudah masuk ke PAP
  • Leopold IV
Kepala janin sudah masuk 2/5 bagian
-          Pemeriksaan panggul luar
  1. Distantia spinarum  : 24 cm
  2. Distantia cristarum  : 26 cm
  3. Conjugata eksterna : 20 cm
  4. Ukuran lingkar panggul      : 90 cm
-          Vagina toucher (VT)
  • Pembukaan 3 cm
  • Effacement 50%
  • Perkusi
Refleks patella (+)
  • Auskultasi
    • DJJ      : 140x/menit teratur
    • Tempat: di sebelah kiri bawah pusat perut ibu
Pemeriksaan penunjang
  • Rontgen
USG    : ada (+)
ANALISA DATA
Nama               : Ny. A
Dx. Medis       : GI P00000
No. Pengelompokan data Kemungkinan penyebab Masalah
1. 2. DS: pasien mengatakan perutnya kontraksi (kenceng) sehingga terasa nyeri DO:
  • Keadaan umum baik
  • Tanda-tanda vital
-          Tekanan darah: 110/70 mmHg
-          Nadi: 84x/menit
-          RR: 20x/menit
-          Suhu: 36, 5 derajat C
  • Kesadaran: composmentis
  • Wajah tampak menyeringai
  • Skala nyeri 1-2 (nyeri ringan)
  • Uk: 40-41minggu
  • TFU: 33 cm (pertengahan antara processus xyphoideus – pusat)
  • DJJ: (+) 140x/menit teratur
  • Pembukaan: 3 cm
  • Effacement: 50%
DS: pasien mengatakan cemas terhadap kehamilan pertamanya ini
DO:
  • Pasien belum mengerti tentang keadaannya
  • Pasien sering bertanya kepada petugas kesehatan
  • Pasien terlihat gelisah
Adanya kontraksi Kurang pengetahuan Gangguan rasa nyaman nyeri Cemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi ditandai dengan :
DS: pasien mengatakan perutnya kontraksi (kenceng) sehingga terasa nyeri
DO:
  • Keadaan umum baik
  • Tanda-tanda vital
-          Tekanan darah: 110/70 mmHg
-          Nadi: 84x/menit
-          RR: 20x/menit
-          Suhu: 36, 5 derajat C
  • Kesadaran: composmentis
  • Wajah tampak menyeringai
  • Skala nyeri 1-2 (nyeri ringan)
  • Uk: 40-41minggu
  • TFU: 33 cm (pertengahan antara processus xyphoideus – pusat)
  • DJJ: (+) 140x/menit teratur
  • Pembukaan: 3 cm
  • Effacement: 50%
2. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan :
DS: pasien mengatakan cemas terhadap kehamilan pertamanya ini
DO:
  • Pasien belum mengerti tentang keadaannya
  • Pasien sering bertanya kepada petugas kesehatan
  • Pasien terlihat gelisah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama                           : Ny. A                                                                                                                                                            No. RM           : 535344
Diagnosa medis           : GI P00000 inpartu
No. Diagnosa keperawatan Rencana Tanda tangan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1. 2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi ditandai dengan : DS: pasien mengatakan perutnya kontraksi (kenceng) sehingga terasa nyeri
Do:
  • § K/u baik
  • § TTV: TD: 110/70mmHg
  • § Kesadaran: composmentis
  • § Wajah tampak menyeringai
  • § Skala nyeri 1-2 (nyeri ringan)
  • § Uk: 40-41 minggu
  • § TFU: 33 cm
  • § DJJ: (+) 140x/menit teratur
  • § Pembukaan 3 cm
  • § Effacement 50 %
DS: Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan:
  • Pasien belum mengerti tentang keadaannya
  • Pasien sering bertanya kepada petugas kesehatan
  • Pasien terlihat gelisah
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1X30 menit diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri dapat berkurang, dengan kriteria hasil:
  • Pasien mengatakan nyeri berkurang
  • Wajah tampak ceria
  • Skala nyeri berkurang
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1×30 menit diharapkan masalah cemas yang dialami pasien dapat berkurang, dengan kriteria hasil:
  • Pasien mengatakan kecemasannya berkurang
  • Pasien sudah tidak bertanya lagi kepada petugas kesehatan
  • Pasien tidak terlihat gelisah
  1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarganya
