Askep pada anak autis
PENGKAJIAN
Psikososial
- Menarik diri dan tidak responsif terhadap orang tua
- Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
- Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan objek
- Perilaku menstimulasi diri
- Pola tidur tidak teratur
- Permainan stereotip
- Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain
- Tantrum yang sering
- Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada suatu pembicaraan
- Kemampuan bertutur kata menurun
- Menolak mengkonsumsi makanan yang tidak halus
Neurologis
- Respons yang tidak sesuai terhadap stimulus
- Refleks mengisap buruk
- Tidak mampu menangis ketika lapar
Gastrointestinal
- Penurunan nafsu makan
- Penurunan berat badan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan komunikasi yang berhubungan dengan kebingungan terhadap stimulus.
Hasil yang diharapkan :
Anak
mengkomunikasikan kebutuhannya dengan menggunakan kata-kata atau
gerakan tubuh yang sederhana, konkret; bayi dengan efektif dapat
mengkomunikasikan kebutuhannya (keinginan akan makan, tidur, kenyamanan,
dsb).
Intervensi :
a.
Ketika berkomunikasi dengan anak, bicaralah dengan kalimat singkat yg
terdiri atas 1 hingga 3 kata, dan ulangi perintah sesuai yang
diperlukan. Minta anak untuk melihat kepada anda ketika anda berbicara
dan pantau bahasa tubuhnya dengan cermat.
b. Gunakan irama, musik dan gerakan tubuh untuk membantu perkembangan komunikasi sampai anak dapat memahami bahasa.
c.
Bantu anak mengenali hubungan antara sebab dan akibat dengan cara
menyebutkan perasaannya yang khusus dan mengidentifikasi penyebab
stimulus bagi mereka.
d. Ketika berkomunikasi dengan anak, bedakan kenyataan dengan fantasi, dalam pernyataan yang singkat dan jelas.
e. Sentuh dan gendong bayi, tetapi semampu yang dapat ditoleransi.
2. Risiko membahayakan diri sendiri atau orang lain yang berhubungan dengan rawat inap di rumah sakit
Hasil yang diharapkan :
Anak
memperlihatkan penurunan kecenderungan melakukan kekerasan atau
perilaku merusak diri sendiri, yang ditandai oleh frekuensi tantrum dan
sikap agresi atau destruksi berkurang, serta peningkatan kemampuan
mengatasi frustasi.
Intervensi :
a. Sediakan lingkungan kondusif dan sebanyak mungkin rutinitas sepanjang periode perawatan di rumah sakit
b.
Lakukan intervensi keperawatan dalam sesi singkat dan sering. Dekati
anak dengan sikap lembut, bersahabat, dan jelaskan apa yang anda akan
lakukan dengan kalimat yang jelas dan sederhana. Apabila dibutuhkan,
demonstrasikan prosedur kepada orang tua.
c.
Gunakan restrain fisik selama prosedur ketika membutuhkannya, untuk
memastikan keamanan anak dan untuk mengalihkan amarah dan frustasinya.
d. Gunakan teknik modifikasi perilaku yang tepat untuk menghargai perilaku positif dan menghukum perilaku yang negatif.
e. Ketika anak berperilaku destruktif, tanyakan apakah ia mencoba menyampaikan sesuatu.
3. Risiko Perubahan peran orang tua yang berhubungan dengan gangguan
Hasil yang diharapkan :
Orang
tua mendemonstrasikan keterampilan peran menjadi orang tua yang tepat
yang ditandai oleh ungkapan kekhawatiran mereka tentang kondisi anak dan
mencari nasihat serta bantuan.
Intervensi :
a. Anjurkan orang tua untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran mereka.
b. Rujuk orang tua ke kelompok pendukung autisme setempat dan ke sekolah khusus jika diperlukan
c. Anjurkan orang tua untuk mengikuti konseling (bila ada).
Sumber :
Speer, K. M. (2008). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan Clinical Pathway. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar