Manajemen Pada Luka Bakar
Pembersihan luka. Hidroterapi tetap
menjadi pilihan utama dalam penangan luka bakar untuk membersihkan
lukanya. Caranya adalah dengan pencelupan, penyiraman atau penyemprotan.
Sesi 30 menit atau kurang hidroterapi optimal untuk klien dengan luka
bakar akut. Waktu yang lebih lama dapat meningkatkan kehilangan sodium
melalui luka bakar dan dapat menyebabkan kehilangan panas, nyeri dan
stress. Selama hydroterapi, luka dicuci dengan salah satu jenis larutan.
Perawatan dilakukan untuk meminimalisisr perdarahan dan mempertahankan
temperatur tubuh selama prosedur. Klien yang tidak dapat diikutkan
hydroterapi adalah mereka yang hemodinamiknya tidak stabil dan mereka
yang menjalankan cangkok kulit. Jika hydroterapi tidak digunakan, luka
dibersihkan ketika klien di atas tempat tidur dan sebelum pemberian
antimicrobial agent.
Debridement. Debridement luka bakar
adalah pengangkatan eschar. Debridemen luka bakar dilakukan melaluii
cara mekanik, enxzimatik, dan bedah. Mekanikal debridemen dapat
dilakukan dengan penggunaan gunting dan forcep dengan hati-hati untuk
mengangkat dan menghilangkan eschar yang sudah mudah terlepas.
Penggantian balutan basah-kering adalah cara efektif debridemen yang
lain.
Enzimatik debridemen adalah dengan
pemberian protealitic dan fibrinolitik toikal pada luka bakar yang dapat
memudahkan pelepasan eschar. Enzimatik debridemen tidak digunakan
secara luas karena memiliki beberapa efek samping yang serius.
Surgical debridemen adalah tindakan
eksisi eschr dan penutupan luka. Awal eksisi surgical dimulai selama
minggu pertama setelah cedera, segera sesudah klien hamiknya stabil.
Keuntungan dari eksisi segera adalah mobilisasi lebih cepat dan
mengurangi lamanya waktu hospitalisasi. Kerugiannya adalah risiko
mengeksisi jaringan viable yng dapat sembuh dengan sendirinya.
Pemberian antimikrobial topikal
Awal penanganan luka deep
partial-thickness atau full thickness adalah dengan anti mikrobial. Obat
ini diberikan 1-2 kali setelah pembersihan, debridemen, dan inspeksi
luka. Perawat mengkaji untuk pelepasan eschar, adanya granulasi atau
reepitelisasi jaringan, dan manifestasi infeksi. Luka bakar diobati
dengan teknik balutan terutup atau terbuka. Untuk metode terbuka,
antimikrobial diolesi dengan tangan yang bersarung tangan dan luka
dibiarkan terbuka tanpa dibalut. Keuntungannya adalah memudahkan untuk
melihat luka, lebih bebas untuk bergerak, dan lebih mudah dalm melakukan
perawatan luka. Kerugiannya diantaranya adalah peningkatan risiko
hipotermia karena terekspos. Pada metode tertutup, balutan diberikan
antimikrobial kemudian digunakan untuk menutup luka. Keuntungannya
adalah menurunkan evaporasi cairan dan kehilangan panas dari permukaan
luka. Selain itu, balutan dapat membantu dalam debridemen. Kerugiannya
adalah mobilitas terbatas dan berpotensi untuk penurunan keefektifan
latihan ROM. Pengkajian luka juga jadi terbatas hanya padasaat
penggantian balutan dilakukan.
Memaksimalakan Fungsi
Mempertahankan fungsi yang optimal klien
dengan luka bakar adalah tantangan bagi seluruh anggota tim. Program
individual seperti splinting, latihan, ambulasi, melakukan ADL, terapi
penekanan sebaiknya dilakukan pada fase akut untuk memaksimalkan fungsi
pada penyembuhan dan kosmetik outcome. Latihan ROM aktif dilakukan pada
awal fase akut untuk meningkatkan resolusi dari edema dan mempertahankan
kekuatan dan fungsi ssendi. Selain itu, ADL efektif untuk
mempertahankan fungsi dan ROM. Ambulasi juga mempertahankan kekuatan dan
ROM pada ekstremitas bawah dan sebaiknya dimulai segera setlah klien
stabil secara fisiologis. ROM pasif dan peregangan harus menjadi bagian
dari pengobatan harian jika klien tidak dapat melakukan latihan ROM
aktif. Splint digunakan untuk mempertahankan posisi sendi yang tepat dan
mencegah atau memperbaiki kontraktur.
Memberikan suport psikologi
Periode terpanjang penyesuaian diri
terjadi selama fase akut. Penderita luka bakar dewasa dapat menujukkan
respon emosional dan psikologi yang bervariasi. Biarkan klien
mengekspresikan kekhawatiran dan memvalidasi bahwa mereka ”normal”
penting dalam pemberian dukungan. Jadi pendengan yang aktif dan biarkan
klien membicarakan tentang kecelkaannya. Menceritakan kembali
secaradetail dan berulang-ulang tentang kejadian sangat berguna untuk
menurunkan kepekaan klien terhadap ketakutan dan mimpi buruk. Melibatkan
klien dalam perawatan diri mereka sendiri membantu mereka untukmerasa
adanya pengontrolan yang berada di bawah tanggung jawabnya. Intervensi
seperti ini telah terbukti efektif dalam mensuport kebutuhan psikologi
klien.
Pencegahan infeksi
Infection control adalah komponen utama
dalam manajemen luka bakar. Infection control dibutuhkan untuk manajemen
luka bakar untuk mengontrol transmisi mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi atau kolonisasi. Infection control itu meliputi
penggunaan sarung tangan, penutup kepala, masker, penutup sepatu, dan
apron plastik. Staf dan pengunjung tidak diperbolehkan untuk kontak
dengan klien jika memiliki infeksi kulit, saluran gastrointestinal atau
pernapasan.
Memberikan support metabolik
Mempertahankan nutrisi yang adekuat
selama fase akut dalamluka bakar adalah penting dalam membantu
penyembuhan luka dan pengontrolan infeksi. BMR bisa meningkat 40-100%
lebih tinggi dibandingkan normal, tergantung luasnya luka. Pemberian
nutrisi yang agresiv dibutuhkan untuk menangani peningkatan kebutuhan
energi untuk membantu penyembuhan dan mencegah efek katabolisme yang
tidak diinginkan.
Meminimalisir nyeri
Nyeri adalah masalah yang signifikan
selama klien dirawat di rumah sakit. Selama fase akut, dilakukan
percobaan untuk menemukan kombinasi medikasi dan intervensi yang tepat
untuk meminimalisir ketidaknyamanan dan nyeri yang berhubungan dengan
luka.
Oleh :
Uswatun Hasanah
10111546
Oleh :
Uswatun Hasanah
10111546
Tidak ada komentar:
Posting Komentar