  1. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
  2. Berikan pendidikan kesehatan pada pasien tentang keadaannya
  3. Lakukan teknik distraksi dan relaksasi
  4. Lakukan kolaborasi dengan tim medis lain untuk tindakan selanjutnya
  1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarganya
  1. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan tentang kecemasannya
  2. Berikan pendidikan ksehatan kepada pasien
  1. Lakukan kolaborasi dengan tim medis lain untuk tindakan selanjutnya
1.agar pasien dan keluarganya kooperatif dengan petugas kesehatan 2. Untuk mengetahui perubahan keadaan pasien
3. agar pasien lebih memahami tentang keadaannya
4. untuk mengurangi rasa nyeri
5. untuk mengatasi masalah pasien
  1. Agar pasien dan keluarganya dapat kooperatif
  2. Agar pasien dapat lebih tenang
  1. Agar pasien lebih memahami dan meningkatkan pengetahuan
  2. Untuk mengatasi masalah pasien
ttd ttd
CATATAN KEPERAWATAN
Nama                           : Ny. A                                                                                    No. RM: 535344
Diagnosa medis           : GI P00000 inpartu
No. No. Dx Tanggal Tindakan Tanda tangan
1. 2. 1. 2. 15 Nopember 2010 15 Nopember 2010
  1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarganya
  2. Melakukan pemeriksaan TTV
Hasil:
  • TD: 110/70 mmHg
  • Nadi: 84x/menit
  • RR: 20x/menit
  • S: 36,5 derajat C
  1. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien tentang keadaannya
  2. Melakukan teknik distraksi dan relaksasi
  3. Melakukan kolaborasi dengan tim medis lain untuk tindakan selanjutnya
  1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarganya
  2. Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan tentang kecemasannya
  3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien
  4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis lain untuk tindakan selanjutnya
ttd ttd
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama                           : Ny. A                                                                        No. RM: 535344
Diagnosa medis           : GI P00000 inpartu
No. No. Dx Tanggal Evaluasi Tanda tangan
1. 2. 1. 2. 15 Nopember 2010 15 Nopember 2010 S : Pasien mengatakan nyerinya berkurang O:
  • §K/u baik
  • §TTV:    TD: 110/70 mmHg
-          Nadi: 84x/menit
-       RR: 20x/menit
-          S: 36,5 derajat C
  • §Kesadaran: composmentis
  • §Wajah tampak agak tidak menyeringai
  • §Uk: 40-41 minggu
  • §TFU: 33 cm
  • §Skala nyeri 1-2 (nyeri ringan)
  • §DJJ: (+) 140x/menit teratur
  • §Pembukaan 3 cm
  • §Effacement 50 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan (2, 3, 4 5)
Pasien dirujuk ke VK
S: Pasien mengatakan cemasnya berkurang
O:
  • § Pasien sudah mengerti tentang keadaannya
  • § Pasien sudah tidak bertanya lagi kepada petugas kesehatan
  • § Pasien terlihat tidak gelisah
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
ttd ttd





DAFTAR PUSTAKA
Bagian obstetri dan Ginekologi. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung. Elemen
Manjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I, Ed 3. Jakarta: Media Aesculapius.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1987. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan-Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP dan Bekerja sama dengan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi-POGI.
Cunningham, F. Garry, dkk. 2005. Obstetri William Vol. I. Jakarta : EGC.
Marry Hamilton, Persis. 1995. Dasar- dasar keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.
___________________, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : Bina Pustaka.
Sastawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologis. Bambang : Elemen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar