penyakit paru obstruksi menahun
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF MENAHUN (PPOM)
1. Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Menahun /PPOM (Chronic Obstructive Pulmonary Disease/COPD) adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau bronkitis kronis.
PPOM lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat fatal.
PPOM juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga, sehingga diduga ada faktor yang dirurunkan.Bekerja di lingkungan yang tercemar oleh asap kimia atau debu yang tidak berbahaya, bisa meningkatkan resiko terjadinya PPOM. Tetapi kebiasaan merokok pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan seseorang, dimana sekitar 10-15% perokok menderita PPOM.Angka kematian karena emfisema dan bronkitis kronis pada perokok sigaret lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian karena PPOM pada bukan perokok. Sejalan dengan pertambahan usia, perokok sigaret akan mengalami penurunan fungsi paru-paru yang lebih cepat daripada bukan perokok. Semakin banyak sigaret yang dihisap, semakin besar kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru-paru.
PPOM juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga, sehingga diduga ada faktor yang dirurunkan.Bekerja di lingkungan yang tercemar oleh asap kimia atau debu yang tidak berbahaya, bisa meningkatkan resiko terjadinya PPOM. Tetapi kebiasaan merokok pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan seseorang, dimana sekitar 10-15% perokok menderita PPOM.Angka kematian karena emfisema dan bronkitis kronis pada perokok sigaret lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian karena PPOM pada bukan perokok. Sejalan dengan pertambahan usia, perokok sigaret akan mengalami penurunan fungsi paru-paru yang lebih cepat daripada bukan perokok. Semakin banyak sigaret yang dihisap, semakin besar kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru-paru.
2. Anatomi Fisiologi
1. Hidung
Hidung
merupakan saluran pernafasan teratas. Hidung adalah bangunan berongga
yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah menjadi rongga hidung kiri dan
kanan. Masing-masing rongga di bagian depan berhubungan ke luar melalui
nares (lubang hidung) anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian
atas faring (nasofaring). Didalam saluran pernafasan, rongga hidung
berfungsi sebagai berikut :
a) Penyaringan (filtrasi
b) Penghangatan (heating),
c) Pelembaban (humidifikasi),
2. Faring
Faring lebih dikenal dengan sebutan tenggorok atau kerongkongan. Terdiri atas :
a) Nasofaring
, Nasofaring terletak tepat sebelah belakang rongga hidung, di bawah
dasar tengkorak, dan di sebelah depan vertebrae servikalis ke 1 dan ke
2. Nasofaring bagian depan ke luar ke rongga hidung dan bagian bawah ke
luar ke orofaring. Auditorius (Tuba Eustakhia) bermuara pada nasofaring. Tuba ini berfungsi menyeimbangkan tekanan pada kedua sisi membran timpani.
b) Orofaring,
Orofaring merupakan saluran penghubung ke sistem pencernaan dan sistem
pernafasan, karena makanan masuk kedalamnya dari nasofaring dan
paru-paru.
c) Laringofaring,
merupakan bagian dari faring yang tepat di belakang laring, dan dengan
ujung bawah esofagus. Pada daerah laringofaring bertemu sistem pernafasan
dan pencernaan. Udara melalui bagian anterior ke dalam laring, dan
makanan lewat posterior ke dalam esofagus melalui epiglotis yang
fleksibel.
3. Laring
Laring
terletak pada garis tengah bagian depan leher, terbenam dalam kulit,
kelenjar tiroid dan beberapa otot kecil, serta pada bagian depan
laringofaringeus dan bagian atas esofagus. Laring bukan hanya berfungsi
sebagai jalan udara dari faring ke saluran nafas lainnya, namun juga menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai untuk berbicara dan bernyanyi.
Laring merupakan struktur yang lengkap, yaitu meliputi :
a) Kartilago
b) Membran
c) Pita suara
d) otot
4. Trakhea
Trakhea
adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 –12 cm,
terletak di bagian depan esofagus, dari mulai bagian bawah krikoid
kartilago laring dan berakhir setinggi vertebrae torakal IV atau V.
Trakhea bercabang menjadi bronchus kiri dan kanan.
5. Bronkhus
Trakhea
bercabang menjadi bronchus utama (primer) kiri dan kanan. Bronkhus
kanan lebih gemuk dan pendek serta lebih vertikal dibandingkan dg
bronchus kiri. Bronchus dibagi ke dalam 5 bronchus sekunder (Lobus).
Masing-masing lobus dikelilingi oleh jaringan penyambung, pembuluh
darah, saraf, dan pembuluh limfatik.
Bronchus
dilapisi oleh cilia yang berfungsi menangkap partikel-partikel dan
mendorong sekret ke atas untuk selanjutnya dikeluarkan melalui batuk
atau ditelan.
6. Bronkhiolus
Bronkhiolus
merupakan percabangan yang ukuran salurannya telah mengecil sampai
berdiameter 1 mm dan turut dalam menyusun lobulus paru. Bronchiolus
memasuki lobulus pada bagian puncaknya, bercabang-cabang lagi membentuk 4
– 7 bronchiolus terminalis, dan masing-masing bercabang lagi menjadi 2 bronchiolus respiratorius. Bagian ini bercabang lagi lebih dari 3 x duktus alveolaris, yang lebih lanjut dapat bercabang 2 sebelum menjadi sakus alveolaris dan alveoli. Pertukaran gas berlangsung mulai dari bronchus respiratorius sampai alveoli
7. Alveolus
Duktus
alveolus merupakan cabang dari bronchus respiratorius. Alveolus adalah
unit fungsional paru sebagai tempat pertukaran gas. Setiap paru
mengandung ± 350 juta alveoli, masing-masing dikelilingi kapiler darah.
Alveoli berkelompok mirip buah anggur dan menyediakan permukaan yang
amat luas bagi pertukaran gas, yaitu 60 – 70 mm2. Duktus alveolus
merupakan cabang dari bronchus respiratorius. Alveolus adalah unit
fungsional paru sebagai tempat pertukaran gas. Setiap paru mengandung ±
350 juta alveoli, masing-masing dikelilingi kapiler darah. Alveoli
berkelompok mirip buah anggur dan menyediakan permukaan yang amat luas
bagi pertukaran gas, yaitu 60 – 70 mm2.
8. Paru – paru
Paru-paru
terdiri dari 2 belahan yaitu kiri dan kanan. Paru kanan dibagi oleh dua
buah fisura ke dalam tiga lobus : lobus pulmo dekstra superior, lobus
media, dan lobus inferior. Paru kiri dibagi oleh sebuah fisura kedalam
dua lobus; lobus pulmo sinistra superior dan lobus inferior
3. Etiologi
penyebab dari penyumbatan aliran udara pada penyakit ini, yaitu emfisema dan bronkitis kronis.
Emfisema adalah suatu pelebaran kantung udara kecil (alveoli)
di paru-paru, yang disertai dengan kerusakan pada dindingnya. Dalam
keadaan normal, sekumpulan alveoli yang berhubungan ke saluran nafas
kecil (bronkioli),
membentuk struktur yang kuat dan menjaga saluran pernafasan tetap
terbuka. Pada emfisema, dinding alveoli mengalami kerusakan, sehingga
bronkioli kehilangan struktur penyangganya. Dengan demikian, pada saat
udara dikeluarkan, bronkioli akan mengkerut. Struktur saluran udara
menyempit dan sifatnya menetap.
Bronkitis kronis adalah
batuk menahun yang menetap, yang disertai dengan pembentukan dahak dan
bukan merupakan akibat dari penyebab yang secara medis diketahui
(misalnya kanker paru-paru). Pada saluran udara kecil terjadi
pembentukan jaringan parut, pembengkakan lapisan, penyumbatan parsial
oleh lendir dan kejang pada otot polosnya. Penyempitan ini bersifat
sementara. Adanya bahan-bahan iritan menyebabkan peradangan pada
alveoli. Jika suatu peradangan berlangsung lama, bisa terjadi kerusakan
yang menetap.
Pada alveoli yang meradang, akan terkumpul sel-sel darah putih yang akan menghasilkan enzim-enzim (terutama neutrofil elastase), yang akan merusak jaringan penghubung di dalam dinding alveoli. Merokok akan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada pertahanan paru-paru, yaitu dengan cara merusak sel-sel seperti rambut (silia) yang secara normal membawa lendir ke mulut dan membantu mengeluarkan bahan-bahan beracun. Tubuh menghasilkan protein alfa-1-antitripsin, yang memegang peranan penting dalam mencegah kerusakan alveoli oleh neutrofil estalase. Ada suatu penyakit keturunan yang sangat jarang terjadi, dimana seseorang tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit alfa-1-antitripsin, sehingga emfisema terjadi pada awal usia pertengahan (terutama pada perokok).
