askep CA paru
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker
paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan
wanita. Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi
paru – paru yang mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa
terdapat 1.500.000 kasua baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal.
Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di USA tahun 1993
dilaporkan 173.000/tahun, di inggris 40.000/tahun, sedangkan di
Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanhyak. Di RS Kanker Dharmais
Jakarta tahun 1998 tumor paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker
payudara dan leher rahim. Karena sistem pencatatan kita yang belum baik,
prevalensi pastinya belum diketahui tetapi klinik tumor dan paru di
rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker paru
mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada
pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih
banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 – 65
tahun.
Kelompok akan membahas Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kanker Paru dengan kasus pada tuan J. Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang efektif dana mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru melalui upaya preventif, promotof, kuratif dan rehabilitatif.
Kelompok akan membahas Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kanker Paru dengan kasus pada tuan J. Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang efektif dana mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru melalui upaya preventif, promotof, kuratif dan rehabilitatif.
B. Tujuan
Tujuan
utama dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan mata kuliah Kardiovaskuler 1.Adapun tujuan lainnya
yaitu:
a. Sebagai tugas mata kuliah kardiovaskuler
b. Mahasiswa bisa Menjelaskan tentang apa itu ca.paru
b. Mahasiswa bisa Menjelaskan tentang apa itu ca.paru
c. Sebagai pengetahuan para pembaca tentang ca.paru
d. Sebagai informasi untuk para pembaca
d. Sebagai informasi untuk para pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Tumor
paru merupakan keganasan pada jaringan paru (Price, Patofisiologi,
1995).Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami
proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000). Tumor adalah
neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal.
Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam
rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi
SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer /
Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar.
Kanker
paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker
paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari
bagian tubuh lain yang terkena kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by Erich
).
B. ETIOLOGI
Meskipun
etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada
beberapa faktor yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker
paru :
1. Merokok.
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
1. Merokok.
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
2. Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.
3. Kanker paru akibat kerja.
Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.
4. Polusi udara.
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.
( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
5. Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
a. Proton oncogen.
b. Tumor suppressor gene.
c. Gene encoding enzyme.
6. Diet.
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru.
(Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
C. KLASIFIKASI
Pada Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru (1977) :
1. Karsinoma Bronkogenik.
1. Karsinoma Bronkogenik.
a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).
Kanker
ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk
metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas
mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol
kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa
centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening
hilus, dinding dada dan mediastinum.
b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).
Biasanya
terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul
dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus.
Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan
sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe
hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ – organ
distal.
c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.
d. Karsinoma sel besar.
Merupakan
sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan
sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini
cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat
dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh
e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.
f. Lain – lain.
1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).
2). Tumor kelenjar bronchial.
3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.
4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma
5). Sarkoma
6). Tak terklasifikasi.
7). Mesotelioma.
8). Melanoma.(Price, Patofisiologi, 1995).
D. PATOFISIOLOGI
Sebab-sebab
keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan,
faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko
terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat
yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan
sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu
timbulnya penyakit tumor.
Initiati agen biasanya bisa berupa nunsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan sampai tahunan.
Initiati agen biasanya bisa berupa nunsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan sampai tahunan.
Kanker
paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan.
Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel
skuamosa ). Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak
terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel
kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel
kecil umumnya terbentuk dijalan napas utama bronkial. Karsinoma sel
besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan
alveoli. Karsuinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat
sehigga mempunyai progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan
adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan
letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena
pertumbuhan sel ini lambat.( Zerich 150105′ weblog )
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.
2. Gejala umum.
a. Batuk
Kemungkinan
akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai
batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik
dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap
infeksi sekunder.
b. Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
Adapun manifestasi klinik lainnya adalah : manifestasi klinik pada penderita tumor paru yaitu (www mediaindonesia.co.id) :
a. Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan
b. Napas pendek-pendek dan suara parau
c. Batuk berdarah dan berdahak
d. Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam
e. Hilang nafsu makan dan berat badan
a. Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan
b. Napas pendek-pendek dan suara parau
c. Batuk berdarah dan berdahak
d. Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam
e. Hilang nafsu makan dan berat badan
F. KOMPLIKASI
Adapun beberapa komplikasi dari ca.paru adalah :
- Hematorak
- Pneumotorak
- Empiema
- Endokarditis
- Abses paru
- Atelektasis
- Hematorak
- Pneumotorak
- Empiema
- Endokarditis
- Abses paru
- Atelektasis
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
a. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
b. Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
d. Supotif.
Menunjang
pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi,
tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.
(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000)
(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000)
Penatalaksanaan ca.paru ada terbagi atas :
1. Penatalaksanaan medik :
e. Pembedahan,
memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus
yang bisadioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus )
yang telah hidup setelah 5 tahun.Tingkat mortalitas perioperatif sebesar
3% pada lobektomi dan 6% pada pneumonektomi.
f. Radioterapi
radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak
bisa dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal
dan hanya menyembuhklan sedikit diantaranya.
g. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local
h. Kemoterapi,
digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah
sesuai denganhistologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker
bukan sel kecil belum jelas.
i. Terapi
endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent
dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit
endobronkial yang signifikan
j. Perawatan
faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid
membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya
b. Dalam
tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi yang
sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untuk
c. mengatasi kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan.( At a Glance, Medicine, Patrisk Davey, hal. 203 )
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama
Jenis kelamin
Umur
Tempat tinggal
Status
2. Riwayat kesehatan
· RKS :pusing,nyeri dada, mudah lelah,palpitasi
· RKD
: apakah pernah sebelumnya menderita penyakit disritmia, obat-obat apa
saja yang digunakan untuk mengatasi disritmia ,penggunaan obat-obatan
anti aritmia dan penggunaan obat digitalis.
· RKK : adakah keluarga menderita penyakit jantung
3. Keluhan utama
Perasaan
lemah, Sesak nafas, nyeri dada, Batuk tak efektif, Serak, haus,
Anoreksia,disfalgia, berat badan menurun, Peningkatan frekuensi/jumlah
urine, dan takut.
4. Data Fokus
a. Aktivitas/ istirahat.
Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,
dispnea karena aktivitas.
dispnea karena aktivitas.
Tanda : Kelesuan( biasanya tahap lanjut).
b. Sirkulasi.
Gejala : JVD (obstruksi vana kava).
Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi).
Takikardi/ disritmia.
Takikardi/ disritmia.
c. Integritas ego.
Gejala : Perasaan takut. Takut hasil pembedahan,Menolak kondisi yang berat/ potensi keganasan.
Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang.
d. Eliminasi.
Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil).
Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid)
Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid)
e. Makanan/ cairan.
Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan.,Kesulitan menelan,Haus/ peningkatan masukan cairan.
makanan.,Kesulitan menelan,Haus/ peningkatan masukan cairan.
Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut)
Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema wajah/ periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid).
Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema wajah/ periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid).
f. Nyeri/ kenyamanan.
Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu
pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi.
Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma)
Nyeri abdomen hilang timbul.
pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi.
Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma)
Nyeri abdomen hilang timbul.
g. Pernafasan.
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau
produksi sputum,Nafas pendek,Pekerja yang terpajan polutan, debu industry,Serak, paralysis pita suara.
produksi sputum,Nafas pendek,Pekerja yang terpajan polutan, debu industry,Serak, paralysis pita suara.
Riwayat merokok
Tanda
: Dispnea, meningkat dengan kerja,Peningkatan fremitus taktil
(menunjukkan konsolidasi)Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi
(gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea (
area yang mengalami lesi).
h. Keamanan.
Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma)Kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
i. Seksualitas.
Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel
besar)Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)..
besar)Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)..
5. Pemeriksaan Diagnosis
a. Radiologi.
1). Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
2). Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
1). Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
2). Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
b. Laboratorium.
1). Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
2). Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
3). Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
1). Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
2). Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
3). Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
c. Histopatologi.
1). Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
2). Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
3). Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
4). Mediastinosopi.
Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
5). Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
1). Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
2). Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
3). Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
4). Mediastinosopi.
Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
5). Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
d. Pencitraan.
1). CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
2). MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
1). CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
2). MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
B. Analisa data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
|
DS:
Pasien mengatakan :
Badannya lemah,sesak,batuk tidak efektif,dispneu,suara serak
DO:
Batuk
produktif, Tachycardia/disritmia, Menunjukkan efusi, Sianosis,pasien
terlihat lemah,sesak. Suara nafas: mengi pada inspirasi.Dari
pemeriksaan Bronkoskopi dapat diperoleh sample untuk biopsi dan
mengumpulkan hapusan bronkial tumor yang terjadi dicabang bronkus.
|
Obstruksi bronkial sekunder karena invasi tumor
|
Tidak efektif bersihan jalan napas
|
2.
|
DS:
Pasien mengatakan nyeri bagian dada,nyeri ini mengganggu aktivitas.nafsu makan menurun
DO:
a.pasien memegang dadanya,menahan rasa nyeri.
b.berat badab turun.
c.Dari pemeriksaan Skan tomografi komputer dan tomogram paru menunjukkan lokasi tumor dan ukuran tumor yg menyebabkan nyeri
|
Penekanan saraf oleh ca. paru
|
Gangguan rasa nyaman nyeri
|
3.
|
DS:
a.Pasien mengatakan sangat takut dengan kondisi penyakitnya
b.pasien mengatakan takut melakukan pengobatan
c. Peningkatan frekuensi/jumlah urine
DO:
a.pasien kelihatan sangat ketakutan
b.nadi tidak teratur
c.irama denyut jantung tidak teratur
d.Pasien sulit beraktivitas
|
Ancaman / perubahan status kesehatan
|
Ketakutan / ansietas
|
C. Perencanaan keperawatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar