Sahabatku pUnkmore

Sahabatku pUnkmore
saHabat untuk sLamanya

Rabu, 30 November 2011

Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum


ULKUS PEPTIKUM

A. KONSEP DASAR

1. DEFINISI

Ulkus peptikum adalah suatu gambaran bulat atau semi bulat/oval pada permukaan mukosa lambung sehingga kontinuitas mukosa lambung terputus pada daerah tukak.

2. ETIOLOGI

Ulkus peptikum biasanya disebabkan oleh hipersekresi asam lambung, namun ini hanya merupakan salah satu faktor penyebab. Ulkus peptikum bisa pula disebabkan oleh:
 Dekstruksi mukosa lambung
 Obat-obatan (aspirin)
 Zat-zat perangsang (alkohol/kafein)
 Stress, emosi
 Helicobacter pylori

3. MANIFESTASI KLINIK

Gambaran klinis utama Ulkus peptikum adalah nyeri opigastrium yang intermittent, yang secara khas akan mereda setelah makan atau menelan antasida. Nyeri timbul 2 sampai 3 jam setelah makan atau pada malam hari sewaktu lambung keadaan kosong. Nyeri ini seringkali digambarkan nyeri teriris, terbakar atau rasa tidak nyaman. Remisi dan ekasorbasi merupakan ciri yang begitu khas sehingga nyeri di abdomen atas yang persisten.

Biasanya penderita tukak lambung akan mengalami penurunan BB secara umum penderita tukak gaster. Biasanya mengeluh dyspepsia. Dyspepsia adalah suatu sindrom keluhan beberapa penyakit saluran cerna seperti mual, muntah, kembung, rasa penuh ulu hati, cepat merasa kenyang.

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan radiogram dan barium.

B. ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

 Wawancara
 Riwayat Kesehatan Saat Ini
 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Riwayat Psikososial Keluarga
 Kebutuhan Dasar (pola makan, pola minum, pola eliminasi BAK, pola tidur, pola eliminasi BAB, aktivitas sehari-hari).
 Pemeriksaan Fisik (keadaan umum, kulit, kepala, mata, leher, mulut dan tenggorokan, hidung, dada, sistem pernafasan, sistem endokrin, sistem gastrointestinal, sistem musculoskeletal, sistem neurologi, sistem kardiovaskuler).

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b/d kerusakan kontinuitas mukosa lambung.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kurangnya intake oral.
3. Potensial perdarahan b/d kerusakan mukosa kapiler lambung.

III. INTERVENSI

1. Nyeri b/d kerusakan kontinuitas mukosa lambung.
Tujuan: Nyeri berkurang/hilang dengan kriteria: merasa rileks, mampu tidur/istirahat dengan tenang, nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit.

Intervensi:
1) Kaji tingkat nyeri, lokasi lamanya dan karakteristik nyeri serta faktor yang dapat memperburuk atau meredakan.
R/ Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan hal yang penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan terapi yang diberikan.
2) Beri dorongan untuk melakukan aktivitas yang meningkatkan istirahat dan relaksasi.
R/ Relaksasi otot menurunkan peristaltic dan menurunkan nyeri gastritis.
3) Anjurkan klien untuk makan dengan teratur.
R/ Makanan yang mencukupi jumlah partikel dalam lambung membantu menetralisir keasaman sekresi lambung
4) Dorong klien untuk menghindari merokok dan menurunkan masukan minuman yang mengandung alkohol ataupun kafein, dan makan yang mengandung gas.
R/ Alkohol pada lambung yang kosong akan mengikis lapisan mukosa. Merokok menurunkan sekresi bikarbonat pankreas yang meningkatkan keasaman sedangkan mencerna kafein dapat merangsang sekresi asam lambung.
5) Masase daerah yang nyeri jika pasien dapat mentoleransi sentuhan.
R/ Masase dapat meningkatkan relaksasi otot, memfokuskan perhatian dan meningkatkan kemampuan koping.
6) Kompres hangat pada daerah nyeri.
R/ Meningkatkan sirkulasi dan meningkatkan relaksasi otot.
7) Berikan obat sesuai indikasi mis: analgesik, aseraminofen, antasida.
R/ Menghilangkan nyeri dan menurunkan aktivitas peristaltic, meningkatkan kenyamanan dan istirahat, menurunkan keasaman lambung.
8) Berikan dan lakukan perubahan diit.
R/ Berguna untuk membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kurangnya intake oral.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria: intake nutrisi yang adekuat, selera makan meningkat, BB meningkat.

Intervensi:
1) Berikan makan sedikit tapi sering.
R/ Makan terlalu banyak mengakibatkan rangsangan berlebihan dan berulangnya gejala.
2) Diskusikan yang disukai klien dan masukkan dalam diet murni.
R/ Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi.
3) Bantu pasien dalam pemilihan makanan/cairan yang memenuhi kebutuhan nutrisi dan pembatasan bila diet dimulai.
R/ Kebiasaan diet sebelumnya mungkin tidak memuaskan pada pemenuhan kebutuhan saat ini untuk regenerasi jaringan dan penyembuhan.
4) Timbang berat badan setiap hari sesuai dengan indikasi.
R/ Mengkaji pemasukan yang adekuat.
5) Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
R/ menurunkan rangsangan penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
6) Berikan obat sesuai indikasi antiemetik.
R/ Untuk menekan timbulnya rangsangan yang dapat menghambat intake oral.

3. Potensial perdarahan b/d kerusakan mukosa kapiler lambung.
Tujuan: Mencegah perdarahan dengan kriteria: klien merasa nyaman/ tenang, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda perdarahan: hematonesis, pucat, kulit dingin, pusing, sianotik.

Intervensi:
1) Pantau terhadap darah samar pada aspirat lambung dan feses.
R/ Pengkajian yang sering dan cermat terhadap status dapat membantu mendiagnosa perdarahan sebelum status klien terganggu lebih parah.
2) Pantau pH lambung setiap 4 jam.
R/ Dengan mempertahankan pH lambung di bawah 5 telah menurunkan perdarahan.
3) Pantau tanda dan gejala hemoragi.
R/ Hemoragi adalah komplikasi paling umum dari penyakit Ulkus peptikum. Tanda dan gejala hemorogi dapat tersembunyi atau timbul secara bertahap dan cukup jelas dan massif.
4) Berikan obat sesuai indikasi.
R/ Pemberian obat yang sesuai dapat mengurangi adanya perdarahan.

IV. EVALUASI

1. Nyeri berkurang/hilang dengan kriteria: merasa rileks, mampu tidur/istirahat dengan tenang, nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit.
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria: intake nutrisi yang adekuat, selera makan meningkat, BB meningkat.
3. Mencegah perdarahan dengan kriteria: klien merasa nyaman/ tenang, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda perdarahan: hematonesis, pucat, kulit dingin, pusing, sianotik.

Oleh :
Uswatun asanah
10111546

Tidak ada komentar:

Posting Komentar