Pada alveoli yang meradang, akan terkumpul sel-sel darah putih yang akan menghasilkan enzim-enzim (terutama neutrofil elastase), yang akan merusak jaringan penghubung di dalam dinding alveoli. Merokok akan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada pertahanan paru-paru, yaitu dengan cara merusak sel-sel seperti rambut (silia) yang secara normal membawa lendir ke mulut dan membantu mengeluarkan bahan-bahan beracun. Tubuh menghasilkan protein alfa-1-antitripsin, yang memegang peranan penting dalam mencegah kerusakan alveoli oleh neutrofil estalase. Ada suatu penyakit keturunan yang sangat jarang terjadi, dimana seseorang tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit alfa-1-antitripsin, sehingga emfisema terjadi pada awal usia pertengahan (terutama pada perokok).
4. Gejala
gejala
awal dari PPOM, yang bisa muncul setelah 5-10 tahun merokok, adalah
batuk dan adanya lendir. Batuk biasanya ringan dan sering
disalah-artikan sebagai batuk normal perokok, walaupun sebetulnya tidak
normal. Sering terjadi nyeri kepala dan pilek. Selama pilek, dahak
menjadi kuning atau hijau karena adanya nanah. Lama-lama gejala tersebut
akan semakin sering dirasakan. Bisa juga disertai mengi/bengek.
Pada
umur sekitar 60 tahun, sering timbul sesak nafas waktu bekerja dan
bertambah parah secara perlahan. Akhirnya sesak nafas akan dirasakan
pada saat melakukan kegiatan rutin sehari-hari, seperti di kamar mandi,
mencuci baju, berpakaian dan menyiapkan makanan. Sepertiga penderita
mengalami penurunan berat badan, karena setelah selesai makan mereka
sering mengalami sesak yang berat sehingga penderita menjadi malas
makan.
Pembengkakan pada kaki sering terjadi karena adanya gagal jantung.
Pada stadium akhir dari penyakit, sesak nafas yang berat timbul bahkan pada saat istirahat, yang merupakan petunjuk adanya kegagalan pernafasan akut.
Pada stadium akhir dari penyakit, sesak nafas yang berat timbul bahkan pada saat istirahat, yang merupakan petunjuk adanya kegagalan pernafasan akut.
5. Diagnosa
Pada PPOM yang ringan, mungkin tidak ditemukan kelainan selama pemeriksaan fisik, kecuali terdengarnya beberapa mengi pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop. Suara pernafasan pada stetoskop juga terdengar lebih keras.
Biasanya foto dada juga normal.
Pada PPOM yang ringan, mungkin tidak ditemukan kelainan selama pemeriksaan fisik, kecuali terdengarnya beberapa mengi pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop. Suara pernafasan pada stetoskop juga terdengar lebih keras.
Biasanya foto dada juga normal.
Untuk
menunjukkan adanya sumbatan aliran udara dan untuk menegakkan
diagnosis, dilakukan pengukuran volume penghembusan nafas dalam 1 detik
dengan menggunakan spirometri. Pada penderita PPOM akan terjadi penurunan aliran udara selama penghembusan nafas.
Jika
PPOM terjadi pada usia muda, dicurigai adanya kekurangan
alfa-1-antitripsin, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan darah untuk
mengetahui kadar afa-1-antitripsin dalam darah.
6. Pengobatan
Karena merokok sigaret merupakan penyebab paling penting dari PPOM, maka pengobatan utama adalah berhenti merokok. Menghentikan kebiasaan merokok pada saat penyumbatan airan udara masih ringan atau sedang, akan memperlambat timbulnya sesak nafas. Tetapi, berhenti merokok pada stadium manapun dari penyakit ini, pasti akan memberikan banyak keuntungan.
Penderita juga harus mencoba untuk menghindari pemaparan terhadap bahan iritan lainnnya di udara.
Karena merokok sigaret merupakan penyebab paling penting dari PPOM, maka pengobatan utama adalah berhenti merokok. Menghentikan kebiasaan merokok pada saat penyumbatan airan udara masih ringan atau sedang, akan memperlambat timbulnya sesak nafas. Tetapi, berhenti merokok pada stadium manapun dari penyakit ini, pasti akan memberikan banyak keuntungan.
Penderita juga harus mencoba untuk menghindari pemaparan terhadap bahan iritan lainnnya di udara.
Unsur-unsur
dari penyumbatan aliran udara yang bisa diperbaiki adalah kejang otot,
peradangan dan peningkatan jumlah lendir. Perbaikan dari unsur-unsur
tersebut akan mengurangi gejala-gejala. Kejang otot bisa dikurangi
dengan memberikan bronkodilator, termasuk agonis reseptor beta-adrenergik (albuterol inhaler) dan theophylline per-oral
(melalui mulut) yang diserap lambat. Peradangan bisa dikurangi dengan
memberikan corticosteroid, tetapi hanya 20% penderita yang memberikan
respon terhadap corticosteroid.
Tidak ada pengobatan terpercaya yang dapat mengurangi kekentalan lendir sehingga mudah dikeluarkan melalui batuk. Tetapi menghindari dehidrasi bisa mencegah pengentalan lendir. Minum cairan yang cukup untuk menjaga air kemih tetap encer dan bening. Pada PPOM yang berat, terapi pernafasan bisa membantu menghilangkan lendir di dada.
Tidak ada pengobatan terpercaya yang dapat mengurangi kekentalan lendir sehingga mudah dikeluarkan melalui batuk. Tetapi menghindari dehidrasi bisa mencegah pengentalan lendir. Minum cairan yang cukup untuk menjaga air kemih tetap encer dan bening. Pada PPOM yang berat, terapi pernafasan bisa membantu menghilangkan lendir di dada.
Terapi
oksigen jangka panjang akan memperpanjang hidup penderita PPOM yang
berat dan penderita dengan kadar oksigen darah yang sangat rendah.
Oksigen diberikan 12 jam/hari. Hal ini akan mengurangi kelebihan sel darah merah yang disebabkan menurunnya kadar oksigen dalam darah, memperbaiki fungsi mental dan memperbaiki gagal jantung akibat PPOM. Terapi oksigen juga bisa memperbaiki sesak nafas selama beraktivitas.
Oksigen diberikan 12 jam/hari. Hal ini akan mengurangi kelebihan sel darah merah yang disebabkan menurunnya kadar oksigen dalam darah, memperbaiki fungsi mental dan memperbaiki gagal jantung akibat PPOM. Terapi oksigen juga bisa memperbaiki sesak nafas selama beraktivitas.
Program
latihan bisa dilakukan di rumah. Program ini bisa meningkatkan kualitas
hidup dan kemandirian penderita, menurunkan frekuensi dan lamanya
perawatan di rumah sakit dan meningkatkan kemampuan berlatih meskipun
fungsi paru-parunya belum pulih sempurna.
Untuk melatih kaki bisa dilakukan latihan sepeda statis, naik-turun tangga dan berjalan.
Untuk melatih lengan bisa dilakukan latihan angkat beban.
Untuk melatih kaki bisa dilakukan latihan sepeda statis, naik-turun tangga dan berjalan.
Untuk melatih lengan bisa dilakukan latihan angkat beban.
Untuk
penderita dengan kekurangan alfa-1-antitripsin yang berat, bisa
diberikan protein pengganti melalui pemberian protein melalui infus
setiap minggu.
Pencangkokan paru-paru bisa dilakukan pada penderita dibawah usia 50 tahun.
Pencangkokan paru-paru bisa dilakukan pada penderita dibawah usia 50 tahun.
Pada penderita dengan emfisema yang berat, bisa dilakukan pembedahan yang disebut operasi reduksi volume paru-paru.
Prosedurnya rumit dan penderita harus berhenti merokok setidaknya 6
bulan sebelum pembedahan dan menjalani program latihan intensif.
Pembedahan akan memperbaiki fungsi paru-paru dan kemampuan berlatih.
Pembedahan akan memperbaiki fungsi paru-paru dan kemampuan berlatih.
7. Prognosis
30%
penderita PPOM dengan sumbatan yang berat akan meninggal dalam waktu 1
tahun, dan 95% meninggal dalam waktu 10 tahun. Kematian bisa disebabkan
oleh kegagalan pernafasan, pneumonia, pneumotoraks(masuknya udara ke dalam rongga paru), aritmia jantung atau emboli paru(penyumbatan arteri yang menuju ke paru-paru).
Penderita PPOM juga memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya kanker paru.
Penderita PPOM juga memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya kanker paru.
8. Pencegahan
Jika
penderita mengalami influenza atau pneumonia, PPOM akan semakin
memburuk dengan jelas. Karena itu, penderita PPOM harus mendapatkan
vaksinasi influenza setiap tahun dan vaksinasi pneumokokus setiap 6
tahun atau lebih.
oLeh :
Uswatun Hasanah
10111546
oLeh :
Uswatun Hasanah
10111546
Tidak ada komentar:
Posting Komentar