Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan
Label:
medical
Proses Pernapasan terdiri dari beberapa langkah dan dapat berperan sangat penting pada sistem pernapasan, sistem saraf pusat, serta sistem kardiovaskular.
Sistem saraf pusat memberikan dorongan ritmik dari dalam untuk bernafas, dan secara refleks merangsang toraks dan otot-otot diafragma, yang akan memberikan tenaga pendorong gerakan udara.
Sistem kardiovaskuler menyediakan pompa, jaringan pembuluh darah yang diperlukan untuk mengangkut gas-gas antara paru-paru dan sel tubuh.
Saluran Penghantar udara
Hidung, Ketika masuk dihidung udara disaring, dihangatkan, dan dilembabkan. Hal ini dilakukan oleh sel epitel yang memiliki lapisan mukus sekresi sel goblet dan kelenjar mukosa.Lalu gerakan silia mendorong lapisan mukus ke posterior didalam rongga hidung dan ke superior saluran pernapasan bagian bawah menuju faring.
Faring,Dari sini partikel halus akan ditelan atau di batukkan keluar.Udara yang telah sampai ke faring telah diatur kelembapannya sehingga hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh. Lalu mengalir ke kotak suara (Laring)
Laring,Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot yang mengandung pita suara, selain fonasi laring juga berfunsi sebagai pelindung. pada waktu menelan, gerakan laring keatas, penutupan glotis(pemisah saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah.dan seperti pintu epiglotis yang berbentuk pintu masuk. Jika benda asing masuk melampaui glotis batuk yang dimiliki laring akan menghalau benda dan sekret kelur dari pernapasan bagian bawah.
Trakea, disokong cincin tulng rawan berbentuk seperti kuda yang panjangnya kurang lebih 12,5 cm (5 inchi). hanya merupakan suatu pipapenghubung ke bronkus. diaman bentunya seperti sebuah pohon oleh karena itu disebut pohon trakeobronkial. tempat trakea bercabang menjadi bronkus di sebut karina. Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk berat jika dirangsang.
bronkus, Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebar serta hampir vertikal dengan trakea. Sedangkan bronkus utama kiri lebih panjang dan sempit. Jika satu pipa ET yang menjamin jalan udara menuju ke bawah, ke bronkus utama kanan, jika tidak tertahan baik pada mulut atau hidung, maka udara tidak dapat memasuki paru kiri dan menyebabkan kolaps paru (atelekteasis). Namun demikian arah bronkus utama kanan yang vertikal menyebabkan mudahnya kateter menghisap benda asing.
Cabang Bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan segmentalis. Percabngan ini terus menjadi kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis(saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli).
bronkiolus,tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. hanya otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Setelah iu terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru, yaitu tempat pertukaran gas.
Asinus (lobulus primer), terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris terminalis (akhir paru) yang menyerupai anggur dipisahkan oleh septum dari alveolus di dekatnya. Dalam setiap paru terdapat 300 juta alveolus dengan luas permukaan seluas sebuah lapangan tenis.
Terdapat dua tipe lapisan sel alveolar: Pneumosit tipe I, merupakan lapisan yang menyebar dan menutupi daerah permukan, Pnrumosit tipe II, yang bertanggung jawab pada sekresi surfaktan. Pada hakekatnya alveolus adalah suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga batas antara cairan dan gas membentuk tegangan permukan yang cenderung mencegah pengembangan saat inspirasi dan kolaps saat ekspirasi. tetapi dengan adanya lapisan yang terdiri dari zat lipoprotein (di sebut surfaktan) yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan resistensi terhadap pengembangan pada waktu inspirasi, dan mencegah kolaps alveolus pada waktu ekspirasi.
defisiensi surfaktan merupakan faktor penting pada patogenesis sejumlah penyakit paru. termasuk sindrom gawat nafas akut (ARDS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar